Penerbangan Toraja Seko Tetap Beroperasi

Kamis, 24 Juli 2025 | 10:46:31 WIB
Penerbangan Toraja Seko Tetap Beroperasi

JAKARTA - Bandara Buntu Kuni di Toraja kini hanya mengoperasikan satu rute penerbangan, yaitu Toraja–Seko. Hal ini terjadi setelah dua rute lainnya, yakni Toraja–Manado dan Toraja–Balikpapan, resmi dihentikan pada bulan Juli 2025. Meski menyisakan satu jalur penerbangan, operasional bandara tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat wilayah terpencil.

Penutupan dua rute tersebut merupakan respons atas rendahnya tingkat keterisian penumpang serta terbatasnya dukungan subsidi dari pemerintah. Menurut First Officer Wings Air, Masri, langkah ini terpaksa diambil setelah dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi di lapangan, termasuk analisa tingkat permintaan dan biaya operasional yang ditanggung maskapai.

Tingginya Harga Tiket Jadi Kendala Utama

Salah satu penyebab utama minimnya penumpang pada rute yang ditutup adalah harga tiket yang dinilai tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi sebagian besar masyarakat. Rute Toraja–Makassar, misalnya, dijual dengan harga mencapai Rp1,28 juta per perjalanan. Sementara itu, rute Toraja–Manado memiliki harga sekitar Rp1,01 juta sekali jalan.

Perbedaan harga yang cukup signifikan ini menjadi tantangan besar dalam menarik minat masyarakat untuk menggunakan jalur udara. Apalagi jika dibandingkan dengan rute Toraja–Seko, yang tiketnya masih terjangkau di kisaran Rp225 ribu, selisih tersebut cukup mencolok dan berdampak pada keputusan calon penumpang dalam memilih moda transportasi.

Faktor daya beli masyarakat lokal juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan operasional sebuah rute. Apabila harga tiket tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi, maka minat untuk bepergian melalui jalur udara pun ikut menurun.

Penghentian Rute Baru yang Belum Genap Sebulan

Yang cukup disayangkan, salah satu rute yang ditutup yakni Toraja–Manado, sebenarnya merupakan rute baru yang belum genap sebulan beroperasi. Rute ini sebelumnya diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen (Purn) TNI Yulius Selvanus pada 7 Juli 2025. Sayangnya, antusiasme pada awal peluncuran tak cukup untuk menjamin kelangsungan operasional, lantaran keterisian pesawat tidak sesuai harapan.

Meski telah dilakukan sosialisasi dan promosi, rute ini tetap kesulitan menjaring jumlah penumpang yang memadai. Ketimpangan antara harga tiket dan kemampuan masyarakat menjadi tantangan besar yang belum teratasi. Padahal rute ini memiliki potensi untuk mendukung konektivitas antara Toraja dan Sulawesi Utara, baik dari sisi ekonomi maupun pariwisata.

Pihak maskapai pun menyayangkan keputusan tersebut, namun menekankan bahwa kelangsungan operasional rute harus mempertimbangkan efisiensi dan keberlanjutan. Mengoperasikan pesawat dengan kapasitas terisi rendah dalam jangka panjang akan merugikan maskapai dan berdampak terhadap layanan publik.

Ketidakpastian Jadwal Pengaktifan Kembali Penerbangan

Masri menambahkan, belum ada kepastian kapan rute penerbangan komersial ke Toraja akan kembali dibuka. Keputusan tersebut masih menunggu arahan dari manajemen pusat Wings Air serta pihak otoritas penerbangan nasional. Evaluasi yang mendalam perlu dilakukan agar jika rute dibuka kembali, operasionalnya bisa lebih efektif dan efisien.

Sementara itu, pembukaan kembali jalur penerbangan juga bergantung pada faktor eksternal lainnya, seperti dukungan subsidi pemerintah dan upaya promosi untuk meningkatkan daya tarik destinasi Toraja sebagai tujuan wisata. Dukungan dari sektor pariwisata dan pemerintah daerah menjadi penting untuk memastikan keberlangsungan transportasi udara di wilayah ini.

Dalam konteks ini, partisipasi pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong peningkatan aksesibilitas ke wilayah pegunungan seperti Toraja. Bila tersedia insentif atau subsidi tambahan, maka maskapai memiliki peluang lebih besar untuk kembali melayani jalur penerbangan yang sebelumnya dihentikan.

Konektivitas Masih Dijaga Lewat Jalur Udara ke Seko

Meski rute ke beberapa kota besar telah dihentikan, layanan penerbangan ke Seko masih menjadi penyambung penting antara wilayah pedalaman dengan pusat aktivitas ekonomi. Rute Toraja–Seko memiliki peran vital dalam mendukung mobilitas masyarakat dan pengiriman logistik, terutama karena kondisi geografis daerah tersebut yang sulit dijangkau lewat jalur darat.

Tiket rute ini yang relatif murah   Rp225 ribu per orang  menjadi salah satu alasan keberlangsungan layanan hingga saat ini. Selain itu, kebutuhan masyarakat Seko terhadap transportasi udara masih tinggi, mengingat letak wilayah yang cukup terpencil dan akses jalan yang belum sepenuhnya memadai.

Melalui jalur ini, Bandara Buntu Kuni tetap menjalankan fungsinya sebagai gerbang penghubung daerah pegunungan. Keberadaan layanan penerbangan ke Seko juga membuka peluang bagi sektor lain seperti kesehatan, pendidikan, dan perdagangan untuk tetap terlayani meski dalam skala terbatas.

Terkini