Prospek Saham Perbankan Usai Pemangkasan BI Rate: Peluang dan Tantangan bagi Investor

Kamis, 22 Mei 2025 | 08:53:45 WIB
Prospek Saham Perbankan Usai Pemangkasan BI Rate: Peluang dan Tantangan bagi Investor

JAKARTA - Saham-saham perbankan di Indonesia menunjukkan penguatan yang signifikan setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5% pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari Selasa. Langkah ini, yang merupakan respons terhadap kondisi ekonomi makro, memberikan dampak positif terhadap pasar saham, khususnya pada sektor perbankan yang mengalami lonjakan harga saham pasca pengumuman tersebut.

Penguatan Saham Perbankan Pasca Penurunan BI Rate

Pada penutupan perdagangan Rabu, 21 Mei 2025, saham-saham bank besar di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Salah satunya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang ditutup menguat 1,19% ke level Rp 4.260 per saham, setelah sempat stagnan di posisi Rp 4.210 pada pembukaan pasar. Kenaikan ini menjadi indikasi bahwa pasar merespons positif kebijakan BI yang dinilai akan memberi angin segar bagi sektor perbankan.

Saham PT Bank Mandiri (BMRI) juga menunjukkan pergerakan serupa, menguat 0,93% ke level Rp 5.450 per saham, meski sempat dibuka stagnan di level Rp 5.400. Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan lonjakan yang cukup tinggi, yakni 2,37% ke level Rp 9.700, dengan pada pembukaan perdagangan hari ini sahamnya sempat menguat lebih lanjut 1,58% ke level Rp 9.625.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan kenaikan signifikan, naik 1,57% menjadi Rp 4.520 per saham, sementara PT Bank CIMB Niaga (BNGA) menguat 1,1% ke level Rp 1.820. Saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN), yang biasanya mencatatkan pergerakan lebih kecil, bahkan mengalami lonjakan hingga 3,66% ke level Rp 1.275 per saham.

Analisis Prospek Saham Perbankan Setelah Pemangkasan BI Rate

Pakar investasi Indy Naila dari Edvisor Provina Visindo memberikan pandangannya terkait potensi prospek saham perbankan pasca pemangkasan BI Rate. Menurut Indy, penurunan suku bunga acuan ini akan memberikan dorongan positif bagi sektor perbankan. “Setelah BI memutuskan menurunkan bunga acuan, saham-saham perbankan memiliki potensi untuk rebound. Hal ini terutama terkait dengan perbaikan dalam loan growth yang diharapkan dapat mendorong stabilitas margin emiten dan meningkatkan rasio CASA (Current Account Savings Account) bank,” ujar Indy.

Namun, Indy juga mengingatkan bahwa pergerakan saham perbankan tetap akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal yang tak dapat diabaikan. “Sentimen makroekonomi, termasuk inflasi dan daya beli, juga akan mempengaruhi suku bunga acuan di negara-negara lain, terutama di Amerika Serikat. Ini akan menjadi perhatian utama investor karena bisa memberikan dampak pada suku bunga global yang dapat mempengaruhi daya tarik investasi di sektor perbankan Indonesia,” lanjutnya.

Tantangan dan Peluang Bagi Sektor Perbankan

Sementara itu, Achmad Yaki, Head of Online Trading di BCA Sekuritas, memberikan pandangannya yang lebih seimbang terkait dampak penurunan BI Rate. Menurut Yaki, meskipun penurunan suku bunga acuan dapat menjadi pendorong bagi sektor perbankan, khususnya dalam penyaluran kredit yang masih cenderung lesu, ia juga memperingatkan potensi penurunan pada dana pihak ketiga (DPK) yang dapat berdampak negatif bagi bank.

“Penurunan suku bunga acuan akan mempermudah perbankan dalam menyalurkan kredit. Namun, sisi negatifnya, suku bunga yang lebih rendah juga dapat menurunkan DPK perbankan. Oleh karena itu, meskipun ada potensi penguatan sektor perbankan, kita perlu memantau dengan hati-hati perkembangan DPK ini,” kata Yaki.

Dalam menanggapi prospek saham-saham perbankan, Yaki memberikan rekomendasi saham yang layak diperhatikan. BBCA masih menjadi pilihan utama dengan rekomendasi trading buy dan target harga Rp 9.900-Rp 10.175. Selain itu, ia juga merekomendasikan BBNI untuk dibeli dengan target harga Rp 6.075, sementara untuk saham BBRI, ia merekomendasikan hold dengan target harga Rp 4.400. Adapun untuk BMRI, Yaki menganggap saham ini juga layak dibeli dengan target harga Rp 7.250.

Rekomendasi Investasi dari Analis

Indy Naila juga memberikan rekomendasi investasi pada saham-saham perbankan yang diperkirakan memiliki prospek cerah setelah penurunan BI Rate. Ia menilai bahwa saham BMRI memiliki potensi kenaikan dengan target harga Rp 6.100, sementara BNGA dapat menjadi pilihan dengan target harga Rp 1.900. Tidak ketinggalan, BBTN juga mendapat rekomendasi buy dengan target harga Rp 1.500, yang menunjukkan optimisme terhadap potensi pertumbuhan saham ini meskipun saham-saham bank lainnya sudah mencatatkan kenaikan yang lebih besar.

Indy menambahkan, faktor loan growth yang lebih baik akan mempengaruhi performa saham perbankan secara keseluruhan. Dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih stabil, terutama di sektor-sektor yang mendominasi perekonomian Indonesia seperti konsumsi rumah tangga dan industri, saham perbankan memiliki peluang untuk terus menguat.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Sentimen Saham Perbankan

Selain dampak langsung dari penurunan BI Rate, faktor eksternal seperti inflasi global dan kebijakan moneter negara besar seperti Amerika Serikat (AS) juga akan mempengaruhi sentimen pasar. Kebijakan suku bunga AS dan inflasi global dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap pasar saham Indonesia, termasuk sektor perbankan. Jika suku bunga AS terus naik atau inflasi global terus meningkat, dapat mempengaruhi arus modal dan kinerja ekonomi Indonesia, yang pada akhirnya berdampak pada sektor perbankan.

Namun, dengan kebijakan suku bunga yang lebih rendah di dalam negeri, banyak analis optimis bahwa sektor perbankan Indonesia akan tetap mampu bertahan dan berkembang meskipun ada tekanan eksternal.

Prospek Positif untuk Saham Perbankan

Secara keseluruhan, penurunan BI Rate yang diputuskan pada Mei 2025 memberikan prospek yang lebih cerah bagi sektor perbankan Indonesia. Meskipun ada tantangan terkait dengan penurunan DPK dan faktor eksternal lainnya, sektor ini memiliki potensi rebound yang baik, terutama dengan adanya perbaikan dalam loan growth dan stabilitas rasio CASA.

Investor yang tertarik pada sektor perbankan bisa melihat ini sebagai peluang untuk membeli saham bank-bank besar dengan prospek yang baik. Namun, mereka juga perlu mencermati faktor eksternal dan risiko-risiko yang mungkin timbul dari pergerakan inflasi global dan kebijakan moneter negara besar. Sebagai catatan, saham-saham seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI masih menjadi pilihan yang menarik untuk dicermati dalam periode ini.

Terkini

OPPO Find X9 Series Hadir dengan Performa Tinggi

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:55 WIB

Spesifikasi, Fitur, dan Performa iQOO Pad 5e

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:33 WIB

Perbandingan Lengkap HP POCO C75 dan POCO C85

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:29 WIB