Permintaan Kredit Baru Meningkat, Bank Indonesia Catat Optimisme Perbankan Terjaga

Kamis, 24 Juli 2025 | 09:42:30 WIB
Permintaan Kredit Baru Meningkat, Bank Indonesia Catat Optimisme Perbankan Terjaga

JAKARTA - Dinamika sektor perbankan nasional menunjukkan geliat positif sepanjang triwulan II 2025. Hasil Survei Perbankan yang dirilis Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penyaluran kredit baru mengalami peningkatan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru yang mencapai 85,22%.

Meski angka tersebut masih sedikit lebih rendah dibandingkan capaian pada triwulan II tahun lalu yang sebesar 89,11%, namun peningkatan dari 55,07% pada triwulan I 2025 menunjukkan tren pemulihan yang solid. Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi menjadi dua pendorong utama dalam lonjakan permintaan kredit tersebut.

Perkembangan ini mencerminkan semakin membaiknya kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi serta meningkatnya kebutuhan pembiayaan untuk memperkuat aktivitas produksi dan ekspansi usaha.

Proyeksi Optimis untuk Triwulan Berikutnya

Bank Indonesia memproyeksikan tren peningkatan kredit akan terus berlanjut pada triwulan III 2025. Dalam survei tersebut, prakiraan SBT kredit baru tercatat sebesar 81,71%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tetap optimistis terhadap pertumbuhan sektor pembiayaan perbankan dalam waktu dekat.

Konsistensi pertumbuhan ini tak lepas dari sejumlah faktor penunjang seperti stabilitas makroekonomi, keberlanjutan aktivitas industri, serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter. Optimisme ini juga turut memperkuat ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di semester kedua tahun ini.

Meskipun terjadi pengetatan dalam kebijakan penyaluran kredit, pelaku perbankan masih melihat ruang yang cukup luas untuk tetap mendorong kredit produktif, khususnya kepada segmen-segmen usaha yang dinilai memiliki prospek positif dan risiko yang terukur.

Pengetatan Standar Kredit Jadi Strategi Mitigasi Risiko

Survei Bank Indonesia juga mencatat bahwa meskipun penyaluran kredit meningkat, pihak perbankan menerapkan standar yang lebih berhati-hati dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari nilai Indeks Lending Standard (ILS) yang berada pada angka positif 0,08, lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2025.

Aspek-aspek yang mengalami pengetatan antara lain adalah plafon kredit, premi risiko kredit, persyaratan agunan, serta administrasi dokumen. Pendekatan ini merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko, terutama dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan potensi perlambatan di beberapa sektor industri.

Meski demikian, pada triwulan III 2025, standar penyaluran kredit diperkirakan tidak akan jauh berbeda, dengan ILS sebesar 0,02. Ini menunjukkan bahwa perbankan akan tetap selektif, namun tidak sepenuhnya membatasi ekspansi kredit yang potensial.

Kredit Produktif Jadi Fokus Utama Perbankan

Dalam komposisi kredit yang disalurkan, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi mendominasi kontribusi terhadap pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan upaya mendorong produktivitas sektor riil yang saat ini masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Peningkatan penyaluran kredit ke sektor produktif diharapkan mampu memberikan multiplier effect terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan konsumsi, serta memperkuat struktur perekonomian domestik.

Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga masih menjadi sasaran utama ekspansi kredit, mengingat perannya yang strategis dalam perekonomian nasional. Bank Indonesia mencatat bahwa dukungan pembiayaan terhadap UMKM terus diperluas, dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.

Proyeksi Pertumbuhan Kredit Tetap Terjaga

Para responden dalam survei Bank Indonesia menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan outstanding kredit hingga akhir tahun 2025. Ekspektasi ini ditopang oleh sejumlah faktor, di antaranya kondisi ekonomi makro yang stabil, arah kebijakan moneter yang suportif, serta terjaganya risiko kredit pada level yang relatif rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa sektor perbankan nasional masih memiliki ruang pertumbuhan yang menjanjikan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembiayaan di berbagai sektor. Selain itu, digitalisasi layanan keuangan juga turut mendorong efektivitas penyaluran kredit dan memperluas jangkauan pembiayaan ke segmen-segmen yang sebelumnya kurang terlayani.

Bank Indonesia memastikan akan terus memantau perkembangan sektor kredit secara ketat serta memberikan dukungan kebijakan yang diperlukan agar pertumbuhan kredit tetap sehat dan inklusif.

Terkini

Daftar Simulasi Kredit Mobil Ayla DP 5 Juta

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:07 WIB

10 Aplikasi Online Shop Luar Negeri Paling Praktis

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:05 WIB

Aplikasi Online Indomaret: Panduan Mendaftar dan Cara Belanja

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:05 WIB

15 Rekomendasi Asuransi Jiwa Terbaik 2025

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:04 WIB