JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) selama periode mudik Lebaran 2025 akan terjamin. Informasi ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Grha Pertamina, Jakarta. Pernyataan tersebut hadir di tengah adanya sorotan tajam terhadap perusahaan ini akibat kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan minyak mentah dan produk kilang pada subholding perusahaan serta beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)..
Dalam kesempatan tersebut, Simon Aloysius Mantiri berkata, “Untuk menyambut Idul Fitri, kami bertanggungjawab untuk memastikan layanan ketersediaan energi tersedia dan tercukupi untuk dapat melayani Masyarakat. Pada saat momen mudik ke kampung halaman maupun aktivitas lainnya.” Ujarnya. Pernyataan ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang khawatir akan ketersediaan BBM di tengah tantangan yang sedang dihadapi oleh Pertamina.
Simon juga menekankan bahwa Pertamina, sebagai perusahaan milik negara, bukan hanya merupakan aset penting bangsa, melainkan juga menjadi tulang punggung yang mendukung keberlangsungan hidup rakyat Indonesia. "Dalam perjalanannya apabila terjadi beberapa tindakan-tindakan yang tentunya menyakiti hati dan menyakiti kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia," imbuh Simon, merujuk pada masalah yang sekarang membayangi perusahaan.
Sebagai langkah tanggapan atas kasus yang mencuat, Pertamina telah membentuk sebuah tim Crisis Center. Tim ini dibentuk dengan tujuan mengevaluasi secara komprehensif seluruh proses bisnis perusahan, dengan fokus utama pada sektor operasional. Pembenahan dan perbaikan menyeluruh sedang diupayakan agar kepercayaan masyarakat dapat kembali pulih. “Sekali lagi mewakili keluarga besar Pertamina, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia, kami akan membenahi diri, kami akan memperbaiki diri,” tambah Simon dengan penuh penekanan.
Keberadaan tim Crisis Center ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengatasi setiap celah atau kelemahan yang ada dalam manajemen perusahaan, sehingga kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan. Namun demikian, para analis memperingatkan bahwa usaha pembenahan ini harus dijalankan dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi demi mengembalikan kredibilitas Pertamina di mata publik maupun pemangku kepentingan lainnya.
Pertamina memang dihadapkan pada tantangan besar. Selain pengawasan publik yang ketat akibat kasus dugaan korupsi baru-baru ini, perusahaan ini juga harus memastikan bahwa pasokan energi tetap lancar selama periode mudik Lebaran yang merupakan salah satu puncak konsumsi BBM di Indonesia. Pada periode ini, jutaan masyarakat melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman masing-masing, dengan menggunakan berbagai moda transportasi yang tentunya memerlukan ketersediaan BBM dalam jumlah besar.
Di tempat terpisah, pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi langkah proaktif yang diambil oleh Pertamina dalam memastikan ketersediaan BBM menjelang Lebaran. Kementerian ESDM berjanji akan terus memantau perkembangan situasi dan berkolaborasi dengan Pertamina untuk menangani setiap potensi hambatan dalam distribusi energi selama musim liburan ini.
Tekanan publik dan pengawasan ketat dari pemerintah seharusnya dapat mendorong Pertamina untuk memperkuat sistem tata kelola yang baik di masa depan. Keberhasilan dalam menjamin suplai BBM yang stabil pada saat Lebaran akan menjadi indikator penting dalam evaluasi kinerja perusahaan di kemudian hari.
Sementara itu, konsumen berharap agar distribusi BBM tidak mengalami hambatan dan harga tetap stabil, meskipun terdapat isu dan tantangan internal yang tengah melingkupi Pertamina. Kepercayaan masyarakat pada Pertamina sebagai penyedia energi utama di Indonesia amat tergantung pada kemampuan perusahaan ini untuk menyediakan layanan yang konsisten dan aman. Perjalanan panjang Pertamina dalam membenahi tata kelola dan proses bisnisnya sangat dinantikan publik sembari berharap agar satu kasus yang kini mencuat bisa segera ditindaklanjuti secara tuntas.
Secara keseluruhan, pernyataan Simon Aloysius Mantiri menegaskan komitmen Pertamina dalam menjalankan operasi bisnis dengan lebih baik. Langkah-langkah konkret yang diambil, seperti pembentukan Crisis Center, menjadi sinyal positif bahwa perusahaan ini tengah berupaya keras untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih transparan dan bertanggung jawab ke depannya.