JAKARTA - Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) menggelar latihan gabungan penanggulangan terorisme di kawasan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Latihan ini menjadi bagian dari strategi penguatan sistem pertahanan di objek vital nasional, khususnya pada sektor transportasi udara.
Kegiatan latihan ini dipusatkan di area Stand Parking 18 Bandara SIM dengan skenario realistis menghadapi situasi krisis yang melibatkan pesawat komersial. Dalam skenario tersebut, pasukan gabungan melaksanakan simulasi lengkap mulai dari deteksi awal, pengamanan perimeter, negosiasi terbatas, hingga evakuasi penumpang dan netralisasi ancaman.
Latihan yang berlangsung secara terkoordinasi ini melibatkan sejumlah satuan dari jajaran Kodam IM seperti Yonif 112/Dharma Jaya, Yonif 117/Ksatria Yudha, Yonzipur 16/Dhika Anoraga, serta Personel Kopasgat TNI AU. PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara SIM turut mendukung pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di sektor penerbangan dan keamanan.
Respons Cepat dan Koordinasi Jadi Prioritas Utama
Panglima Kodam IM, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han), hadir langsung memantau latihan tersebut. Ia menekankan pentingnya kemampuan prajurit dalam merespons secara cepat dan akurat terhadap berbagai skenario ancaman yang bersifat non-konvensional.
“Latihan Gultor ini sangat penting untuk melatih kecepatan reaksi, ketepatan pengambilan keputusan, serta kemampuan teknis prajurit dalam mengatasi potensi gangguan keamanan, khususnya di objek vital nasional seperti bandara. Kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam membangun postur pertahanan yang andal dan responsif,” ujar Mayjen TNI Niko Fahrizal.
Dalam kegiatan ini, setiap personel dituntut menunjukkan ketelitian, keberanian, serta kemampuan koordinasi tim. Operasi simulasi dilakukan secara detail dengan pendekatan taktis yang menyesuaikan perkembangan jenis ancaman yang mungkin terjadi dalam konteks keamanan nasional.
Penguatan Sistem Pertahanan Melalui Kolaborasi Lintas Sektor
Latihan gabungan tersebut tidak hanya menguji ketangguhan teknis satuan TNI, tetapi juga menjadi wadah kolaborasi antara militer, pihak bandara, dan aparat keamanan lainnya. Seluruh pihak yang terlibat memainkan perannya secara aktif dalam menyukseskan jalannya simulasi, menunjukkan bahwa penanggulangan ancaman membutuhkan sinergi yang menyeluruh.
Mayjen TNI Niko Fahrizal menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor, terutama di wilayah strategis seperti Aceh. Menurutnya, pendekatan terpadu harus terus diperkuat agar seluruh unsur dapat saling melengkapi dalam menjaga keamanan bersama.
“TNI tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi ancaman yang bersifat asimetris dan multidimensional. Oleh karena itu, sinergitas lintas sektor menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan dan stabilitas wilayah, terutama di Aceh yang memiliki letak geografis strategis,” jelasnya.
Dukungan dari pihak pengelola bandara, aparat kepolisian, petugas medis, dan stakeholder sipil lainnya menjadi bagian integral dari sistem pertahanan yang adaptif dan responsif terhadap berbagai skenario ancaman keamanan.
Peningkatan Profesionalisme Prajurit di Tengah Ancaman Dinamis
Latihan ini juga menjadi momentum strategis untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapan mental setiap prajurit Kodam IM. Para peserta latihan diarahkan untuk menjadikan kegiatan ini sebagai sarana evaluasi dan penguatan kemampuan baik secara individu maupun dalam kerja tim.
Pangdam IM memberikan arahan langsung kepada seluruh peserta latihan agar tetap memegang teguh nilai-nilai profesionalisme, kedisiplinan, serta semangat pantang menyerah yang menjadi ciri khas prajurit TNI.
“Saya bangga melihat semangat dan dedikasi seluruh peserta latihan hari ini. Kalian adalah prajurit-prajurit terbaik yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh. Teruslah berlatih, tingkatkan kemampuan, dan jadilah garda terdepan dalam menjaga kedaulatan negara serta menciptakan rasa aman bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Pangdam.
Dalam berbagai situasi tak terduga, penguasaan teknik, mental yang tangguh, dan kerja sama antarsatuan menjadi modal penting bagi para prajurit dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan di lapangan.
Komitmen Kodam IM Terhadap Stabilitas Wilayah
Terselenggaranya latihan penanggulangan terorisme di Bandara SIM menjadi refleksi nyata komitmen Kodam IM dalam membangun kekuatan pertahanan wilayah yang tangguh. Tidak hanya fokus pada kesiapan tempur, kegiatan ini juga menjadi bentuk kesiapsiagaan terhadap situasi darurat di area strategis.
Latihan ini menunjukkan bahwa Kodam IM tidak hanya menjaga batas teritorial, tetapi juga aktif mendukung keamanan fasilitas publik yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat luas. Peran ini semakin penting dalam konteks pengamanan nasional yang dinamis dan kompleks.
Kegiatan serupa direncanakan akan terus dilakukan secara berkala sebagai bagian dari pembinaan berjenjang. Langkah ini bertujuan agar setiap prajurit siap menghadapi perubahan bentuk ancaman, baik dari aspek taktis, teknologi, maupun koordinasi dengan elemen sipil lainnya.