JAKARTA - Bantargebang, Kota Bekasi, kembali menjadi saksi dari antusiasme masyarakat dalam mengejar harga kebutuhan pokok yang terjangkau. Puluhan ibu rumah tangga atau emak-emak berbondong-bondong mendatangi Pasar Bantargebang untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga ekonomis dalam operasi pasar minyak goreng murah Minyakita. Kegiatan tersebut sukses menyedot perhatian warga, mengingat bulan Ramadan yang sebentar lagi tiba, dan kebutuhan akan bahan pokok seperti minyak goreng pasti meningkat.
PT Mikie Oleo Nabati berperan sebagai penanggung jawab dari operasi pasar ini. Awal Kurniawan, yang memegang kendali dibalik layar sebagai penanggung jawab, membeberkan bahwa operasi pasar ini sengaja diadakan untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran. “Di Kota Bekasi, ada dua titik distribusi Minyakita yakni di Pasar Bantargebang dan Kantor Kelurahan Harapan Mulya,” jelasnya, memastikan bahwa distribusi pun dilakukan dengan menyeluruh dan tepat sasaran.
Lebih dari itu, Awal juga menjelaskan bahwa setiap lokasi operasi pasar telah disediakan sebanyak 6.000 liter Minyakita. "Alokasinya 500 karton, satu karton berisi 12 liter," tambahnya. Keberadaan operasi pasar ini jelas menjadi angin segar bagi masyarakat yang setiap harinya merasakan fluktuasi harga di pasaran.
Menerawang ke wilayah sekitar, operasi pasar ini tidak hanya berhenti di Kota Bekasi. Rencana untuk memperluas jangkauan ke wilayah lain seperti Kabupaten Bekasi, Jakarta, Depok, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor sudah dalam pipeline. Bahkan untuk hari berikutnya, Selasa, 4 Maret, pasar yang sama juga diadakan di Pasar Tambun Selatan dan Kantor Kecamatan Tambun Selatan. Harapannya, jangkauan yang lebih luas ini bisa membawa dampak positif dalam menstabilkan harga di berbagai wilayah.
“Mudah-mudahan operasi ini bisa membantu pemerintah menstabilkan harga, sehingga pedagang tidak menjual dengan harga seenaknya,” lanjut Awal, menyiratkan tujuan fundamental dari operasi tersebut. Selain membantu masyarakat, ini juga menjadi langkah besar dalam menjaga ekosistem pasar agar tetap kondusif dan tidak mengeksploitasi konsumen dengan menetapkan harga-harga mencolok yang tidak seimbang.
Yani (43), satu dari sekian ibu rumah tangga yang memanfaatkan momen ini, mengungkapkan rasa leganya. “Dapat kabar jam 07.00 WIB, langsung ke sini. Mumpung dekat,” ujarnya dengan mata berbinar. Dia mengemukakan bahwa harga minyak di operasi pasar ini jauh lebih murah dibandingkan harga yang biasa dia temui di pasaran. “Di sini Rp14.700 per liter, kalau di pasar bisa Rp17.000 sampai Rp18.000 per liter,” paparnya, menambah fakta bahwa tak hanya harganya yang lebih murah, tetapi akses mendapatkan minyak goreng murah juga lebih mudah.
Dalam situasi pasar yang sering kali membuat cemas dengan harga kebutuhan pokok yang terus naik, kehadiran operasi pasar murah ini seolah menjadi penyelamat bagi masyarakat kecil. Bagi Yani dan banyak emak-emak lainnya, operasi ini tidak sekadar transaksi jual beli minyak, melainkan juga menjadi momen untuk memastikan kebutuhan dapur bisa terpenuhi dengan baik selama Ramadan nanti.
Rasa harap Yani pun tidak bisa dipungkiri. Dia berharap bahwa operasi pasar seperti ini tidak hanya terjadi sekali. “Mudah-mudahan ada bazar yang lebih murah lagi selama Ramadan,” ujarnya penuh harap. Harapan yang mewakili banyak ibu rumah tangga lainnya, bahwa kepastian tentang keberlanjutan operasi ini atau mungkin event serupa lainnya akan dilaksanakan selama bulan yang penuh berkah itu berlangsung.
Sementara pemerintah dan pihak penyelenggara mendorong agar pasar tetap stabil, masyarakat menunggu kebijakan-kebijakan lainnya yang bisa mendukung kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Hal ini tidak hanya penting dalam konteks Ramadan, tetapi juga untuk keseharian masyarakat dalam jangka panjang.
Dengan strategi yang tepat sasaran dan lanjut, diharapkan operasi pasar ini bisa menjadi model untuk pengelolaan harga bahan pokok lainnya yang seringkali mengalami lonjakan, khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan. Apalagi, pada era digital ini, informasi mengenai operasi pasar seperti ini juga diharapkan bisa lebih cepat dan mudah diakses, sehingga masyarakat luas bisa mendapatkan manfaatnya lebih merata.
Operasi pasar minyak goreng murah di Bantargebang ini adalah contoh kecil dari dampak besar yang bisa dihasilkan dari intervensi terarah dalam perekonomian masyarakat. Momentum ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pihak terkait, menjadikannya sebagai pijakan untuk meluncurkan langkah-langkah ekonomi yang lebih masif dan konstruktif, demi mengangkat kesejahteraan bersama.