JAKARTA - Krisis kemanusiaan yang melanda Palestina terus mengundang simpati dan aksi nyata dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam sebuah inisiatif kemanusiaan bernama Winter Extreme Program 2025, bantuan logistik dan kebutuhan pokok disalurkan untuk mendukung warga Palestina menghadapi musim dingin yang ekstrem. Salah satu tokoh Indonesia yang terlibat langsung dalam misi ini adalah mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang berpartisipasi bersama relawan dan musisi Chiki Fawzi untuk mendistribusikan bantuan di lapangan.
Program ini tidak hanya menjadi simbol solidaritas, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari dukungan rakyat Indonesia terhadap warga Palestina yang terus berjuang di tengah krisis berkepanjangan. Anies Baswedan tiba di Yordania sebagai bagian dari kolaborasi dengan TIM PEDULI, sebuah organisasi relawan yang berfokus pada bantuan bagi pengungsi Palestina dan Suriah. Dari Yordania, mereka melanjutkan perjalanan untuk menyalurkan bantuan kepada warga Palestina yang terdampak konflik berkepanjangan.
"Kami semua di sini bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga membawa pesan solidaritas dari Indonesia. Solidaritas kepada saudara kita di Palestina yang selama ini berjuang di tengah kesulitan," ujar Anies Baswedan saat berada di lokasi. Seperti diungkapkan dalam unggahan Instagram Chiki Fawzi, aksi ini adalah "Bareng-bareng kita bergerak untuk Palestina. Ingat, kita punya hutang konstitusi kepada Palestina."
Bantuan yang disalurkan mencakup perlengkapan musim dingin seperti pakaian hangat, selimut, makanan, dan obat-obatan dasar. Kotak-kotak bantuan bertuliskan "Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina" disertai bendera merah putih, menegaskan dukungan tulus dari masyarakat Indonesia. Bantuan ini juga mencakup makanan dan obat-obatan untuk mendukung warga yang mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan, serta bantuan medis bagi mereka yang terluka akibat konflik.
Selain mendistribusikan bantuan, Anies dan tim relawan juga mengunjungi King Hussein Cancer Center di Amman, Yordania. Di sini, mereka bertemu dengan anak-anak pengungsi Palestina yang tengah menjalani perawatan kanker. Kunjungan ini bukan hanya untuk menyerahkan bantuan materi, tetapi juga untuk memberikan dukungan moral kepada para pasien dan staf medis.
Respons masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif. Dalam waktu singkat, unggahan Instagram Chiki Fawzi yang mendokumentasikan momen penyaluran bantuan mendapat lebih dari 220 ribu likes. Banyak warganet yang mengapresiasi aksi nyata ini dengan berbagai komentar seperti, "Salut! Kepedulian tanpa banyak publikasi, langsung terjun ke lapangan," dan "Pria tidak banyak bicara, tahu-tahu sudah di Palestina." Respon positif ini membuktikan tingginya tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap krisis yang dihadapi Palestina.
Dukungan besar dari masyarakat ini menjadi bukti bahwa isu kemanusiaan yang dialami Palestina masih menjadi perhatian utama. Rakyat Indonesia berharap bahwa aksi Anies Baswedan dan Chiki Fawzi ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam aksi kemanusiaan serupa, baik dalam skala kecil maupun besar.
Partisipasi aktif dalam kegiatan kemanusiaan internasional seperti ini menggarisbawahi peran penting yang dimainkan oleh masyarakat sipil dalam menghadapi tantangan global. Bantuan dari Indonesia, baik melalui individu maupun organisasi seperti TIM PEDULI, menunjukkan bahwa kepedulian tidak berbatas wilayah. "Kita melakukan semua ini agar tidak ada satu pun dari saudara kita yang merasa sendirian dalam kesulitan. Setiap tindakan kecil, setiap uluran tangan, dapat membawa harapan baru," tutur Anies Baswedan dalam sebuah wawancara.
Aksi ini menegaskan komitmen dan tanggung jawab sosial Indonesia di kancah internasional, terutama dalam isu-isu kemanusiaan. Dengan adanya dukungan besar dari berbagai pihak dan publik Indonesia, diharapkan upaya ini dapat meringankan beban masyarakat Palestina yang menghadapi cuaca ekstrem musim dingin sambil berjuang melawan tantangan keseharian di tengah situasi yang sulit. Bantuan ini adalah secercah harapan bagi mereka yang berjuang di garda depan, tak hanya dalam segi materi, tetapi juga sebagai pengingat bahwa mereka tidak dilupakan.