JAKARTA - Dalam upaya mewujudkan swasembada energi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, tengah mengimplementasikan sejumlah langkah strategis untuk mempercepat pencapaian tujuan tersebut. Target ambisius yang telah ditetapkan oleh Pertagas termasuk mencatatkan angka penyaluran transportasi gas bumi dan minyak bumi yang tinggi pada tahun 2024. Dalam hal ini, Pertagas menargetkan transportasi gas bumi mencapai 560.523 MMSCF, serta transportasi minyak bumi hingga 59 juta barel. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dan diharapkan mampu memberikan dampak positif untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, menyatakan bahwa visi terbaru perusahaan ini mengarah untuk menjadikan Pertagas sebagai perusahaan infrastruktur energi berkelas dunia. Dilengkapi dengan kemampuan untuk menghadapi tantangan di pasar energi global, Pertagas tidak hanya berfokus pada gas bumi dan energi fosil semata. Gamal menegaskan, “Kami tidak hanya fokus pada gas bumi dan energi fosil, namun juga aktif mengembangkan green energy serta teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk menghadapi era transisi energi.” Melalui inovasi dan pengembangan energi terbarukan, Pertagas berkomitmen untuk tetap menjadi komponen penting dalam mendukung swasembada energi di Indonesia.
Sejak didirikan pada 23 Februari 2007, Pertagas secara konsisten memperkuat dukungannya terhadap infrastruktur energi di Indonesia. Hal ini diwujudkan melalui upaya pengelolaan infrastruktur yang aman, handal, dan efisien. Pertagas juga berperan aktif dalam mengembangkan solusi teknologi yang dapat menyokong transisi energi. Dengan fokus mengejar keandalan operasional dan efisiensi, perusahaan ini memainkan peran strategis dalam meningkatkan kapasitas distribusi energi ke berbagai wilayah strategis, meliputi kilang, pembangkit listrik, dan industri pupuk.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, memberikan pandangan mengenai kontribusi penting Pertagas dalam sektor energi, terutama di era transisi energi saat ini. Menurut Komaidi, “Fosil yang paling ramah lingkungan adalah gas, sehingga gas menjadi sangat penting.” Ia menyebut bahwa gas memiliki fungsi esensial sebagai jembatan menuju transisi energi, berkat perannya dalam mengurangi dampak lingkungan dari pembakaran sumber energi fosil lainnya. Komaidi menekankan pentingnya konektivitas dan integrasi dalam pemanfaatan gas agar tercipta efisiensi, yang pada gilirannya akan memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat dan industri.
Komaidi lebih lanjut menyoroti bagaimana Pertagas telah berpartisipasi aktif dalam industri gas nasional yang pada gilirannya berkontribusi dalam konteks transisi energi global. "Kuncinya, gas bisa dimanfaatkan kalau ada connectivity, ada integrasi. Kalau ini bisa dilakukan, tentu akan efisien dan masyarakat akan dapat akses yang lebih baik. Industri juga dapat akses lebih baik," ungkap Komaidi.
Pertagas, mengandalkan misi untuk mendukung transisi energi dan meningkatkan infrastruktur energi domestik, terus berusaha untuk memperbesar jangkauan distribusi melalui penciptaan sistem yang lebih andal. Mereka hadir sebagai pemain kunci dalam penghubungan lokasi pasokan dan pasar yang membutuhkan daya serap energi lebih besar. Dengan menjangkau pasar yang lebih luas dan integrasi solusi berbasis teknologi, visi Pertagas menjadi bagian dari swasembada energi nasional semakin mendekati kenyataan.
Dalam rangka mendukung swasembada energi dan memastikan ketahanan energi nasional, tidak hanya proyek besar yang menjadi fokus. PT Pertamina juga menjalankan inisiatif skala kecil, seperti pembangunan 159 Desa Energi Berdikari yang diharapkan mampu menyuplai kebutuhan energi masyarakat di daerah-daerah terpencil. Solusi ini diharapkan berperan ganda sebagai alternatif penyediaan energi secara mandiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh Pertagas merupakan refleksi dari upaya terus-menerus untuk tidak hanya sekadar memenuhi capaian angka penyaluran energi, tetapi juga kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan infrastruktur energi yang berkelanjutan di tanah air. Dengan pemanfaatan energi hijau dan teknologi canggih, Pertagas menunjukan dedikasi untuk menjadi katalisator dalam era transisi energi yang ramah lingkungan di Indonesia. Kombinasi inovasi dan tindakan nyata inilah yang kemudian diharapkan akan mengangkat posisinya sebagai pemimpin dalam industri energi nasional dan internasional. Sementara itu, seluruh upaya ini dihadapkan pada harapan besar agar bisa menjawab kebutuhan energi di masa depan, sejalan dengan target swasembada energi tahun 2024 yang diharapkan dapat segera terwujud.