JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan keyakinan bahwa Danantara akan berperan signifikan dalam mendorong performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan misi utama meningkatkan daya saing BUMN melalui peningkatan efisiensi dan transparansi, Danantara siap menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia.
Selama diskusi media yang berlangsung di Gedung BEI, Jakarta, Iman Rachman menjelaskan bahwa salah satu fokus Danantara adalah untuk mengangkat posisi BUMN agar lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun di kawasan Asia. "Sebagai contoh, Bank Himbara dan Telkom Indonesia dapat bersaing lebih agresif dengan institusi keuangan dan telekomunikasi di tingkat regional," ujar Iman.
Hingga akhir tahun 2024, Iman melaporkan bahwa 12 BUMN beserta anak perusahaannya yang tergabung dalam Danantara mencatat kapitalisasi pasar sebesar Rp1.893 triliun. Nilai ini setara dengan sekitar 15% dari total kapitalisasi pasar di BEI, menandai betapa pentingnya kontribusi Danantara dalam ekosistem pasar modal Indonesia.
Menurut Iman, BUMN dan entitas anak memberikan sumbangsih signifikan pada nilai transaksi di BEI, mencapai porsi sebesar 27% dari total nilai transaksi. "Potensi Danantara untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kapitalisasi pasar sangat besar. Namun, kita memerlukan waktu untuk membangun kepercayaan pasar dan membuktikan efektivitas dari model bisnis tersebut," jelasnya.
Erick Thohir turut optimistis dengan kehadiran Danantara, seraya melihat potensi dampak positif pada IHSG. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa hasil positif ini tidak akan terlihat dalam waktu yang singkat. "Seharusnya bisa, tetapi perlu waktu. Kami tidak bisa melawan persepsi negatif yang ada saat ini. Misalnya, anggapan bahwa benchmarking Danantara dengan sovereign wealth fund lain itu tidak bagus, itu salah besar. Kita buktikan nanti," tegas Erick.
Erick juga mengungkapkan bahwa, meskipun ada kritik terhadap BUMN dan pengelolaan negara, performa perusahaan pelat merah saat ini menunjukkan kemajuan signifikan. Satu pencapaian yang patut dibanggakan adalah laba bersih yang mencapai Rp310 triliun, menjadi bukti transformasi BUMN berjalan dengan baik.
"Kalau memang BUMN itu buruk, tidak mungkin ada profit Rp310 triliun. Jika pelayanan bandara saja bisa lebih baik, itu membuktikan bahwa BUMN tidak seburuk yang dikatakan orang," kata Erick, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.
Pembangunan Danantara tidak hanya dimaksudkan untuk memperkuat BUMN secara internal. Lebih dari itu, berdasarkan pernyataan Iman dan Erick, entitas ini diharapkan dapat membangkitkan kepercayaan investor dalam maupun luar negeri, sehingga aliran modal masuk akan semakin deras ke Tanah Air. Strategi ini dinilai dapat menjadi magnetic bagi peningkatan performa IHSG di masa mendatang.
Iman turut menekankan pentingnya mendudukkan peran BUMN dalam peta industri regional dan global. "Danantara akan membantu BUMN untuk lebih terintegrasi dengan pasar internasional," tambahnya.
Meskipun keyakinan terhadap potensi Danantara sangat kuat, Iman menuturkan bahwa keberhasilannya tidak hanya bergantung pada internal perusahaan, tetapi juga pada dukungan regulator dan kepercayaan pasar. "Diperlukan sinergi antara Danantara, pemerintah, dan pelaku pasar untuk benar-benar menggebrak transformasi ekonomi Indonesia," ungkap Iman lebih lanjut.
Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, Erick dan Iman percaya bahwa dengan manuver yang tepat, Danantara dapat memberikan efek domino positif yang signifikan terhadap IHSG. Untuk periode jangka panjang, mereka melihat Danantara bisa membuka alur masuknya investasi lebih besar sekaligus memperkuat daya tawar BUMN di tingkat regional dan global.
Optimisme ini sejalan dengan rencana besar pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia yang diperhitungkan. Fokus pada transformasi struktural, inovasi dan kerjasama antara BUMN dalam melaksanakan operasi dan strategi bisnis yang lebih canggih dianggap sebagai langkah awal.
Dengan perkiraan ini, reformasi dan inisiatif baru yang diusung oleh Danantara memberi harapan baru bagi IHSG yang dapat menjadi tolok ukur pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia di masa depan. Dengan koordinasi dan implementasi kebijakan yang kuat, Erick Thohir dan Iman Rachman menggarisbawahi bahwa kontribusi Danantara dapat menggeliatkan performa IHSG dan menjadi katalis bagi peningkatan kapitalisasi pasar di Indonesia, menciptakan ekosistem investasi yang lebih sehat, dinamis, dan terpercaya.