JAKARTA - Di tengah dinamika pasar global dan volatilitas harga komoditas, harga emas batangan di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada Rabu, 26 Februari 2025, harga emas di Butik Emas Logam Mulia Aneka Tambang Tbk (ANTM) merosot Rp 13.000 per gram, menjadi Rp 1.694.000 dari harga sebelumnya Rp 1.707.000 per gram. Penurunan ini menandai perubahan tren harga yang telah mengalami kenaikan stabil selama bulan sebelumnya.
"Penurunan harga emas ini mencerminkan respon pasar terhadap fluktuasi ekonomi global dan kekuatan mata uang dolar AS yang saat ini sedang menguat, mempengaruhi permintaan akan logam mulia di tingkat internasional," ujar Dian Nugraha, analis pasar komoditas dari PT Logam Indonesia. Dian menambahkan bahwa perubahan tingkat suku bunga di Amerika Serikat juga turut menjadi faktor yang menekan harga emas.
Penurunan harga ini tidak hanya terjadi pada emas dengan satuan kecil, melainkan di seluruh kategori berat yang ditawarkan oleh Logam Mulia Antam. Misalnya, harga emas ukuran 2 gram kini dihargai Rp 3.328.000, mengalami penurunan sebesar Rp 26.000 dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 3.354.000. Sedangkan emas ukuran 5 gram dihargai Rp 8.245.000, turun dari Rp 8.310.000. Penurunan harga tetap konsisten di semua kategori, termasuk untuk ukuran 10 gram yang kini dihargai Rp 16.435.000, turun dari Rp 16.565.000.
Di Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung, Jakarta, penurunan serupa juga terjadi dengan harga emas ukuran 0,5 gram yang tidak tercatat alias habis, sementara ukuran 2 gram dan 5 gram masing-masing terdaftar pada harga Rp 3.328.000 dan Rp 8.245.000. Produk emas dan perak batangan dari Antam mencatat variasi harga yang tergantung pada berat batangnya disebabkan oleh biaya cetak tambahan untuk batang kecil, sehingga cenderung lebih mahal per gramnya dibandingkan dengan batang yang lebih besar.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga mengalami penyesuaian menjadi Rp 1.544.000 per gram. Ini menegaskan bahwa meskipun terjadi penurunan saat ini, harga emas secara keseluruhan dalam satu bulan terakhir telah mengalami kenaikan dengan persentase sebesar 5,15%. Pada tanggal 26 Januari lalu, harga emas tercatat sebesar Rp 1.611.000 per gram, mencerminkan kenaikan yang substansial hingga akhir bulan.
Analisis data historis mengungkap bahwa sejak 19 Februari 2025, harga emas Antam sebenarnya sudah meningkat Rp 3.000 per gram dari Rp 1.691.000 menjadi Rp 1.694.000 pada hari ini. Grafik harga emas menunjukkan fluktuasi yang dinamis dengan variasi presentase kurang dari 1% untuk perubahan harian namun mencatatkan kenaikan 0,18% dibandingkan tujuh hari sebelumnya.
Salah satu faktor pendorong utama harga emas adalah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Pasar biasanya bergejolak dalam merespons isu global, sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan pada harga emas yang sering dianggap sebagai investasi safe haven. "Investor harus memahami bahwa harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan bank sentral, inflasi, dan dinamika penawaran-permintaan global," lanjut Dian Nugraha.
Dengan fluktuasi yang ada, konsumen dan investor disarankan untuk tetap memantau pergerakan harga serta berita ekonomi terkini yang dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka. Emas, meskipun fluktuatif, telah terbukti sebagai salah satu instrumen keuangan yang relatif aman dalam jangka panjang tentang perlindungan nilai aset.
Di kalangan pengusaha emas dan penjual ritel, penyesuaian harga ini memerlukan strategi pemasaran kreatif untuk menarik pelanggan di saat harga barang tergolong tinggi atau saat permintaan menurun. "Strategi penjualan dan edukasi konsumen harus terus digencarkan untuk memastikan pemahaman yang baik tentang investasi emas, terutama di masa pandemi dan ketidakpastian ekonomi," kata Lina Setiawati, seorang pemilik toko perhiasan di Jakarta.
Dengan informasi terkini mengenai harga emas Antam dan konteks pasar global, konsumen dapat lebih siap dalam menghadapi pergerakan harga masa depan. Informasi yang terperinci dan analisa yang mendalam akan membantu investor dan konsumen emas dalam mengambil keputusan yang lebih akurat dan tepat waktu di tengah perubahan cepat yang terjadi di pasar logam mulia saat ini.