Adhi Karya

Adhi Karya Catat Pertumbuhan Laba Bersih 18 Persen di Tengah Penurunan Pendapatan, Proyek Strategis Jadi Andalan

Adhi Karya Catat Pertumbuhan Laba Bersih 18 Persen di Tengah Penurunan Pendapatan, Proyek Strategis Jadi Andalan
Adhi Karya Catat Pertumbuhan Laba Bersih 18 Persen di Tengah Penurunan Pendapatan, Proyek Strategis Jadi Andalan

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang tetap solid sepanjang tahun 2024, meskipun pendapatan usaha mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp252 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh kontribusi dari proyek-proyek strategis berskala nasional. Di antara proyek-proyek tersebut adalah Jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo, pembangunan Pabrik PUSRI III-B di Palembang, serta pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Ketiga proyek tersebut menjadi faktor utama yang menopang perolehan laba Adhi Karya di tengah tekanan terhadap pendapatan usaha.

Dari sisi pendapatan, perusahaan mencatat penurunan cukup signifikan dari Rp20,07 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp13,35 triliun pada tahun 2024. Penurunan tersebut disebabkan oleh perubahan strategi pencatatan proyek Joint Operation (JO) yang dilakukan perusahaan. Jika sebelumnya kontribusi JO terhadap pendapatan berada di angka 26 persen pada 2023, maka pada tahun 2024 kontribusinya melonjak menjadi 48 persen. Namun, karena sistem akuntansi yang berlaku, pendapatan dari proyek JO tidak dimasukkan ke dalam pendapatan usaha, melainkan hanya tercatat sebagai laba.

Strategi reprofiling proyek JO ini meski mengurangi pendapatan tercatat, nyatanya menghasilkan pertumbuhan laba yang signifikan. Sepanjang 2024, laba yang diperoleh dari proyek-proyek JO meningkat tajam sebesar 81,4 persen, dari Rp487,7 miliar pada 2023 menjadi Rp884,7 miliar. Proyek-proyek Joint Operation yang memberikan kontribusi laba tersebut mencakup pembangunan MRT CP-02, Tol Jakarta–Cikampek II Selatan, dan proyek Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) seksi 3A-2.

Peningkatan laba yang dihasilkan dari proyek JO tersebut juga turut mendorong perbaikan pada margin laba kotor perusahaan. Pada tahun buku 2024, margin laba kotor Adhi Karya meningkat menjadi 12 persen. Peningkatan ini merupakan hasil dari kebijakan optimalisasi biaya yang diterapkan pada tingkat proyek. Efisiensi biaya yang dilakukan secara konsisten telah berhasil menjaga profitabilitas perusahaan meskipun pendapatan kotor mengalami kontraksi.

Tidak hanya dalam hal profitabilitas, posisi keuangan Adhi Karya dari sisi neraca juga menunjukkan perbaikan yang signifikan. Total liabilitas perusahaan per akhir Desember 2024 tercatat sebesar Rp25,4 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 19 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan beban liabilitas ini dicapai seiring dengan keberhasilan pelunasan seluruh obligasi yang jatuh tempo sepanjang tahun berjalan. Pelunasan tersebut memberikan efek positif terhadap struktur keuangan dan memperkuat posisi modal kerja perusahaan.

Dari sisi ekuitas, Adhi Karya juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5 persen pada tahun 2024 menjadi Rp9,7 triliun. Pertumbuhan ekuitas tersebut turut memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER). DER perusahaan pada tahun 2024 menurun menjadi 2,62 kali dibandingkan 3,39 kali pada tahun sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan bahwa struktur pendanaan perusahaan menjadi lebih sehat dan berorientasi pada peningkatan kapasitas pemenuhan kewajiban jangka panjang.

Sementara itu, DER untuk komponen utang berbunga (Interest Bearing Debt) juga mengalami penurunan dari 1,31 kali pada 2023 menjadi 0,92 kali di tahun 2024. Penurunan rasio utang berbunga ini menandakan bahwa perusahaan semakin mampu menekan biaya pendanaan dan memiliki ruang lebih luas untuk ekspansi usaha tanpa terlalu bergantung pada pembiayaan eksternal.

Selain mencatatkan perbaikan pada struktur keuangan, Adhi Karya juga menunjukkan performa positif dalam hal arus kas. Sepanjang 2024, perusahaan berhasil meningkatkan arus kas dari aktivitas operasi hingga 187 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan arus kas tersebut tercatat dalam laporan keuangan audited tahun buku 2024 dan memperkuat posisi kas perusahaan dalam mendukung proyek-proyek berjalan maupun pengembangan inisiatif baru.

Konsistensi pencatatan arus kas operasi positif telah ditunjukkan oleh Adhi Karya sejak tahun 2018. Artinya, selama tujuh tahun berturut-turut, perusahaan mampu menjaga stabilitas keuangan dan menghasilkan likuiditas yang sehat dari aktivitas inti usaha. Konsistensi ini menjadi indikator penting dalam menilai daya tahan perusahaan terhadap dinamika pasar dan berbagai tantangan sektor konstruksi yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan berbagai pencapaian tersebut, Adhi Karya dinilai berhasil mengelola tantangan bisnis secara adaptif. Penurunan pendapatan tidak serta-merta menjadi hambatan bagi perusahaan untuk mencatatkan pertumbuhan laba. Fokus terhadap proyek-proyek berkualitas, efisiensi biaya, serta optimalisasi pengelolaan portofolio proyek menjadi kunci keberhasilan kinerja perusahaan sepanjang 2024.

Di tengah geliat pembangunan infrastruktur nasional, terutama terkait proyek-proyek strategis seperti pembangunan jaringan transportasi dan fasilitas umum di Ibu Kota Nusantara (IKN), Adhi Karya dinilai memiliki potensi besar untuk melanjutkan tren pertumbuhan positif. Dukungan dari pemerintah terhadap proyek-proyek besar, serta penguatan posisi keuangan internal, memberikan ruang manuver yang luas bagi perusahaan untuk menjadi pemain utama dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Melihat indikator-indikator kinerja yang telah dicapai, Adhi Karya memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tahun-tahun mendatang. Efisiensi operasional, penguatan struktur keuangan, serta strategi investasi pada proyek-proyek berpotensi tinggi menjadi bekal utama untuk melanjutkan pertumbuhan dan menjaga daya saing di industri konstruksi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index