Joe Rogan Coret Khabib Nurmagomedov dari Daftar Petarung UFC Terbaik Sepanjang Masa, Ini Alasannya

Jumat, 09 Mei 2025 | 09:47:04 WIB
Joe Rogan Coret Khabib Nurmagomedov dari Daftar Petarung UFC Terbaik Sepanjang Masa, Ini Alasannya

JAKARTA - Nama Khabib Nurmagomedov selama ini kerap disebut sebagai petarung terbaik dalam sejarah kelas ringan UFC, berkat rekor karier yang luar biasa: 29 kemenangan tanpa sekalipun menelan kekalahan. Namun, komentator veteran UFC, Joe Rogan, justru menolak pandangan tersebut. Dalam pernyataannya, Rogan menegaskan bahwa menurutnya Khabib bukanlah petarung kelas ringan terbaik sepanjang masa.

Khabib, mantan juara dunia kelas ringan asal Dagestan, Rusia, mengguncang dunia MMA dengan dominasinya sejak pertama kali tampil di UFC. Ia memulai kariernya di promotor ini dengan kemenangan atas Kamal Shalorus pada 2012 dan terus melanjutkan tren positif hingga akhirnya meraih sabuk juara pada 7 April 2018 dengan mengalahkan Al Iaquinta di UFC 223. Petarung berjuluk "The Eagle" ini kemudian mempertahankan gelar dengan kemenangan meyakinkan atas nama-nama besar seperti Conor McGregor, Dustin Poirier, dan Justin Gaethje.

Meski hanya menjalani 13 laga di UFC dari total 29 pertarungan sepanjang karier profesionalnya, dominasi Khabib di setiap laga membuat banyak pengamat, jurnalis, dan penggemar menganggapnya sebagai legenda tak terbantahkan dalam sejarah UFC. Bahkan, tidak sedikit yang menempatkan Khabib di posisi teratas dalam peringkat petarung kelas ringan terbaik sepanjang masa.

Namun, pandangan tersebut tidak sejalan dengan Joe Rogan. Dalam komentarnya, Rogan mengungkapkan bahwa ia lebih memilih BJ Penn sebagai petarung terbaik dalam sejarah kelas ringan UFC dibandingkan Khabib Nurmagomedov.

“Orang-orang bicara soal Khabib sebagai petarung kelas ringan terbaik di dunia, mungkin iya dia orangnya, bisa jadi dia. Tapi saya pilih BJ Penn dengan pertarungan melawan Joe 'Daddy' Stevenson, BJ Penn yang mengalahkan Sean Sherk, itu adalah BJ Penn pada saat puncak-puncaknya, saya akan memilih dia dibanding siapa pun,” ujar Rogan.

BJ Penn sendiri memang tidak memiliki rekor tak terkalahkan seperti Khabib. Petarung asal Hawaii itu tercatat bertarung sebanyak 32 kali sepanjang karier profesionalnya sejak 2001 hingga 2019, dengan hasil 16 kemenangan, 14 kekalahan, dan dua hasil imbang. Namun, bagi Rogan, catatan itu tidak sepenuhnya menggambarkan kehebatan sejati seorang petarung.

Menurut Rogan, BJ Penn memiliki fase karier yang begitu impresif dan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berbagai aspek pertarungan, baik saat bertarung di atas (stand-up fight) maupun di bawah (ground fight). Ia menilai bahwa pada masa puncaknya, BJ Penn memiliki skill yang komplet dan menjadi lawan yang sangat sulit dikalahkan.

“Dia tidak bisa dihentikan. Dan, kalau ada yang mengajaknya bertarung di lantai, kunciannya benar-benar gila. Kalau dia di atas punggung Anda, maka dia akan memukuli punggung Anda dan Anda akan mati. Dia juga bisa menjatuhkan lawan saat berdiri, kemampuan kickboxing-nya benar-benar elite,” lanjut Rogan.

Rogan sendiri bukan sosok baru dalam dunia UFC. Ia telah menjadi komentator tetap untuk promotor milik Dana White ini sejak tahun 1997, dan dikenal luas karena pandangannya yang blak-blakan serta kecermatannya dalam menganalisis kemampuan teknis para petarung. Komentar Rogan ini pun memicu diskusi hangat di kalangan komunitas MMA global, terutama karena Khabib selama ini dikenal sebagai figur dominan yang tak tersentuh di dalam oktagon.

Banyak pendukung Khabib yang merasa bahwa penilaian Rogan tidak adil, mengingat dominasi petarung Dagestan itu atas sejumlah lawan tangguh, termasuk kemenangan mutlak atas McGregor yang saat itu merupakan salah satu bintang terbesar UFC. Bahkan, setelah pensiun pada Oktober 2020 usai mengalahkan Justin Gaethje di UFC 254, Khabib mendapat banyak pujian dari berbagai kalangan karena memilih pensiun di puncak kariernya dan dengan rekor sempurna.

Namun, bagi Rogan, kehebatan seorang petarung tidak hanya diukur dari rekor tak terkalahkan. Ia menekankan pentingnya melihat konteks kualitas lawan, kondisi mental saat bertarung, dan kesediaan petarung untuk menghadapi tantangan berat dalam karier panjang mereka.

BJ Penn memang memiliki sejumlah kemenangan ikonik yang menjadikannya legenda UFC. Ia menjadi petarung kedua dalam sejarah UFC yang berhasil merebut gelar juara di dua divisi berbeda, yakni kelas ringan dan kelas welter. Salah satu kemenangan terbaiknya terjadi pada 2008, ketika ia mengalahkan Joe Stevenson dengan dominasi penuh untuk merebut sabuk kelas ringan.

Kritik terhadap Khabib sebenarnya bukan hal baru. Beberapa pengamat menganggap bahwa walaupun Khabib tak terkalahkan, jumlah pertarungan dan variasi lawannya di UFC relatif terbatas. Selain itu, pensiun di usia 32 tahun dan setelah hanya tiga kali mempertahankan sabuk juara membuat sebagian pihak menilai bahwa Khabib belum benar-benar diuji dalam situasi yang ekstrem seperti halnya petarung lainnya yang telah berkarier belasan tahun dan menghadapi naik-turun performa.

Meski begitu, Khabib tetap menjadi ikon tersendiri dalam dunia MMA, terutama karena gaya bertarung grappling khas Dagestan yang berhasil ia bawa ke pentas dunia. Ia juga dihormati atas sikap profesionalnya di dalam dan luar arena, termasuk keputusannya untuk pensiun setelah kepergian sang ayah yang merupakan pelatih sekaligus panutan utamanya.

Kontroversi ini pada akhirnya membuka diskusi menarik tentang kriteria penilaian "terbaik sepanjang masa" dalam dunia olahraga pertarungan. Apakah rekor sempurna lebih penting daripada durasi dan kualitas lawan? Atau apakah masa puncak seorang petarung yang singkat namun luar biasa bisa mengungguli karier panjang penuh dinamika?

Perdebatan tentang siapa petarung kelas ringan terbaik UFC sepanjang masa kemungkinan akan terus berlanjut. Namun satu hal yang pasti, baik Khabib maupun BJ Penn telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk sejarah MMA dan UFC, dan nama keduanya akan tetap dikenang sebagai legenda sejati dalam olahraga ini.

Terkini

14 Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Penuaan Dini Tubuh

Senin, 22 September 2025 | 16:18:21 WIB

6 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium yang Perlu Diketahui

Senin, 22 September 2025 | 16:18:17 WIB

Tablet Redmi Pad 2 Pro: Layar 12,1 Inci dan Baterai Jumbo

Senin, 22 September 2025 | 16:18:15 WIB

Pesona Miyagi, Surga Alam dan Kuliner Otentik di Jepang

Senin, 22 September 2025 | 16:18:12 WIB