Pasar Modal

BEI Fokus Perkuat Ekosistem Pasar Modal Lewat Keterlibatan Investor Ritel

BEI Fokus Perkuat Ekosistem Pasar Modal Lewat Keterlibatan Investor Ritel
BEI Fokus Perkuat Ekosistem Pasar Modal Lewat Keterlibatan Investor Ritel

JAKARTA - Perkembangan pasar modal Indonesia belakangan ini menunjukkan bahwa peran investor ritel domestik kian tak terelakkan dalam membentuk dinamika transaksi bursa. Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa penguatan keterlibatan masyarakat umum menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mewujudkan pasar modal yang inklusif, stabil, dan berkelanjutan.

Langkah ini diiringi dengan pertumbuhan jumlah investor secara signifikan hingga pertengahan 2025, disertai partisipasi aktif yang meningkat dari hari ke hari. Lewat pendekatan edukatif dan pemerataan informasi keuangan, BEI berupaya membangun kepercayaan dan kesadaran investasi di seluruh lapisan masyarakat.

Dominasi Investor Ritel Dalam Struktur Kepemilikan Efek

Berdasarkan data terkini hingga Juni 2025, total investor pasar modal Indonesia tercatat mencapai 16,998 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16,948 juta di antaranya merupakan investor ritel domestik. Angka ini mengindikasikan dominasi investor individu dalam komposisi pasar, sekaligus mencerminkan peningkatan minat masyarakat terhadap produk investasi berbasis efek.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengungkapkan bahwa keterlibatan aktif investor ritel tak hanya terlihat dari jumlah, tetapi juga dari konsistensi dalam melakukan transaksi.

“Berdasarkan data kepemilikan, investor ritel domestik saat ini menguasai sekitar 18,2% dari total kepemilikan efek di BEI,” ujar Irvan dalam keterangannya di Jakarta.

Sebagai perbandingan, sebelum pandemi Covid-19, kepemilikan efek oleh investor ritel hanya berada pada kisaran 10,6%. Lonjakan ini memperlihatkan perubahan signifikan dalam pola investasi masyarakat pascapandemi.

Kontribusi Transaksi Ritel Semakin Terasa Dalam Aktivitas Harian

Selain kepemilikan, data juga menunjukkan bahwa investor ritel berkontribusi signifikan terhadap volume transaksi harian di bursa. Tercatat rata-rata sebanyak 179.000 investor ritel melakukan transaksi setiap hari.

Sepanjang semester pertama 2025, investor ritel domestik menyumbang sekitar 44% dari total nilai transaksi di BEI. Ini menjadi indikasi bahwa partisipasi masyarakat dalam aktivitas investasi kian membumi, dan bukan lagi terbatas pada kalangan profesional atau institusional.

Menurut Irvan, kondisi ini adalah hasil dari langkah strategis yang dilakukan bursa dalam menciptakan pasar yang terbuka dan inklusif bagi semua kalangan. “Aktivitas tinggi ini mencerminkan peningkatan literasi keuangan dan minat masyarakat terhadap produk investasi pasar modal,” kata dia.

Program Edukasi Jadi Ujung Tombak Penyebaran Literasi

Untuk mendukung pertumbuhan partisipasi masyarakat, BEI terus menggencarkan berbagai inisiatif edukasi kepada publik. Program ini tidak hanya dilaksanakan secara konvensional, tetapi juga memanfaatkan platform digital agar bisa menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda.

“Kami terus mendorong edukasi secara masif, baik secara offline maupun online, melalui kerja sama dengan seluruh stakeholder. Termasuk kantor perwakilan BEI di seluruh Indonesia, galeri investasi, duta pasar modal, dan tentunya melalui media sosial,” jelas Irvan.

BEI mengadopsi pendekatan yang merata, tidak hanya fokus pada kota besar, tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang terekspos terhadap informasi pasar modal. Hal ini dilakukan untuk membentuk basis investor ritel yang tangguh dan berpandangan jangka panjang.

Peran Strategis Investor Ritel Dalam Penguatan Pasar Domestik

Pertumbuhan jumlah investor ritel dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan pasar modal nasional. Keberadaan investor ritel mampu menjadi penyeimbang ketika pasar mengalami tekanan dari faktor eksternal, seperti gejolak global atau aksi jual institusi asing.

Selain itu, investor individu kerap memiliki preferensi jangka panjang dan cenderung loyal terhadap portofolio dalam negeri. Dengan begitu, mereka bisa menjadi kekuatan pendorong dalam menjaga momentum positif pasar modal.

Di sisi lain, BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga terus memperkuat kerangka regulasi dan pengawasan, termasuk memberikan dukungan terhadap produk-produk baru seperti perdagangan karbon yang sedang didorong sebagai bagian dari agenda keberlanjutan pasar keuangan.

Optimisme Terhadap Masa Depan Investasi Publik

Langkah BEI dalam mendorong peningkatan literasi dan partisipasi publik di pasar modal mendapat respons positif dari pelaku industri. Banyak pihak menilai bahwa tren pertumbuhan investor ritel akan membuka peluang lebih luas bagi pendalaman pasar dan diversifikasi instrumen keuangan yang tersedia.

Kehadiran investor ritel secara aktif turut memperkuat daya tahan pasar dari fluktuasi jangka pendek, serta memberi sinyal bahwa investasi pasar modal kini makin dapat diakses oleh masyarakat umum. Hal ini menjadi bagian dari upaya menjadikan pasar modal sebagai sarana penguatan ekonomi nasional berbasis partisipasi publik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index