Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 16 Juta, Kolaborasi dan Digitalisasi Jadi Kunci Perkembangan

Kamis, 01 Mei 2025 | 08:59:33 WIB
Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 16 Juta, Kolaborasi dan Digitalisasi Jadi Kunci Perkembangan

JAKARTA - Pasar modal Indonesia menunjukkan performa yang mengesankan dengan tercatatnya lebih dari 16 juta investor pada akhir April 2025. Berdasarkan data yang diperoleh melalui Single Investor Identification (SID), pada 29 April 2025, jumlah investor mencapai 16.216.944 orang, sebuah angka yang melampaui pencapaian 16 juta investor yang tercatat pada minggu sebelumnya, tepatnya pada 22 April.

Pencapaian ini menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi di pasar modal. Hal ini turut membuktikan bahwa pasar modal Indonesia semakin menarik bagi kalangan investor, terutama generasi muda yang semakin aktif terlibat dalam dunia investasi.

Lonjakan Pesat Investor Muda

Yang menarik dari peningkatan jumlah investor ini adalah hampir 80 persen dari total investor yang tercatat berusia di bawah 40 tahun. Ini menandakan adanya pergeseran signifikan dalam perilaku investasi di Indonesia, di mana semakin banyak generasi muda yang mulai berinvestasi melalui pasar modal. Hal ini turut menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya investasi semakin berkembang di kalangan generasi millennial dan Gen Z.

Sejak awal tahun 2025, tercatat lebih dari 1,3 juta investor baru yang bergabung dalam pasar modal Indonesia. Pertumbuhan ini memperlihatkan potensi pasar modal yang terus berkembang pesat, dengan kontribusi yang signifikan dalam penguatan perekonomian Indonesia. Peningkatan ini tentunya menjadi indikator positif bahwa pasar modal Indonesia semakin berkembang dan mampu menarik lebih banyak investor, khususnya dari kalangan muda.

Sinergi Antar Lembaga Dukung Literasi Keuangan

Pencapaian ini tidak terlepas dari peran kolaborasi antara berbagai pihak terkait, mulai dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), perusahaan efek, lembaga pendidikan, hingga Duta Pasar Modal yang aktif menjalankan program edukasi keuangan di seluruh Indonesia.

“Kolaborasi dan pendekatan digital menjadi kunci dalam memperluas literasi pasar modal secara inklusif,” ujar Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa, 29 April 2025. Menurut Jeffrey, strategi berbasis digital ini bukan hanya sebuah respons terhadap tantangan jangka pendek, tetapi juga merupakan langkah jangka panjang yang terbukti sangat efektif dalam mendukung pengembangan pasar modal Indonesia.

Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Edukasi Keuangan

Dalam upaya memperluas jangkauan edukasi dan informasi terkait pasar modal, BEI memanfaatkan berbagai kanal digital, termasuk media sosial, aplikasi IDX Mobile yang telah diunduh lebih dari 285.000 kali, serta ribuan Galeri Investasi (GI) yang tersebar di berbagai kampus, sekolah, dan instansi di seluruh Indonesia. Saat ini, tercatat hampir 1.000 Galeri Investasi yang aktif, serta lebih dari 6.000 Duta Pasar Modal yang menjadi ujung tombak dalam mengedukasi masyarakat tentang dunia investasi.

Melalui Galeri Investasi dan Duta Pasar Modal, BEI memastikan bahwa informasi tentang investasi dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Jeffrey Hendrik menambahkan, “Melalui GI dan Duta Pasar Modal, edukasi kami hadir hingga pelosok daerah. Kami ingin memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat memiliki akses terhadap informasi investasi yang aman dan berkelanjutan.”

Kegiatan Edukasi di Berbagai Daerah

Pada awal tahun 2025, BEI telah melaksanakan hampir 4.000 kegiatan edukasi di berbagai daerah, yang meliputi Sekolah Pasar Modal (SPM), seminar, workshop, webinar, serta pelatihan digital. Kegiatan edukasi ini diselenggarakan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, meningkatkan pemahaman tentang investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Tak hanya itu, BEI juga menggelar program Road to Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 yang sudah dimulai sejak Maret 2025 sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

“Edukasi keuangan yang kami lakukan merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya mengetahui cara berinvestasi, tetapi juga memahami prinsip-prinsip investasi yang aman dan bertanggung jawab,” lanjut Jeffrey.

Meningkatkan Inklusi Keuangan melalui Digitalisasi

Digitalisasi menjadi elemen utama dalam strategi BEI untuk memperluas inklusi keuangan di Indonesia. Dengan pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi mobile dan platform online, BEI berusaha menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama generasi muda yang terbiasa dengan kemudahan akses informasi melalui perangkat digital.

Di samping itu, kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga sangat mendukung pengembangan pasar modal Indonesia. OJK sebagai regulator, BEI sebagai operator pasar modal, dan berbagai institusi pendidikan serta perusahaan efek bekerja bersama-sama untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan pasar modal yang inklusif dan berkelanjutan.

Prospek Positif Pasar Modal Indonesia

Pencapaian lebih dari 16 juta investor ini juga mengindikasikan adanya kepercayaan yang tinggi terhadap stabilitas dan potensi pasar modal Indonesia. Hal ini sangat penting untuk mendorong lebih banyak investasi yang dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Pasar modal yang berkembang dengan baik tidak hanya memberikan manfaat bagi investor, tetapi juga menjadi sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal untuk ekspansi dan inovasi.

“Dengan strategi berbasis sinergi dan inovasi, kami berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang menjadi investor aktif dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional,” tutup Jeffrey Hendrik.

Capaian lebih dari 16 juta investor ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin berkembang dan menarik minat investor, terutama di kalangan generasi muda. Kolaborasi antara BEI, OJK, perusahaan efek, dan berbagai lembaga pendidikan serta Duta Pasar Modal memainkan peran penting dalam meningkatkan literasi keuangan dan mendorong inklusi keuangan. Melalui berbagai inisiatif digital, BEI terus berupaya memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat dapat mengakses informasi investasi yang aman dan berkelanjutan, sehingga menciptakan ekosistem pasar modal yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Dengan adanya kolaborasi dan digitalisasi yang terus berkembang, pasar modal Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh dan menjadi sumber pendanaan yang lebih besar untuk mendukung perekonomian nasional.

Terkini

OPPO Find X9 Series Hadir dengan Performa Tinggi

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:55 WIB

Spesifikasi, Fitur, dan Performa iQOO Pad 5e

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:33 WIB

Perbandingan Lengkap HP POCO C75 dan POCO C85

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:29 WIB