Bank

Bank Jateng Kudus Sukses Salurkan KUR Melebihi Target

Bank Jateng Kudus Sukses Salurkan KUR Melebihi Target
Bank Jateng Kudus Sukses Salurkan KUR Melebihi Target

JAKARTA - Kinerja penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank Jateng Cabang Kudus menunjukkan capaian menggembirakan. Sejak awal Januari hingga 22 Juli, total KUR yang telah disalurkan mencapai Rp77,44 miliar. Jumlah ini telah melampaui target tahunan yang sebelumnya dipatok sebesar Rp70 miliar.

Risdiyanto, Pemimpin Cabang Bank Jateng Kudus, menyampaikan bahwa capaian ini diperoleh melalui kerja aktif tiga unit layanan, yakni kantor cabang di Jalan Sudirman, serta Unit Jati dan Unit Prambatan. Kinerja positif ini memperlihatkan tingginya antusiasme dan kepercayaan masyarakat Kudus, khususnya pelaku usaha mikro, terhadap pembiayaan KUR yang ditawarkan bank daerah tersebut.

Dengan capaian ini, Bank Jateng memperkuat komitmennya dalam memperluas akses pembiayaan produktif di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

UMKM Jadi Penerima Terbesar Manfaat KUR

Sebagian besar penerima manfaat KUR di Kudus berasal dari kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurut Risdiyanto, sektor usaha yang paling dominan adalah warung tradisional, usaha konveksi, serta perdagangan kelontong. Jenis usaha ini dinilai sangat potensial untuk terus dikembangkan dengan dukungan akses permodalan yang mudah dan terjangkau.

Plafon kredit yang paling banyak diajukan berada pada kisaran Rp100 juta hingga Rp300 juta per nasabah. Sementara untuk batas maksimal plafon KUR mikro yang dapat diakses oleh satu nasabah dengan satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah Rp500 juta. Di atas nominal tersebut, pengajuan kredit masuk dalam kategori Kredit Umum Produktif (KUP).

Dengan tingginya minat pelaku UMKM terhadap KUR, Bank Jateng Kudus terus melakukan pendekatan inklusif agar seluruh pelaku usaha produktif dapat terlayani secara merata.

Subsidi Bunga Bertingkat Dukung Pembiayaan

Program KUR dari pemerintah tetap dilengkapi dengan fasilitas subsidi bunga, yang bertujuan meringankan beban pelaku usaha dalam proses pengembalian pinjaman. Namun demikian, skema subsidi bunga berlaku secara bertingkat.

Untuk pengajuan KUR pertama, nasabah akan mendapat bunga ringan sebesar 6 persen per tahun. Bila mengajukan KUR untuk kedua kalinya, bunga naik menjadi 7 persen per tahun. Sementara untuk pengajuan ketiga dan seterusnya, suku bunga menjadi 8 persen per tahun.

Risdiyanto menjelaskan bahwa awalnya pemerintah memberikan subsidi hingga 7 persen dari total bunga normal sebesar 13 persen. Tetapi untuk pinjaman lanjutan atau top-up, besaran subsidi dikurangi secara bertahap. Skema ini diharapkan dapat mendorong nasabah agar disiplin dan bijak dalam memanfaatkan pembiayaan yang diberikan.

Hambatan Akibat Skor Kredit Digital

Meskipun tingkat Non-Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah di Bank Jateng Kudus tergolong rendah, yakni hanya sekitar 0,2 persen, pihak bank tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu kendala yang cukup mencolok berasal dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.

Risdiyanto mengungkapkan bahwa cukup banyak calon nasabah KUR yang memiliki catatan negatif di sistem SLIK karena keterlambatan pembayaran dalam platform digital seperti paylater. Bahkan keterlambatan membayar transaksi kecil senilai Rp200 ribu dapat memengaruhi kelayakan kredit mereka.

Ia memperkirakan sekitar 10 persen calon nasabah terhambat proses pengajuan KUR karena riwayat kredit digital yang kurang baik. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena bisa menghambat akses pembiayaan produktif, meskipun calon nasabah memiliki usaha yang potensial.

Pendidikan Keuangan Jadi Solusi Inklusif

Guna mengatasi tantangan tersebut, Bank Jateng Kudus aktif memberikan edukasi kepada pelaku UMKM tentang pentingnya menjaga reputasi kredit. Nasabah diajak memahami bahwa meskipun transaksi melalui platform digital tampak kecil, ketepatan pembayaran tetap berpengaruh besar terhadap profil kredit mereka.

Edukasi yang dilakukan mencakup cara menyelesaikan tagihan digital, pentingnya disiplin finansial, serta bagaimana mengelola utang secara bertanggung jawab. Upaya ini terbukti membantu calon nasabah memperbaiki skor kreditnya dan akhirnya bisa kembali mengakses KUR.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index