Harga Pangan Melonjak di Awal Ramadhan: Pemerintah Berupaya Redam Kenaikan Harga Cabai dan Minyak Goreng

Senin, 03 Maret 2025 | 08:19:02 WIB
Harga Pangan Melonjak di Awal Ramadhan: Pemerintah Berupaya Redam Kenaikan Harga Cabai dan Minyak Goreng

JAKARTA - Awal bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah membawa tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia dengan melonjaknya harga sejumlah bahan pokok. Kenaikan harga yang signifikan ini terutama terlihat pada komoditas cabai rawit merah dan minyak goreng MinyaKita, yang kini menjadi sorotan utama. Situasi yang terjadi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang sedang bersiap untuk menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk dan tenang.

Memahami situasi ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan ketat terhadap distribusi bahan pokok selama bulan Ramadhan. Tujuannya adalah untuk memastikan harga tetap terkendali sehingga masyarakat dapat beribadah dengan tenang. "Kami ingin memastikan masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang, tanpa harus khawatir dengan harga pangan. Pasokan cukup, harga terkendali, dan distribusi kami pantau agar tidak ada yang bermain harga," ungkap Amran.

Kenaikan harga cabai rawit merah menjadi salah satu isu paling krusial. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengidentifikasi cuaca buruk sebagai penyebab utama terganggunya pasokan cabai. Hujan yang terus-menerus mengakibatkan petani kesulitan memanen cabai, sehingga pengiriman ke pasar menjadi tersendat. "Kondisi cabai sekarang ini memang ada kendala karena faktor hujan. Petani tidak bisa memanen, sehingga pasokan ke pasar tersendat," ujar Arief.

Dampak langsung dari situasi ini dapat dilihat di Pasar Tradisional Bersehati, Manado, di mana harga cabai rawit melonjak hingga Rp 120.000 per kilogram pada Minggu 2 Maret 2025, dibandingkan dengan Rp 80.000 per kilogram sehari sebelumnya. Hal serupa terjadi di Pasar Johar, Semarang, di mana pembeli terpaksa beralih ke cabai busuk yang masih bisa diolah karena lonjakan harga. Data panel harga pangan dari Bapanas menunjukkan bahwa rata-rata harga cabai rawit merah nasional mencapai Rp 83.984 per kilogram per Minggu kemarin, naik dari Rp 82.499 per kilogram pada 27 Februari.

Selain cabai, harga beras juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sekitar 2-4 persen secara rata-rata nasional. Menteri Pertanian Amran meminta agar pedagang tidak menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET), mengingat stok saat ini sudah melimpah. “Kalau dulu ada alasan stok kurang, sekarang kami cek stoknya banyak, tetapi harga tetap naik 2-4 persen,” kata Amran. Ia menambahkan bahwa beberapa distributor dan pedagang yang mencoba menaikkan harga beras di bulan Ramadhan telah disegel oleh pihak berwenang. "Banyak yang mengambil kesempatan. Ini tidak boleh. Kalau masih membangkang, kami segel, kami tindak. Pemerintah, dibantu Polri, telah menyegel pengusaha beras nakal di Jakarta dan tengah memproses kasus serupa di Semarang, Jawa Tengah," tegas Amran.

Hal ini juga berlaku untuk harga minyak goreng MinyaKita, yang secara nasional masih berada di angka Rp 17.653 per liter per Minggu kemarin, jauh di atas HET sebesar Rp 15.700 per liter. Dalam upaya untuk menurunkan harga, pemerintah mengumumkan rencana untuk menggandakan pasokan MinyaKita. “MinyaKita ditargetkan penyaluran dua kali lipat dari biasanya. Harganya harus Rp 15.700 per liter. Sekarang rata-rata nasional masih di Rp 17.000-an. Kalau stok dibanjiri, harga akan turun,” terang Arief.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperbanyak pasokan di pasaran. "Minyak goreng akan dibanjiri dua kali lipat dari sebelumnya," kata Zulhas. Sebagai bagian dari upaya ini, operasi pasar telah digelar sejak Senin hingga 29 Maret mendatang, di mana sejumlah komoditas dijual lebih murah, termasuk MinyaKita yang dibanderol Rp 14.700 per liter, di bawah HET. Data dari Bapanas mencatat bahwa cadangan minyak goreng pemerintah per 26 Februari 2025 mencapai 99.000 kiloliter, sebagian besar berasal dari produsen minyak goreng. Diperkirakan, total stok minyak goreng nasional pada Maret 2025 akan mencapai 815,4 kiloliter.

Kenaikan harga bahan pokok di bulan Ramadhan memerlukan perhatian khusus dari semua pihak untuk memastikan bahwa masyarakat dapat menjalankan ibadah puasanya tanpa terbebani ketidakpastian harga. Pemerintah diharapkan dapat terus memantau dan memperketat pengawasan agar harga tetap terkendali dan pasokan bahan pokok tersedia dengan cukup hingga akhir bulan suci ini.

Terkini

Rp 300 Juta Disalurkan Menag untuk Korban Banjir Bali

Senin, 22 September 2025 | 09:10:14 WIB

BMKG Peringatkan Hujan dan Awan Tebal di Banyak Wilayah

Senin, 22 September 2025 | 09:10:14 WIB

Layanan SIM Keliling Jakarta, Solusi Cepat Perpanjang SIM

Senin, 22 September 2025 | 09:10:14 WIB

Mensos Tinjau Sekolah Rakyat, Dorong Perubahan Positif

Senin, 22 September 2025 | 09:10:13 WIB