PTPP

PTPP Tak Bagikan Dividen Tahun Buku 2024, Fokus Perkuat Struktur Permodalan untuk Dukung Proyek Strategis

PTPP Tak Bagikan Dividen Tahun Buku 2024, Fokus Perkuat Struktur Permodalan untuk Dukung Proyek Strategis
PTPP Tak Bagikan Dividen Tahun Buku 2024, Fokus Perkuat Struktur Permodalan untuk Dukung Proyek Strategis

JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP), salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia, memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham dari laba bersih tahun buku 2024. Seluruh laba bersih sebesar Rp415,65 miliar akan dialokasikan sebagai dana cadangan guna memperkuat struktur permodalan perusahaan di tengah kebutuhan pembiayaan yang tinggi di sektor konstruksi.

Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta. Dalam rapat tersebut, manajemen menyampaikan bahwa kondisi likuiditas dan kebutuhan modal kerja menjadi pertimbangan utama untuk tidak membagikan dividen tahun ini, terutama mengingat proyek-proyek strategis nasional yang terus berjalan, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Laba Bersih Turun, Pendapatan Naik

Meski mencatat penurunan laba bersih sebesar 13,65% dibandingkan tahun 2023, PTPP mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang cukup positif. Pada tahun 2024, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp19,81 triliun, naik 7,3% dari pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,46 triliun. Sementara itu, laba bersih menurun dari Rp481,37 miliar pada 2023 menjadi Rp415,65 miliar di tahun 2024.

Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, menyatakan bahwa keputusan untuk menahan laba bersih sebagai cadangan merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tantangan permodalan yang dihadapi sektor konstruksi.

“(Laba) buat cadangan,” ujar Novel singkat kepada awak media usai RUPST.

Kebutuhan Modal di Sektor Konstruksi Semakin Ketat

Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, menambahkan bahwa ketatnya kebutuhan modal kerja menjadi alasan utama dibalik keputusan tidak membagikan dividen. Ia menekankan bahwa sektor konstruksi saat ini menghadapi tekanan likuiditas yang cukup besar, sehingga prioritas utama perusahaan adalah memperkuat struktur permodalan.

“Untuk cadangan karena di sektor konstruksi terkait modal cukup tight atau ketat,” jelas Agus.

Menurutnya, pencadangan laba bersih ini juga menjadi langkah antisipatif terhadap proyek-proyek besar yang akan memasuki tahap percepatan pada tahun ini. Salah satu proyek strategis yang menjadi fokus perusahaan adalah pembangunan IKN di Kalimantan Timur.

Dana Proyek IKN Sudah Mulai Dicairkan

Dalam keterangannya, Agus menyebut bahwa pada kuartal pertama tahun 2025 ini, anggaran untuk proyek pembangunan IKN Nusantara sudah mulai dibuka blokirannya oleh pemerintah, termasuk dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini membuka peluang bagi PTPP untuk kembali mengintensifkan pengerjaan proyek infrastruktur besar.

“Cadangan ini diperlukan, karena triwulan 1 2025 ini Ibu Kota Negara (IKN) anggarannya sudah dibuka blokirannya, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum secara bertahap,” katanya.

Agus menambahkan, struktur permodalan yang lebih kuat akan memungkinkan perusahaan untuk lebih agresif mengambil peluang proyek di tengah pemulihan ekonomi nasional.

Langkah Strategis untuk Keberlanjutan Bisnis

Langkah PTPP menahan dividen dinilai sebagai bentuk tanggung jawab korporasi dalam menjaga keberlanjutan operasional. Dalam konteks sektor konstruksi, kebutuhan akan modal kerja yang besar kerap menjadi tantangan utama dalam penyelesaian proyek, terlebih ketika menghadapi keterlambatan pembayaran atau tekanan arus kas dari proyek multiyears.

Dengan menjaga dana cadangan dari laba bersih, PTPP dapat memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk mendanai proyek secara internal, tanpa harus terlalu bergantung pada pinjaman jangka pendek yang menambah beban bunga.

Posisi Keuangan Masih Terkendali

Meski menghadapi tekanan di sisi laba, manajemen PTPP menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan masih berada dalam level yang terkendali. Peningkatan pendapatan menunjukkan bahwa operasional perusahaan tetap tumbuh, dan efisiensi tetap menjadi prioritas dalam menjaga profitabilitas.

Langkah strategis menahan dividen juga sejalan dengan tren global di mana banyak perusahaan di sektor padat modal seperti konstruksi, energi, dan infrastruktur lebih memilih untuk menahan distribusi keuntungan demi memperkuat posisi keuangan dan mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal.

Komitmen Jangka Panjang Terhadap Pemegang Saham

Walaupun tahun ini tidak ada pembagian dividen, manajemen PTPP memastikan bahwa keputusan ini tidak akan mengurangi komitmen perusahaan terhadap para pemegang saham. Dengan struktur keuangan yang lebih sehat, perusahaan berpeluang mencatatkan kinerja yang lebih baik di masa depan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

“Ini bukan berarti kita abai terhadap pemegang saham. Justru kita ingin menjaga bisnis tetap sustain, agar dividen yang akan datang bisa lebih optimal,” imbuh salah satu pejabat internal PTPP yang tidak disebutkan namanya dalam keterangan terpisah.

Outlook Positif Proyek Pemerintah dan Swasta

PTPP saat ini tengah menggarap berbagai proyek strategis baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Selain IKN, proyek-proyek jalan tol, pelabuhan, dan infrastruktur energi juga menjadi bagian dari portofolio yang diharapkan menopang pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah sebagai bagian dari transformasi ekonomi nasional. PTPP sebagai BUMN konstruksi dinilai memiliki peran penting dalam merealisasikan visi tersebut.

Penguatan Fondasi untuk Masa Depan

Keputusan PTPP untuk tidak membagikan dividen dari laba tahun buku 2024 menjadi langkah strategis yang mencerminkan fokus perusahaan dalam menjaga kesehatan keuangan jangka panjang. Dengan terus memperkuat struktur permodalan, PTPP menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan daya saing di sektor konstruksi.

Dengan demikian, meski tahun ini pemegang saham tidak menerima dividen tunai, langkah ini diharapkan dapat membuahkan hasil lebih besar dalam jangka panjang, baik dari sisi pertumbuhan nilai perusahaan maupun keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek berskala besar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index