JAKARTA - Di tengah kondisi pelemahan simpanan dari segmen nasabah kelas menengah atas, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) tetap mencatatkan pertumbuhan yang solid dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga kuartal I/2025. Salah satu pendorong utama pertumbuhan tersebut adalah dana murah atau current account savings account (CASA) yang kini mendominasi komposisi DPK perseroan.
Data terbaru BCA mencatat bahwa hingga Maret 2025, DPK konsolidasi tumbuh sebesar 6,5% secara tahunan (year-on-year/YoY), dengan total nilai mencapai Rp1.193 triliun. Dari angka tersebut, CASA berkontribusi sebesar Rp979 triliun atau sekitar 82% dari keseluruhan DPK. CASA juga mengalami pertumbuhan sebesar 8,3% YoY.
Peningkatan DPK ini tidak lepas dari meningkatnya volume dan frekuensi transaksi nasabah. Pada periode yang sama, BCA mencatat lonjakan frekuensi transaksi sebesar 19% YoY, menjadi 9,9 miliar transaksi. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun segmen menengah atas mengalami pelemahan simpanan, volume transaksi tetap meningkat signifikan.
Pelemahan pada segmen menengah atas sebelumnya tercermin dalam laporan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dalam laporan distribusi simpanan per Maret 2025, simpanan dari kelompok nominal Rp2 miliar hingga Rp5 miliar tercatat mengalami kontraksi sebesar 1% secara year to date (YtD), dengan total saldo Rp706,54 triliun. Angka ini mewakili sekitar 7,8% dari total simpanan di perbankan yang tercatat sebesar Rp9.077,85 triliun.
Lebih lanjut, dalam basis bulanan, simpanan kelompok tersebut juga menyusut sebesar 0,7%, meskipun masih tumbuh 2,7% secara YoY. Penurunan ini menandakan adanya pergeseran perilaku simpanan atau potensi pengalihan dana ke instrumen investasi lain yang lebih menjanjikan di tengah dinamika pasar keuangan.
Sementara itu, segmen dengan nominal simpanan di atas Rp5 miliar justru mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan, yakni 3,5% secara YtD, dengan nilai mencapai Rp4.879,05 triliun. Ini menunjukkan bahwa meskipun kelas menengah atas mengalami penurunan simpanan, kelompok ultra-high-net-worth justru semakin aktif menempatkan dananya di perbankan.
Segmen simpanan nominal rendah pun menunjukkan tren positif. Kelompok dengan simpanan di bawah Rp100 juta tumbuh sebesar 2,4% sepanjang tahun berjalan, dengan total simpanan mencapai Rp1.133,06 triliun. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan inklusi keuangan dan keberhasilan bank-bank, termasuk BCA, dalam menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas melalui produk tabungan dan layanan digital.
Di tengah kondisi ini, strategi perbankan digital dan hybrid banking yang dikembangkan BCA menjadi sangat relevan. Dengan menggabungkan kehadiran layanan fisik melalui kantor cabang dan layanan digital yang terintegrasi, BCA mampu menjaga loyalitas nasabah dan meningkatkan pengalaman transaksi secara menyeluruh. Kehadiran aplikasi mobile banking, internet banking, dan teknologi terbaru lainnya memperkuat posisi BCA sebagai salah satu bank dengan basis dana murah terbesar di Tanah Air.
Selain itu, pertumbuhan DPK yang masih solid juga menjadi fondasi penting bagi stabilitas pembiayaan dan ekspansi kredit BCA ke depan. Dana murah seperti CASA memberikan ruang bagi bank untuk menekan biaya dana (cost of fund) sehingga lebih kompetitif dalam menyalurkan kredit, terutama ke sektor-sektor produktif.
Dalam konteks makroekonomi, meskipun terdapat tekanan inflasi dan ketidakpastian global, tren pertumbuhan transaksi dan DPK di BCA menjadi indikator positif bagi sektor perbankan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat dan aktivitas ekonomi domestik masih relatif terjaga, serta didukung oleh digitalisasi sistem pembayaran dan efisiensi layanan perbankan.
Dengan tren yang ada, BCA diperkirakan akan tetap fokus memperkuat layanan digitalnya, memperluas ekosistem perbankan berbasis teknologi, serta meningkatkan penetrasi di berbagai segmen nasabah, termasuk UMKM dan ritel.
Sementara itu, tekanan terhadap simpanan nasabah kelas menengah atas dapat menjadi sinyal bagi industri perbankan untuk lebih responsif dalam menawarkan produk yang kompetitif. Salah satu pendekatan yang mungkin dilakukan adalah meningkatkan imbal hasil atau mengembangkan layanan investasi yang terintegrasi agar dana dari kelompok nasabah ini tidak keluar dari sistem perbankan.
Secara keseluruhan, data kinerja BCA menunjukkan ketahanan dan daya saing yang kuat di tengah fluktuasi perilaku simpanan masyarakat. Dengan kontribusi besar dari CASA dan pertumbuhan volume transaksi yang konsisten, bank ini tetap berada dalam jalur positif untuk mempertahankan dominasinya di sektor perbankan nasional.