Investasi

Strategi Investasi Fleksibel Jadi Kunci Hadapi Volatilitas Akibat Kenaikan Tarif AS di Pasar Global

Strategi Investasi Fleksibel Jadi Kunci Hadapi Volatilitas Akibat Kenaikan Tarif AS di Pasar Global
Strategi Investasi Fleksibel Jadi Kunci Hadapi Volatilitas Akibat Kenaikan Tarif AS di Pasar Global

JAKARTA - Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Amerika Serikat baru-baru ini telah menimbulkan dampak luas terhadap dinamika pasar keuangan global. Di tengah ketidakpastian ini, Manulife Investment Management memberikan pandangan strategis bagi para investor untuk menghadapi gejolak yang berisiko mengganggu stabilitas portofolio mereka. Pendekatan investasi yang fleksibel dinilai menjadi pilihan utama agar investor mampu beradaptasi terhadap perubahan yang cepat, sekaligus memanfaatkan peluang di berbagai kelas aset.

Deputy Head of Multi-Asset Solutions, Asia, dan Senior Portfolio Manager di Manulife Investment Management, Marc Franklin, menjelaskan pentingnya fleksibilitas dalam strategi investasi saat ini. Menurutnya, fleksibilitas tidak hanya memberikan kelincahan dalam beradaptasi terhadap perubahan valuasi, tetapi juga membuka jalan bagi investor untuk menangkap peluang strategis di berbagai sektor dan wilayah geografis. “Investor perlu mempertahankan pendekatan investasi yang fleksibel agar dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan valuasi pasar dan menangkap peluang yang muncul di seluruh kelas aset,” ujar Marc dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Marc mengungkapkan bahwa kebijakan dalam negeri AS yang cenderung bias proteksionis berpotensi mendorong arus modal asing keluar dari pasar AS. Meskipun investor ritel domestik masih mempertahankan ketertarikan terhadap saham-saham AS, ketahanan pasar tenaga kerja menjadi faktor penting dalam mempertahankan stabilitas ekonomi domestik. Ia menambahkan, jika valuasi ekuitas AS kembali ke rata-rata jangka panjangnya, maka hal tersebut bisa membuka peluang investasi yang menarik bagi investor dalam maupun luar negeri. “Penyelarasan ini dapat memberikan titik masuk strategis bagi investor yang ingin memanfaatkan tingkat valuasi yang lebih menguntungkan, yang berpotensi meningkatkan imbal hasil seiring dengan stabilnya kondisi pasar,” katanya.

Dalam situasi seperti ini, investor juga disarankan untuk menjaga porsi kas yang lebih besar dalam portofolio mereka. Menurut Marc, langkah ini memungkinkan investor untuk memiliki likuiditas yang cukup guna merespons peluang yang muncul akibat reset valuasi di berbagai kelas aset. “Potensi imbal hasil jangka panjang pasar meningkat seiring dengan reset valuasi, oleh karena itu penting untuk menjaga fleksibilitas dengan mempertahankan posisi kas yang memadai,” ujarnya.

Selain fleksibilitas, fokus pada manajemen risiko dan diversifikasi portofolio juga menjadi elemen penting dalam menyikapi gejolak pasar. Marc menekankan bahwa pendekatan yang disiplin terhadap manajemen risiko serta diversifikasi lintas sektor dan negara dapat membantu menjaga ketahanan portofolio investor. Ia menambahkan, “Mempertahankan perspektif jangka panjang dapat membantu memastikan keselarasan strategis dengan kondisi pasar yang terus berkembang, sehingga memposisikan investor untuk mendapatkan keuntungan dari potensi pertumbuhan dari waktu ke waktu.”

Kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh AS menciptakan dinamika baru dalam perdagangan global dan menyebabkan peningkatan signifikan pada volatilitas pasar. Dalam analisanya berjudul Solusi Mengatasi Volatilitas Pasar Menghadapi Perubahan Tarif AS, Marc menekankan pentingnya evaluasi ulang terhadap strategi investasi yang selama ini dijalankan oleh para pelaku pasar. Ia juga menyoroti bahwa reindustrialisasi di AS dapat memberikan keuntungan bagi sektor manufaktur dan jasa domestik. “Investor harus mempertimbangkan untuk menyelaraskan investasi lebih banyak kepada manufaktur dan jasa domestik AS yang berpotensi diuntungkan dari reindustrialisasi,” ujarnya.

Tidak hanya AS, respons dari negara-negara besar lainnya seperti China juga menjadi perhatian utama. Jika China mempercepat kebijakan stimulus ekonomi dalam negeri sebagai respons terhadap tekanan eksternal, maka sektor konsumsi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan. Marc menyebutkan bahwa pengalihan fokus China ke konsumsi domestik akan membuka peluang di sektor-sektor yang berkaitan dengan permintaan dalam negeri. “Mengawasi pergerakan ini dan menyesuaikan portofolio dapat membantu memaksimalkan peluang dan memitigasi risiko dari penataan ulang perdagangan global,” ungkapnya.

Gejolak tarif juga memberikan tekanan signifikan pada negara-negara di kawasan ASEAN yang selama ini bergantung pada ekspor. Negara seperti Vietnam dan Thailand, menurut Marc, perlu menyesuaikan model ekonomi mereka, terutama setelah tertutupnya celah transshipment yang sebelumnya digunakan untuk menghindari tarif. Di sisi lain, India muncul sebagai contoh negara dengan ketahanan ekonomi lebih kuat karena lebih mengandalkan permintaan domestik. “Investor harus mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi ke negara-negara dengan permintaan domestik yang kuat untuk memitigasi risiko geopolitik dan meningkatkan ketahanan portofolio,” terang Marc.

Tak hanya itu, volatilitas pasar juga menyebabkan penyesuaian valuasi (reset valuasi) di sejumlah aset penting. Saham-saham teknologi berkapitalisasi besar di AS, misalnya, mengalami perubahan signifikan dalam valuasinya. Hal yang sama juga terjadi pada spread kredit, terutama di kelas investasi dan pasar negara maju yang memiliki imbal hasil tinggi. Menurut Marc, penyesuaian

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index