Perbankan

Prediksi Positif Pertumbuhan Ekonomi 2025 Menopang Optimisme Industri Perbankan

Prediksi Positif Pertumbuhan Ekonomi 2025 Menopang Optimisme Industri Perbankan
Prediksi Positif Pertumbuhan Ekonomi 2025 Menopang Optimisme Industri Perbankan

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil survei terbaru mereka, yaitu Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) untuk triwulan pertama tahun 2025. Dari 96 bank yang disurvei, laporan ini memberikan pandangan mendalam tentang sentimen positif dan optimisme yang meliputi industri perbankan Indonesia. Optimisme ini timbul dari perspektif bahwa ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tumbuh tetap stabil, meski kondisi ekonomi global tengah dihadang tantangan seperti tensi geopolitik tinggi dan perang dagang yang masih berlangsung.

Dalam keterangan tertulisnya pada tanggal 3 Maret 2025, M. Ismail Riyadi, pelaksana tugas Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, menjelaskan prediksi positif ini. "Penurunan suku bunga acuan, ditopang kebijakan ekonomi pemerintah yang pro pertumbuhan, serta berakhirnya sikap wait and see dari investor setelah tahun politik 2024, menjadi faktor utama," ujarnya. Angka inflasi yang diperkirakan terkendali turut memberikan kelegaan bagi pelaku industri.

Ekonomi domestik menunjukkan sinyal positif yang kuat. Survei menunjukkan bahwa Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan pertama 2025 berada di level 66, mencerminkan rasa optimis yang kuat dari pelaku industri. Aset dari bank yang disurvei mencakup hingga 96,61 persen dari total aset di seluruh bank umum, memperlihatkan cakupan survei yang luas dan mewakili kondisi sebenarnya di lapangan. Survei juga mencatat bahwa Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) berada di level baik, yaitu 53, mengindikasikan optimisme terhadap stabilitas ekonomi domestik dengan tren penurunan suku bunga acuan.

Sentimen positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga tercermin dalam survei ini. PDB diperkirakan tumbuh, sejalan dengan peningkatan konsumsi yang didorong oleh momen Ramadan dan Idulfitri serta kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2025. "Konsumen lebih cenderung meningkatkan belanja selama periode ini, sementara pemerintah memberikan stimulus ekonomi tambahan untuk memacu pertumbuhan," lanjut Ismail Riyadi. Program-program stimulasi ekonomi ini diharapkan dapat menyokong pertumbuhan yang lebih tinggi di triwulan berikutnya.

Selain itu, risiko di sektor perbankan dalam triwulan pertama 2025 dianggap tetap terkendali. Indeks Persepsi Risiko (IPR) tercatat di angka 55, masih dalam zona aman dan mencerminkan keyakinan bahwa risiko kredit, posisi devisa netto, dan faktor rentabilitas dalam keadaan baik. Kualitas kredit diharapkan tetap kuat, dengan posisi devisa netto yang lebih solid karena aset dan tagihan dalam valuta asing lebih besar dibandingkan kewajiban valuta asing. Faktor long position ini memperkuat stabilitas daya tahan perbankan terhadap fluktuasi mata uang global.

Optimisme tak hanya berhenti pada stabilitas, tetapi juga terhadap pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) mencapai angka 74, merefleksikan antusiasme bank dalam memproyeksikan kinerja positif pada triwulan pertama. "Pertumbuhan kredit triwulan pertama ini didorong oleh ekspektasi ekonomi domestik yang terus bertumbuh sepanjang musim libur Lebaran," tambah M. Ismail Riyadi. Responden juga melihat adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diharapkan menguat seiring bertumbuhnya kepercayaan nasabah terhadap kestabilan sistem perbankan.

Namun demikian, di dunia yang serba tidak pasti, para bankir tidak lantas terlena. Mereka memperhatikan kondisi global yang tetap menjadi ancaman dan terus menjaga kehati-hatian dalam pengelolaan aset. Pihak OJK pun terus berupaya melakukan edukasi literasi keuangan bagi masyarakat agar makin paham dengan kondisi ekonomi terkini, mengingat pentingnya peran literasi keuangan dalam menggerakkan ekonomi nasional.

Dengan demikian, survei dari OJK ini menegaskan kembali keyakinan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun stabil dengan kinerja ekonomi yang kokoh di hadapan berbagai tantangan global. Sembari menatap masa depan, industri perbankan tetap bersiap dengan strategi matang demi menghadapi segala kemungkinan, baik di level domestik maupun internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index