JAKARTA - Produsen mobil listrik pendatang baru di Indonesia, Aletra, kembali mencuri perhatian pasar otomotif nasional. Meskipun baru hadir tahun lalu dan belum memiliki fasilitas perakitan lokal, Aletra telah mulai memasarkan mobil listrik pertamanya, Aletra L8, yang merupakan hasil impor dari Tiongkok. Penawaran menarik berupa diskon hingga Rp20 juta menjadi magnet utama bagi konsumen yang tengah melirik kendaraan listrik ramah lingkungan, meskipun harus dihadapkan pada masa tunggu atau inden selama beberapa bulan.
Sejak kemunculannya, Aletra menyebut dirinya sebagai merek lokal, meski belum memiliki pabrik di dalam negeri. Kantor pusatnya berada di kawasan Alam Sutera, Kota Tangerang. Namun, hingga kini belum ada aktivitas pembangunan yang terlihat di lokasi tersebut. Kendati demikian, Aletra telah mengambil langkah agresif dalam hal pemasaran dengan mendirikan dua diler resmi di wilayah Jakarta, yakni di Puri Auto Center, Kembangan, Jakarta Barat dan Jalan Pluit Permai, Jakarta Utara.
Model pertama yang dipasarkan adalah Aletra L8, sebuah mobil listrik multi-purpose vehicle (MPV) berkapasitas tujuh penumpang. Aletra L8 dibanderol dengan harga Rp445 juta lengkap dengan wall charger untuk pengisian daya di rumah. Konsumen juga dapat memilih opsi tanpa wall charger dengan harga Rp435 juta. Sementara itu, tipe tertingginya, Aletra L8s, dijual seharga Rp488 juta termasuk wall charger, dan Rp478 juta jika tanpa alat pengisian baterai tersebut.
Meski produknya masih terbatas dan belum terlihat banyak di jalanan, antusiasme pasar mulai terlihat, apalagi setelah diler memberikan potongan harga. Menurut informasi dari tenaga penjual di diler Aletra Puri, saat ini konsumen yang membeli Aletra L8 bisa mendapatkan diskon hingga Rp20 juta.
“Bulan ini kami ada promo harga spesial tipe tertinggi menjadi Rp468 juta, sudah dapat wall charger,” ujar salah satu tenaga penjual dari diler Aletra Puri yang enggan disebutkan namanya, saat dikonfirmasi pada Jumat, 2 Mei 2025.
Namun, ia menambahkan bahwa konsumen yang tertarik membeli harus bersabar, karena ketersediaan unit sangat terbatas. Unit yang saat ini ada di gudang sudah dialokasikan untuk konsumen yang melakukan pemesanan sejak tahun lalu. Oleh karena itu, pemesan baru harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan mobilnya.
“Mohon maaf enggak bisa kalau pesan sekarang dapat unit langsung. Karena antrian, jadinya baru dapat unit Juni atau Juli. Unit yang ada sekarang untuk serah terima yang pesan dari tahun lalu,” jelasnya lebih lanjut.
Aletra L8 diposisikan sebagai kendaraan listrik keluarga dengan fitur yang cukup lengkap di kelasnya. Mobil ini mengusung desain modern dan kabin luas yang mampu menampung hingga tujuh penumpang. Ketersediaan wall charger dalam paket pembelian menjadi salah satu nilai tambah yang ditawarkan perusahaan demi memudahkan konsumen dalam pengisian daya di rumah.
Selain diskon menarik, Aletra juga memberikan sejumlah keuntungan purna jual yang cukup kompetitif. Konsumen yang membeli Aletra L8 akan mendapatkan gratis perawatan selama tiga tahun dan gratis layanan towing selama satu tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi pengguna kendaraan listrik yang masih relatif baru di Indonesia.
Dalam hal jaminan purna jual, Aletra memberikan garansi delapan tahun atau 500 ribu kilometer untuk baterai kendaraan. Selain itu, motor listrik penggeraknya juga dijamin selama delapan tahun atau hingga jarak tempuh 150 ribu kilometer. Tak hanya itu, garansi kendaraan secara keseluruhan diberikan selama enam tahun atau hingga 150 ribu kilometer. Jaminan ini menunjukkan keseriusan Aletra dalam menjawab kekhawatiran konsumen terhadap daya tahan dan keandalan mobil listrik.
Langkah Aletra masuk ke pasar mobil listrik Indonesia memperkuat tren kendaraan berbasis listrik yang semakin digalakkan pemerintah. Melalui berbagai insentif fiskal dan dukungan kebijakan, pemerintah Indonesia menargetkan adopsi masif kendaraan listrik dalam beberapa tahun ke depan. Sejumlah pemain besar seperti Wuling, Hyundai, dan Toyota juga telah lebih dulu meluncurkan mobil listrik mereka, dan kini Aletra mencoba meraih ceruk pasar di segmen MPV listrik.
Namun, tantangan yang dihadapi Aletra tidak sedikit. Selain keterbatasan stok yang menyebabkan waktu tunggu panjang, merek ini juga masih harus membangun kepercayaan pasar, terutama terkait dengan layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang. Keberadaan diler yang masih terbatas di Jakarta saja juga menjadi hambatan bagi konsumen dari luar kota yang ingin memiliki kendaraan ini.
Kendati demikian, strategi Aletra memberikan harga kompetitif dan diskon besar tampaknya cukup berhasil menarik minat awal dari pasar. Terlebih, dengan spesifikasi yang ditawarkan, Aletra L8 menjadi salah satu pilihan terjangkau di segmen MPV listrik, bersaing dengan merek seperti DFSK Gelora E dan Wuling Air EV.
Analis otomotif memandang langkah Aletra sebagai indikasi bahwa pasar mobil listrik Indonesia masih terbuka luas untuk merek-merek baru, asalkan mampu menawarkan keunggulan kompetitif dalam hal harga, fitur, dan layanan. Keberhasilan Aletra dalam memenuhi permintaan awal dan memperluas jaringan penjualannya ke luar Jakarta akan menjadi penentu utama keberlanjutannya di pasar dalam negeri.
Dengan strategi yang agresif dan tawaran menarik, Aletra memanfaatkan momentum pertumbuhan kendaraan listrik yang sedang didorong oleh kebijakan pemerintah. Meski masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti pembangunan fasilitas perakitan lokal dan penambahan jaringan layanan, kehadiran Aletra menambah semarak kompetisi kendaraan listrik di Tanah Air.