Bank Indonesia Catat Pertumbuhan Penjualan Ritel Indonesia Naik Positif Oktober 2025

Selasa, 11 November 2025 | 15:07:34 WIB
Bank Indonesia Catat Pertumbuhan Penjualan Ritel Indonesia Naik Positif Oktober 2025

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa penjualan eceran atau ritel Indonesia periode Oktober 2025 menunjukkan pertumbuhan positif. Laporan ini mengacu pada Indeks Penjualan Riil (IPR) yang terus mencatatkan tren meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada Selasa, 11 November 2025, BI mencatat IPR untuk September sebesar 218,3, naik 3,7% year-on-year (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus yang tercatat 3,5% yoy, menunjukkan perbaikan aktivitas belanja masyarakat.

Menurut BI, pertumbuhan penjualan ritel ini terutama didorong oleh kenaikan kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Barang Budaya dan Rekreasi. Peningkatan tersebut mencerminkan permintaan konsumen yang mulai meningkat seiring persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Namun, secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan eceran pada September terkontraksi sebesar 2,4%. Kontraksi ini terutama disebabkan oleh penurunan pada Subkelompok Sandang yang mengalami penurunan permintaan.

Proyeksi Penjualan Eceran Oktober dan Faktor Pendorong

Bank Indonesia memperkirakan IPR Oktober 2025 berada di level 219,7, naik 4,3% yoy. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,7% yoy, menandakan momentum positif bagi sektor ritel.

Peningkatan penjualan eceran terutama bersumber dari kenaikan penjualan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Lonjakan ini menunjukkan tren belanja konsumen yang meningkat menjelang Natal dan akhir tahun.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober diprakirakan tumbuh 0,6% mtm. Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan permintaan pada mayoritas kelompok barang, terutama kebutuhan pokok dan barang konsumsi rumah tangga.

Permintaan yang meningkat terutama terlihat pada kelompok Makanan dan Minuman, yang menjadi andalan pertumbuhan penjualan ritel. Barang Budaya dan Rekreasi juga mencatatkan kenaikan signifikan, seiring masyarakat mulai mempersiapkan liburan akhir tahun.

Inflasi dan Ekspektasi Harga Menjelang HBKN

Dari sisi harga, Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi tiga dan enam bulan mendatang, yakni Desember 2025 dan Maret 2026, cenderung meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2025 yang berada di angka 157,2 dan Maret 2026 sebesar 172,5.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, yakni 134,6 dan 169,2. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan permintaan masyarakat saat HBKN Natal 2025 dan HBKN Idulfitri 2026, yang mendorong harga barang naik secara moderat.

Ekspektasi inflasi ini menjadi indikator penting bagi pelaku usaha dan konsumen dalam merencanakan pengeluaran. Pelaku ritel diharapkan menyesuaikan strategi harga untuk menjaga daya beli masyarakat tanpa mengorbankan margin keuntungan.

Tekanan inflasi yang meningkat juga mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi musim belanja dan pola konsumsi masyarakat. Konsumen diperkirakan akan lebih selektif dalam membeli barang, sehingga pertumbuhan ritel tetap moderat.

Dampak Pertumbuhan Ritel terhadap Ekonomi

Pertumbuhan penjualan ritel yang positif memberikan sinyal baik bagi perekonomian nasional. Aktivitas belanja yang meningkat akan mendorong perputaran uang di sektor perdagangan dan memperkuat permintaan domestik.

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi sektor utama yang menopang pertumbuhan ritel. Barang Budaya dan Rekreasi serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya juga ikut berkontribusi, menunjukkan diversifikasi permintaan konsumen.

Kinerja penjualan ritel yang stabil di Oktober menjadi modal penting menjelang akhir tahun. Momentum ini diharapkan dapat berlanjut hingga Natal 2025 dan Idulfitri 2026, mendukung pertumbuhan ekonomi jangka pendek.

Bank Indonesia menekankan pentingnya pemantauan secara berkala terhadap penjualan ritel dan harga barang. Informasi ini menjadi dasar pengambilan kebijakan moneter dan fiskal agar ekonomi tetap stabil dan inflasi terkendali.

Terkini