Kemacetan di Bali: Solusi Integrasi Moda Transportasi untuk Efisiensi Mobilitas dan Daya Tarik Wisata

Kamis, 27 Februari 2025 | 09:36:18 WIB
Kemacetan di Bali: Solusi Integrasi Moda Transportasi untuk Efisiensi Mobilitas dan Daya Tarik Wisata

JAKARTA - Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, mengalami tantangan serius dengan kemacetan lalu lintas, terutama di daerah wisata utama seperti Canggu, Uluwatu, dan Ubud. Kondisi ini menjadi ancaman terhadap daya tarik pulau tersebut sebagai destinasi wisata global serta mengganggu kualitas hidup penduduk lokal. Memahami urgensi situasi ini, pemerintah Bali telah menetapkan target ambisius untuk menarik 6,5 juta wisatawan mancanegara dan 10,5 juta wisatawan domestik pada tahun 2025. Namun, tanpa penanganan dan solusi yang efektif, target tersebut berisiko gagal tercapai, bahkan dapat merusak citra Bali sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dunia.

Menyikapi masalah lalu lintas ini, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Pengembangan Ekosistem Transportasi Bali Terintegrasi untuk Mobilitas Masyarakat dan Wisatawan” pada Rabu, 26 Februari 2025 di Denpasar. Acara tersebut menghadirkan para pakar, regulator, serta pelaku industri transportasi untuk berbagi ide dan merumuskan solusi konkret demi terciptanya ekosistem transportasi yang lebih efisien, inklusif, dan berkelanjutan di Bali.

Ketua MTI Wilayah Bali, Dr. Ir. I Made Rai Ridartha., ATD., M.Eng.Sc., Dipl.UG., ATU, menjelaskan bahwa akar permasalahan kemacetan di Bali terletak pada meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi yang tidak disertai pengurangan jumlahnya melalui skema atau infrastruktur yang memadai. Menurutnya, masalah kemacetan ini akan semakin membebani sektor pariwisata jika tidak ada solusi terintegrasi dari semua pihak yang berkepentingan.

“Bali membutuhkan sistem transportasi yang inklusif dan berkualitas agar memiliki daya tarik yang kuat untuk melayani mobilitas masyarakat dan wisatawan,” ujar Ridartha. Ia menekankan pentingnya menyediakan layanan transportasi yang holistik, mulai dari tempat asal hingga mencapai tujuan. “Setiap moda transportasi memiliki peranan yang sama-sama penting, saling mendukung dan melengkapi dalam membentuk ekosistem transportasi publik Bali yang terintegrasi dan berkualitas,” tegasnya.

Solusi integrasi moda transportasi diusulkan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi mobilitas, sekaligus memperkaya pengalaman para wisatawan. Dengan sistem yang terintegrasi, akses menuju destinasi wisata dapat lebih lancar, mengurangi kemacetan, dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Area Head Gojek Bali, Rayi Bimantara, menyatakan bahwa integrasi antara moda transportasi publik dan layanan transportasi online sejalan dengan preferensi wisatawan muda, yang saat ini menjadi segmen wisatawan terbesar di Indonesia. “Kami melihat keberhasilan integrasi transportasi online dan publik melalui layanan ‘GoTransit’ di Jabodetabek dan Solo sebagai contoh nyata bagaimana kolaborasi antar moda dapat meningkatkan efisiensi mobilitas masyarakat,” katanya.

Bimantara menambahkan, dengan strategi ini, masyarakat dapat dengan mudah beralih dari transportasi online ke transportasi publik, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, dan menekan kemacetan. “Kami percaya pendekatan serupa, yakni pemanfaatan transportasi online sebagai penghubung ke transportasi publik, dapat diterapkan di Bali,” tambahnya.

Pendekatan integrasi moda transportasi ini menjadi kunci dalam perumusan kebijakan yang strategis untuk mengatasi kemacetan di Bali. Selain meningkatkan efisiensi mobilitas, kebijakan ini juga memastikan bahwa pengelolaan transportasi di Bali lebih inklusif dan integratif. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Dr. Ir. I Gde Wayan Samsi Gunarta, menegaskan bahwa implementasi sistem transportasi terintegrasi memerlukan dukungan penuh dari setiap kota dan kabupaten di Bali, terutama dalam hal penyediaan sumber daya serta stasiun feeder. “Ke depannya, kami berharap ada upaya dari tiap elemen tranportasi dalam ekosistem untuk mendorong inovasi lebih kencang agar integrasi transportasi bisa berjalan dengan maksimal," ujarnya.

Untuk mencapai sistem mobilitas yang lebih efisien dan inklusif di Bali, penerapan kebijakan yang mengintegrasikan moda transportasi publik dengan layanan transportasi online sangatlah penting. Langkah ini tidak hanya dapat mengurai kemacetan, tetapi juga meningkatkan efisiensi mobilitas baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal. Keberhasilan strategi integrasi transportasi ini akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, penyedia layanan transportasi, dan masyarakat. Dengan kerja sama dari berbagai pihak, Bali dapat menjelma menjadi contoh sukses dalam menciptakan ekosistem transportasi yang modern, inklusif, dan berdaya saing tinggi, lebih jauh memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan global.

Terkini

14 Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Penuaan Dini Tubuh

Senin, 22 September 2025 | 16:18:21 WIB

6 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium yang Perlu Diketahui

Senin, 22 September 2025 | 16:18:17 WIB

Tablet Redmi Pad 2 Pro: Layar 12,1 Inci dan Baterai Jumbo

Senin, 22 September 2025 | 16:18:15 WIB

Pesona Miyagi, Surga Alam dan Kuliner Otentik di Jepang

Senin, 22 September 2025 | 16:18:12 WIB