Saham

Saham Saham Ini Melejit di Tengah Penguatan IHSG, Tiga Tembus ARA!

Saham Saham Ini Melejit di Tengah Penguatan IHSG, Tiga Tembus ARA!
Saham Saham Ini Melejit di Tengah Penguatan IHSG, Tiga Tembus ARA!

JAKARTA - Pergerakan pasar saham pada sesi perdagangan Senin menunjukkan tren positif. Seiring lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejumlah saham ikut mengalami kenaikan signifikan. Di antara saham-saham yang mencuri perhatian, lima emiten masuk dalam daftar top gainers, dengan kenaikan mencapai lebih dari 19 persen.

Kinerja apik ini menjadi sorotan di kalangan pelaku pasar. Bahkan tiga di antaranya mencatatkan lonjakan hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA), menandakan antusiasme yang tinggi dari investor terhadap saham-saham tersebut. ARA terjadi saat saham naik maksimal dalam satu sesi perdagangan, sesuai ketentuan bursa.

Tiga Saham Capai Auto Rejection Atas

Berdasarkan data dari RTI, saham PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) menjadi salah satu yang mengalami lonjakan paling tajam, yakni naik sebesar 24,86%. Saham ini menjadi sorotan utama karena kenaikannya yang signifikan menunjukkan adanya sentimen positif di pasar.

Saham lainnya, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), juga mengalami kenaikan sebesar 24,71%, mencerminkan kuatnya minat beli investor terhadap emiten sektor energi tersebut. Kinerja SMMT menunjukkan bagaimana sektor energi kembali menjadi incaran seiring tren penguatan pasar global dan dalam negeri.

Kemudian ada PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) yang mencatat kenaikan sebesar 19,93%. Saham dari grup konglomerasi ini juga menjadi bagian dari trio yang menyentuh ARA. Lonjakan harga ini menjadi indikator positif terhadap persepsi investor terhadap fundamental perusahaan maupun potensi jangka pendeknya.

Dua Emiten Lain Juga Masuk Daftar Top Gainers

Selain tiga saham yang mentok ARA, dua emiten lainnya juga mencatatkan penguatan harga yang sangat signifikan. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) melesat hingga 24,86%, dan masuk dalam jajaran saham dengan kenaikan tertinggi hari itu. BUVA, yang bergerak di sektor properti dan pariwisata, berhasil menarik perhatian investor dengan performa perdagangannya.

Lalu, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) ikut terdongkrak hingga 21,86%. Emiten sektor perkebunan ini menjadi bukti bahwa sektor-sektor berbasis sumber daya alam masih memiliki daya tarik tersendiri bagi pelaku pasar. Dengan lonjakan dua digit tersebut, BUVA dan PGUN melengkapi daftar saham paling naik yang menonjol pada perdagangan kali ini.

Lima Saham Terkoreksi Masuk Daftar Top Losers

Meskipun sebagian besar saham mengalami penguatan, tidak sedikit yang justru menunjukkan penurunan harga dan masuk dalam daftar top losers. Saham-saham tersebut mengalami tekanan jual yang membuat harga terkoreksi cukup dalam, antara 7% hingga lebih dari 8%.

Di antaranya adalah saham PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) yang mengalami penurunan paling tajam, yakni sebesar 8,22%. Emiten di sektor pariwisata ini menjadi salah satu yang paling terdampak dari aksi ambil untung investor.

Selain itu, saham PT Merry Riana Eduka Tbk (MERI) juga terkoreksi 7,95%. Meskipun sempat menguat di sesi-sesi sebelumnya, saham ini tampaknya mengalami tekanan jual setelah reli pendek. Penurunan ini bisa menjadi cerminan fluktuasi jangka pendek di sektor edukasi berbasis digital.

Saham PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) menyusul dengan penurunan sebesar 7,27%. Emiten ini bergerak di sektor teknologi dan menjadi bagian dari saham-saham yang bergerak volatil. Koreksi juga terjadi pada saham PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) yang turun 7,24%, serta PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) yang melemah 7,18%.

Pergerakan Saham Menjadi Cerminan Sentimen Pasar

Fluktuasi harga saham dalam satu sesi perdagangan menunjukkan bahwa sentimen pasar tetap menjadi faktor dominan dalam menentukan arah pergerakan harga. Saham-saham yang mencatatkan lonjakan hingga ARA biasanya menjadi indikasi adanya optimisme investor terhadap prospek bisnis emiten tersebut, atau setidaknya respons terhadap kabar atau laporan yang dianggap positif.

Di sisi lain, penurunan harga saham top losers menunjukkan adanya aksi ambil untung, koreksi wajar pasca kenaikan, atau bahkan sentimen negatif yang mempengaruhi persepsi pasar. Kombinasi antara saham yang naik dan turun secara tajam memberikan warna dalam dinamika perdagangan di Bursa Efek Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index