Jepang Akan Terapkan Sistem Harga Berbeda, Turis Asing Bayar Lebih Mahal dari Warga Lokal

Selasa, 18 Maret 2025 | 15:48:12 WIB
Jepang Akan Terapkan Sistem Harga Berbeda, Turis Asing Bayar Lebih Mahal dari Warga Lokal

JAKARTA - Jepang semakin menjadi destinasi favorit bagi wisatawan mancanegara, terutama setelah nilai mata uang yen melemah dalam beberapa waktu terakhir. Namun, lonjakan jumlah turis yang drastis memicu permasalahan overtourism atau kelebihan wisatawan, yang mulai berdampak pada kehidupan penduduk lokal serta kelestarian situs budaya.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Jepang akan menerapkan sistem harga berbeda bagi turis asing dan warga lokal. Mulai Juli 2025, wisatawan internasional harus membayar tarif lebih tinggi untuk mengakses berbagai destinasi wisata, termasuk taman hiburan, tempat bersejarah, dan situs budaya. Langkah ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah pengunjung serta meningkatkan pemasukan guna pemeliharaan infrastruktur wisata di Jepang.

Tarif Wisata Turis Bisa Naik Dua Kali Lipat

Menurut laporan Executive Traveler, kebijakan harga ganda ini akan membuat wisatawan asing membayar hingga dua kali lipat dibanding warga lokal untuk beberapa destinasi wisata populer. Salah satu contohnya adalah Resor Ski Niseko di Hokkaido, yang akan mengenakan biaya sebesar 6.500 yen per hari bagi turis asing, sedangkan warga Jepang hanya membayar 5.000 yen per hari.

Begitu juga dengan taman bertema alam Junglia Okinawa, yang baru dibuka pada Juli 2024. Tiket masuk bagi wisatawan asing dipatok 8.800 yen, sementara warga lokal hanya perlu membayar 6.930 yen atau sekitar 30 persen lebih murah.

Tak hanya itu, jaringan kuil dan situs bersejarah di Jepang juga berencana mengenakan tarif yang lebih tinggi bagi wisatawan mancanegara. Sebagai contoh, pengunjung lokal hanya akan dikenakan biaya masuk 500 yen per situs, sementara turis asing harus membayar 1.000 yen atau dua kali lipat. Kebijakan ini diperkirakan akan diterapkan di beberapa lokasi wisata ikonik seperti Kuil Kiyomizu di Kyoto, Kuil Fushimi Inari, dan Kuil Todaiji di Nara.

Sejumlah pejabat pemerintah Jepang akan memantau dampak kebijakan ini terhadap jumlah kunjungan sebelum memperluas penerapannya ke lebih banyak lokasi wisata lainnya.

Lonjakan Wisatawan Jadi Tantangan bagi Jepang

Jepang mengalami lonjakan drastis dalam jumlah wisatawan asing sepanjang tahun 2024, dengan lebih dari 36 juta kunjungan tercatat. Angka ini diprediksi terus meningkat mengingat yen yang masih melemah, sehingga biaya perjalanan ke Jepang menjadi lebih terjangkau bagi turis dari berbagai negara.

Meski memberikan dampak positif bagi perekonomian Jepang, peningkatan wisatawan dalam jumlah besar juga menimbulkan tantangan serius. Fenomena overtourism menyebabkan kepadatan berlebihan di beberapa destinasi wisata utama, meningkatnya kerusakan pada situs warisan budaya, serta keluhan dari warga lokal yang merasa terganggu dengan membeludaknya turis di wilayah tempat tinggal mereka.

Pemerintah Jepang menilai bahwa kebijakan harga ganda ini dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. "Pendapatan tambahan dari selisih harga tiket masuk turis asing akan digunakan untuk memelihara situs budaya, meningkatkan infrastruktur pariwisata, dan memastikan pengalaman wisata yang lebih baik bagi semua pihak," kata salah satu pejabat pariwisata Jepang dalam pernyataannya.

Jika kebijakan ini terbukti efektif dalam mengurangi dampak overtourism, sistem harga ganda kemungkinan akan diperluas ke lebih banyak lokasi wisata dan menjadi bagian standar dari regulasi perjalanan di Jepang.

Rencana Jepang Menerapkan Sistem Visa Digital

Selain menerapkan sistem harga yang berbeda, Jepang juga tengah mempersiapkan kebijakan baru terkait regulasi perjalanan bagi wisatawan asing. Pemerintah berencana untuk mewajibkan otorisasi perjalanan digital bagi wisatawan dari lebih dari 70 negara yang saat ini menikmati kebijakan bebas visa ke Jepang.

Program ini sementara diberi nama Japan Electronic System for Travel Authorization (JESTA) dan akan berfungsi sebagai sistem pre-screening bagi pengunjung asing sebelum mereka diizinkan masuk ke Jepang. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan perbatasan sekaligus mengontrol arus masuk wisatawan ke negara tersebut.

Meskipun kebijakan ini menuai beragam tanggapan, pemerintah Jepang tetap optimis bahwa penerapan harga diferensial dan regulasi perjalanan yang lebih ketat akan memberikan keseimbangan antara pertumbuhan industri pariwisata dan kenyamanan bagi penduduk lokal.

Dengan berbagai perubahan ini, wisatawan yang berencana mengunjungi Jepang dalam waktu dekat perlu memperhitungkan biaya tambahan serta regulasi perjalanan baru yang mungkin mulai berlaku dalam beberapa tahun mendatang.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:15 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:11 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:09 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB