10 Cara Melunasi Hutang Riba Menurut Agama Islam, Jangan Terjerumus!

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:03 WIB
cara melunasi hutang riba

Jakarta - Mengetahui cara melunasi hutang riba sangatlah penting agar bisa terbebas dari jeratan finansial yang tidak menenangkan serta memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik secara spiritual. 

Dengan memahami langkah-langkah yang sesuai ajaran Islam, seseorang tidak hanya menata kembali keuangannya, tetapi juga berusaha meraih keberkahan dalam hidup.

Simak pembahasan lengkap mengenai cara melunasi hutang riba berikut ini.

Hukum Membayar Utang Riba dalam Islam

Dalam ajaran Islam, riba termasuk dalam perbuatan yang dilarang keras. Larangan ini dijelaskan dalam berbagai ayat Al-Qur’an, termasuk dalam Surah Al-Baqarah ayat 275 yang menegaskan bahwa Allah memperbolehkan jual beli, tetapi melarang praktik riba.

Islam sangat menekankan pentingnya melunasi utang. Namun, apabila utang tersebut mengandung unsur riba, maka pembahasannya menjadi lebih rumit. 

Para ulama memiliki pandangan yang berbeda mengenai kewajiban melunasi utang yang berbasis riba.

Pandangan pertama menyebutkan bahwa pelunasan utang riba tetap wajib dilakukan, dengan alasan bahwa utang adalah tanggungan terhadap hak milik orang lain yang harus diselesaikan.

Pandangan kedua menyatakan bahwa pelunasan utang riba dihukumi makruh, tetapi tetap lebih baik jika dilunasi. Argumennya adalah karena akad riba tidak sah sejak awal, maka membatalkannya lebih utama daripada mempertahankannya.

Pandangan ketiga berpendapat bahwa melunasi utang riba dibolehkan, namun tidak menjadi kewajiban. Hal ini karena riba sendiri sudah dianggap tidak sah secara hukum syariat, sehingga tidak ada keharusan untuk menyelesaikan perjanjiannya.

Kendati terjadi perbedaan pandangan di antara para ulama, secara umum membayar utang riba tetap dipandang sebagai langkah yang baik dan dianjurkan, sebab berkaitan dengan prinsip keadilan serta tanggung jawab terhadap hak orang lain.

Meskipun demikian, langkah terbaik bagi seorang muslim adalah menjauhi segala bentuk transaksi yang mengandung unsur riba sejak awal. Ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

"Siapa yang meninggalkan riba, maka baginya pahala dan neraka tidak akan menyentuhnya. Tetapi siapa yang kembali melakukannya, maka ia mendapat kutukan dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10 Cara Melunasi Utang Riba Menurut Agama Islam

Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan untuk terbebas dari jeratan finansial yang tidak sesuai syariat adalah dengan memahami dan mengikuti panduan cara melunasi hutang riba secara bertahap dan konsisten.

1. Bertobat dengan Sungguh-sungguh
Bagi siapa saja yang pernah terlibat dalam transaksi yang melibatkan riba — baik sebagai pihak yang meminjam maupun yang memberi pinjaman — sangat disarankan untuk segera melakukan taubat nasuha. 

Taubat yang dimaksud adalah penyesalan yang mendalam dan keinginan kuat untuk memperbaiki diri dari tindakan yang menyimpang dari prinsip keuangan Islam. 

Riba sendiri adalah keuntungan tanpa usaha nyata, atau tambahan dari pinjaman uang tanpa aktivitas produktif atau kepemilikan aset sebagai dasar. 

Karena dianggap menimbulkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, praktik ini dilarang dalam Islam.

2. Melunasi Kewajiban Segera
Seorang Muslim yang menghadapi beban keuangan akibat riba harus memahami bahwa melunasi utang bukan hanya soal kewajiban materi, tetapi juga bagian dari proses memperoleh kedamaian jiwa. 

Ajaran Nabi Muhammad SAW memberi harapan dan dorongan bagi mereka yang bertekad untuk keluar dari praktik yang dilarang ini. 

Di zaman sekarang terdapat berbagai jenis solusi keuangan syariah dan pendekatan perencanaan agar pembayaran utang bisa dilakukan sesegera mungkin. 

Dengan persiapan matang dan dukungan sosial, seseorang memiliki peluang untuk meraih ketenteraman finansial sekaligus spiritual.

3. Menata Gaya Hidup dengan Bijaksana
Langkah berikutnya adalah mengurangi kebutuhan hidup berlebihan dan konsumsi yang tidak perlu. 

Dorongan untuk meniru gaya hidup mewah sering kali menyebabkan seseorang terjebak pada keputusan keuangan yang merugikan, termasuk pengumpulan utang berbunga tinggi. 

Kitab suci mengingatkan bahwa manusia cenderung berlebih-lebihan jika tidak dibatasi, terutama jika memiliki harta yang banyak. 

Untuk menghindari jebakan keuangan tersebut, penting menerapkan gaya hidup sederhana dan hemat. 

Melalui pengelolaan uang yang tertata — seperti membuat anggaran, mencatat pengeluaran — seseorang dapat menjaga stabilitas finansial dan mencapai keseimbangan dalam mengatur kebutuhan sehari-hari dan keinginan.

4. Mensyukuri Nikmat
Syukur adalah bagian penting dalam usaha melepas beban keuangan yang tidak sesuai syariat. Individu akan merasakan cukup dengan apa yang dimiliki dan rezekinya jika mampu menghargai apa yang sudah diberikan.

5. Mendekatkan Diri kepada Tuhan dan Memberi kepada Sesama
Memiliki kewajiban finansial tidak harus menjadi alasan untuk berhenti memberi. Justru, berbagi dengan orang lain bisa menjadi jalan untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam mengurusi kewajiban keuangan.

Dengan rutin berdoa dan memohon perlindungan dari Yang Mahakuasa, seseorang bisa meraih ketenangan hati serta menemukan jalan untuk keluar dari tekanan utang. Salah satu doa yang dianjurkan berbunyi:

?????????? ?????? ??????? ???? ???? ??????????? ??????????????
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan dari beban utang.

6. Meningkatkan Pendapatan
Saat beban keuangan melebihi kemampuan aset yang bisa dijadikan dana cair, maka memperbesar sumber penghasilan menjadi langkah yang sangat penting. Upaya ini termasuk bekerja tambahan atau usaha skala kecil.

Jenis pekerjaan tambahan bisa bermacam-macam, dari menyediakan jasa pengajaran, menjadi instruktur kreatif, hingga menjual barang melalui daring atau membuka usaha kecil di lingkungan sekitar.

Keuntungan dari penghasilan tambahan adalah ketika setiap rupiah yang diperoleh dijadikan prioritas untuk melunasi kewajiban yang mengandung unsur riba. 

Jika dilakukan dengan konsisten dan penuh usaha, tujuan kebebasan finansial akan lebih cepat tercapai.

7. Menjual Aset
Ketika dana yang dimiliki terbatas akibat beban kewajiban keuangan, salah satu strategi adalah memanfaatkan aset yang dimiliki agar menjadi sumber dana cepat.

Dengan melepas sebagian aset yang tidak terlalu dibutuhkan, seseorang bisa memperoleh dana tambahan untuk menutupi kewajiban finansial. 

Namun tidak semua aset harus dijual; keputusan harus dibuat dengan pertimbangan rasional, dengan menyusun urutan aset berdasarkan seberapa mudah dijual dan seberapa besar manfaat atau potensi keuntungan yang bisa didapatkan. 

Dengan cara itu, akan terlihat secara jelas aset apa saja yang tersisa setelah kewajiban diselesaikan.

8. Konsultasi dengan Profesional
Apabila mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan dan mencari metode bebas unsur bunga, langkah bijak adalah berbicara dengan pakar keuangan atau konsultan syariah. 

Mereka bisa memberi saran dan opsi solusi yang sesuai dengan situasi pribadi masing-masing. Hubungi penyedia jasa perencana keuangan atau konsultan syariah relevan untuk membuat jadwal konsultasi dan mendapatkan arahan yang tepat.

9. Menyusun Anggaran
Membuat rencana pengeluaran dan pemasukan secara terperinci adalah metode yang sangat efektif dalam mengelola keuangan pribadi dan mengurangi beban kewajiban.

Dengan mencatat semua sumber pendapatan dan setiap aliran pengeluaran, seseorang bisa memahami kondisi keuangan saat ini dan merancang strategi menuju tujuan keuangan yang diinginkan.

Mengapa anggaran itu penting?

  • Kontrol atas Pengeluaran
    Dengan anggaran, seseorang bisa mengetahui bagian mana dari pengeluaran yang bisa dikurangi. Hal ini membantu menghindari pemborosan dan membantu mengalokasikan dana secara lebih efisien.
  • Prioritas Pembayaran Kewajiban
    Dengan anggaran yang tertata, angsuran utang dapat diprioritaskan. Dana khusus bisa dialokasikan untuk melunasi tanggungan sedini mungkin agar beban ke depan lebih ringan.
  • Mencapai Sasaran Finansial
    Anggaran membantu menetapkan tujuan finansial jangka panjang dan mendistribusi dana secara konsisten untuk mencapai sasaran tersebut.
  • Meredakan Kecemasan Finansial
    Perencanaan yang jelas dan anggaran yang realistis memberikan rasa tenang dan meminimalisir stres. Ketika mengetahui kondisi keuangan sendiri, seseorang bisa lebih siap menghadapi situasi tak terduga.

10. Menghindari Utang yang Sama di Masa Depan
Setelah beban utang berbasis bunga berhasil diselesaikan, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah menjaga agar situasi serupa tidak terulang. 

Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari perilaku belanja berlebihan, menyusun rencana keuangan yang matang, serta membedakan dengan jelas antara kebutuhan pokok dan keinginan semata. 

Disiplin dalam pengelolaan finansial menjadi kunci untuk tetap berada di jalur yang sehat secara ekonomi.

Sebagai penutup, menemukan cara melunasi hutang riba dengan bijak adalah langkah penting untuk mencapai kestabilan finansial dan ketenangan batin dalam hidup sehari-hari.

Terkini

Daftar Simulasi Kredit Mobil Ayla DP 5 Juta

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:07 WIB

10 Aplikasi Online Shop Luar Negeri Paling Praktis

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:05 WIB

Aplikasi Online Indomaret: Panduan Mendaftar dan Cara Belanja

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:05 WIB

15 Rekomendasi Asuransi Jiwa Terbaik 2025

Selasa, 23 September 2025 | 23:57:04 WIB