Pengusaha Optimistis Permintaan Batu Bara Indonesia Meningkat pada Paruh Kedua 2025

Sabtu, 24 Mei 2025 | 08:50:43 WIB
Pengusaha Optimistis Permintaan Batu Bara Indonesia Meningkat pada Paruh Kedua 2025

JAKARTA - Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menyatakan optimisme tinggi terhadap peningkatan permintaan batu bara Indonesia pada paruh kedua tahun 2025. Meski dihadapkan pada fluktuasi harga pasar global dan tantangan geopolitik yang kompleks, pelaku industri percaya bahwa prospek ekspor batu bara akan tetap positif, khususnya didukung oleh permintaan dari negara-negara utama seperti Cina dan India.

Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho, menyampaikan bahwa ekspor batu bara Indonesia selama ini relatif stabil dan diprediksi akan mengalami kenaikan signifikan seiring dengan pemulihan ekonomi di pasar utama. “Kinerja ekspor batu bara kita masih relatif stabil dan kami perkirakan akan meningkat pada paruh kedua tahun ini, terutama dari pasar Cina dan India yang menunjukkan prospek ekonomi positif,” ujar Fathul.

Kondisi Ekonomi Pasar Utama Batu Bara Indonesia

Fathul menambahkan bahwa sektor industri di kedua negara tersebut menjadi pendorong utama peningkatan permintaan batu bara. Di India, industri baja dan tekstil diperkirakan akan tumbuh masing-masing sebesar 8 hingga 9 persen serta 14 persen sepanjang tahun 2025. Sedangkan di Cina, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 tercatat mencapai 5,4 persen, angka yang menurut Fathul jauh melampaui ekspektasi pasar global.

“Pertumbuhan itu di atas ekspektasi pasar, yang tentu membuka peluang besar bagi permintaan batu bara kita untuk kembali meningkat,” katanya.

Fluktuasi Harga dan Prospek Ekspor

Meskipun demikian, harga batu bara termal di pasar Asia sempat mengalami tekanan signifikan. Pada Mei 2025, harga batu bara dengan kalori 4.200 kcal/kg GAR anjlok ke level terendah dalam lima tahun terakhir, yaitu US$48,23 per ton. Namun, Aspebindo tetap optimistis bahwa ekspor batu bara Indonesia akan tumbuh antara 5 hingga 8 persen sepanjang tahun 2025.

Menurut Fathul, pemulihan permintaan dari Cina dan India pada kuartal II akan menjadi faktor utama penggerak pertumbuhan ekspor. “Permintaan dari kedua negara akan kembali meningkat seiring pulihnya sektor industri mereka yang sempat lesu,” jelasnya.

Data Ekspor Batu Bara Indonesia di Tahun 2025

Berdasarkan data resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui sistem Monitoring Online Data dan Informasi (MODI), volume ekspor batu bara Indonesia pada Januari hingga April 2025 mencapai 127,52 juta ton. Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar 127,31 juta ton.

Fathul menganggap data tersebut sebagai bukti ketahanan industri batu bara nasional dalam menghadapi berbagai tekanan, baik dari kebijakan domestik maupun dinamika pasar internasional. “Data ini menunjukkan bahwa industri batu bara kita cukup tahan banting, meskipun ada sejumlah kebijakan baru dan dinamika pasar yang kompleks,” ungkapnya.

Klarifikasi atas Isu Penurunan Ekspor

Aspebindo juga menanggapi pemberitaan yang menyebutkan bahwa ekspor batu bara Indonesia turun hingga 20 juta ton pada awal tahun 2025. Fathul menegaskan bahwa informasi tersebut tidak akurat dan berpotensi menimbulkan persepsi negatif di pasar global, yang justru dapat menekan harga batu bara.

“Kami sangat menyayangkan pemberitaan tersebut karena tidak didukung data yang valid. Informasi semacam itu bisa menciptakan persepsi negatif yang tidak baik bagi industri dan pasar global,” tegasnya.

Tantangan dari Kebijakan Baru di Sektor Batu Bara

Fathul mengakui bahwa pertumbuhan ekspor pada awal tahun masih belum mencapai tingkat yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh adaptasi pasar terhadap sejumlah kebijakan baru di sektor mineral dan batu bara. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain adalah kewajiban penggunaan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk ekspor, penempatan 100 persen devisa hasil ekspor (DHE) selama setahun, serta kenaikan tarif royalti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Kebijakan baru tersebut memang memberikan tekanan tersendiri pada pasar, sehingga butuh waktu bagi para pelaku pasar untuk menyesuaikan strategi bisnis mereka,” ujarnya.

Strategi Diversifikasi Pasar untuk Memperluas Permintaan

Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekspor, Aspebindo mendorong agar para pelaku industri memperluas pasar ke negara-negara berkembang yang memiliki potensi permintaan energi tinggi, seperti Bangladesh dan Vietnam. Menurut proyeksi Aspebindo, permintaan energi di kedua negara ini diperkirakan tumbuh antara 8 hingga 10 persen tahun ini.

Selain itu, Fathul juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lain seperti Filipina dan Thailand untuk menjaga keseimbangan permintaan di kawasan regional.

“Permintaan dari negara-negara kawasan harus diperkuat untuk mengimbangi fluktuasi permintaan dari pasar besar seperti India dan Cina,” imbuhnya.

Prospek Industri Batu Bara dan Tantangan Global

Industri batu bara Indonesia, sebagai salah satu komoditas ekspor strategis, masih menghadapi tantangan global yang kompleks. Fluktuasi harga batu bara di pasar internasional, dampak geopolitik, serta kebijakan perdagangan dan lingkungan menjadi faktor-faktor yang perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha.

Namun, dukungan dari pemerintah melalui regulasi yang kondusif dan dorongan untuk membuka pasar baru di kawasan Asia dan sekitarnya diharapkan dapat memberikan pijakan kuat bagi industri batu bara Indonesia untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Meski pasar batu bara global sedang mengalami ketidakpastian harga dan dinamika geopolitik yang rumit, Aspebindo tetap optimistis permintaan batu bara Indonesia akan meningkat terutama pada paruh kedua 2025. Kunci utama adalah prospek positif ekonomi di pasar utama, yakni Cina dan India, serta upaya diversifikasi pasar ke negara-negara berkembang dan kawasan regional.

Dengan volume ekspor yang tetap stabil dan sedikit meningkat pada kuartal awal tahun, serta strategi yang terus diperkuat dalam menghadapi perubahan kebijakan dan pasar global, industri batu bara Indonesia diyakini akan mampu menjaga posisi strategisnya sebagai penyuplai energi utama dunia.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:15 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:11 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:09 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB