JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak terbatas namun tetap menunjukkan potensi penguatan pada perdagangan Jumat, 2 Mei 2025. Dalam proyeksinya, BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan bahwa IHSG berpotensi mencapai level 6.800, dengan dua saham unggulan yang direkomendasikan untuk dibeli yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Dalam laporan riset harian yang dirilis Jumat pagi, BRI Danareksa Sekuritas mencatat bahwa pergerakan indeks sepanjang April mengalami pembalikan arah (reversal) dalam tren jangka pendek. Penguatan tersebut tercermin dari kenaikan IHSG sebesar 3,9% hingga ditutup pada level 6.766.
"Indeks menunjukkan pola penguatan yang cukup positif sepanjang April dan saat ini tengah menguji area resistance di kisaran 6.800. Jika mampu bertahan di atas 6.700, maka potensi kenaikan lanjutan masih terbuka," tulis analis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset tersebut.
Wall Street Ikut Berikan Sentimen Positif
Kinerja bursa global, khususnya Wall Street, turut memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG. Pada penutupan akhir April 2025, atau menjelang libur Hari Buruh (May Day), ketiga indeks saham utama Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones naik 0,23%, S&P 500 menguat 0,63%, dan Nasdaq melonjak hingga 1,52%.
Sentimen eksternal ini memperkuat optimisme pelaku pasar terhadap potensi kenaikan indeks domestik, terlebih ketika dikombinasikan dengan sejumlah faktor domestik yang turut menopang pasar saham.
Rekomendasi Saham TLKM dan PGAS
Dalam pantauan teknikal dan fundamental, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan dua saham utama untuk dibeli hari ini. Saham TLKM diproyeksikan menguat dengan target harga di kisaran Rp 2.750 hingga Rp 2.870, sedangkan saham PGAS ditargetkan bergerak ke level Rp 1.780 hingga Rp 1.900.
"Secara teknikal, TLKM dan PGAS berada dalam tren naik jangka pendek dengan potensi volume transaksi yang tinggi. Dari sisi fundamental, kedua saham ini memiliki katalis positif dari kinerja keuangan dan rencana ekspansi," ungkap analis BRI Danareksa.
Di sisi lain, saham Jasa Marga (JSMR) dan Barito Pacific (BRPT) direkomendasikan untuk dijual karena dinilai telah mengalami penguatan cukup tinggi sebelumnya atau sedang dalam fase koreksi teknikal.
IHSG Ditutup Menguat di Perdagangan Terakhir April
Pada perdagangan Kamis, 30 April 2025, atau hari terakhir sebelum libur nasional May Day, IHSG ditutup menguat sebesar 17,72 poin atau 0,26% ke level 6.766. Kenaikan ini ditopang oleh masuknya dana asing yang mencatatkan net buy sebesar Rp 142,80 miliar, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek jangka pendek bursa Indonesia. Aksi beli bersih ini juga merupakan net buy dua hari berturut-turut oleh investor asing.
Sektor-sektor yang mencatatkan penguatan tertinggi meliputi sektor kesehatan yang naik 2,84%, transportasi naik 1,32%, consumer non-primer naik 0,93%, serta sektor consumer primer yang naik 0,57%.
Sebaliknya, penurunan terjadi pada saham-saham di sektor infrastruktur, teknologi, keuangan, material dasar, energi, dan industri.
Saham dengan Penguatan Tertinggi
Seiring dengan penguatan IHSG, sejumlah saham mencatatkan lonjakan harga yang signifikan. Saham PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) memimpin penguatan dengan lonjakan 24,65% ke harga Rp 2.250. Saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) juga mencatat kenaikan tajam sebesar 23,60% menjadi Rp 220.
Kenaikan tinggi lainnya tercatat pada:
PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) yang naik 19,70% ke Rp 79
PT PAM Mineral Tbk (NICL) menguat 19,17% menjadi Rp 715
PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) melonjak 18,12% ke Rp 176
Pergerakan saham-saham tersebut sebagian besar ditopang oleh sentimen teknikal serta spekulasi investor terhadap potensi pemulihan kinerja di kuartal kedua 2025.
Proyeksi IHSG dan Strategi Investor
Dengan melihat kondisi pasar saat ini, para analis menyarankan investor untuk tetap selektif dalam memilih saham dan memperhatikan perkembangan makroekonomi serta laporan keuangan emiten yang akan rilis dalam beberapa minggu ke depan.
"Kami melihat potensi pergerakan IHSG masih dalam tren konsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas. Level support ada di 6.700 sementara resistance berada di 6.800. Momentum window dressing kuartalan dan arus modal asing menjadi faktor utama penentu arah pasar," tutur analis BRI Danareksa Sekuritas.
Secara keseluruhan, investor diharapkan tetap waspada terhadap volatilitas jangka pendek, terutama menjelang data inflasi domestik dan laporan ekonomi global yang bisa memicu perubahan arah indeks secara mendadak.
Dengan kondisi pasar yang masih positif dan adanya dukungan dari arus dana asing serta tren global, IHSG berpeluang menembus level psikologis 6.800. Saham-saham seperti TLKM dan PGAS menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari prospek pertumbuhan stabil dengan risiko yang terukur. Namun, investor tetap disarankan untuk menyesuaikan portofolio berdasarkan profil risiko dan tren pasar terkini.