Minyak

Harga Minyak Mentah Stabil Pasca Kenaikan Produksi OPEC+, Pasar Energi Menanti Dampak Sanksi Rusia

Harga Minyak Mentah Stabil Pasca Kenaikan Produksi OPEC+, Pasar Energi Menanti Dampak Sanksi Rusia
Harga Minyak Mentah Stabil Pasca Kenaikan Produksi OPEC+, Pasar Energi Menanti Dampak Sanksi Rusia

JAKARTA - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menunjukkan stabilitas pada Senin, 5 Mei 2025, setelah penurunan tajam pekan sebelumnya. Harga sempat merosot ke level terendah jangka pendek di bawah $56 per barel, namun berhasil pulih kembali ke kisaran $57 per barel sepanjang sesi perdagangan harian. Kenaikan harga ini terjadi setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengumumkan rencana peningkatan produksi mulai Juni 2025, yang bertujuan untuk menekan negara-negara anggota yang melanggar batasan produksi sukarela, seperti Irak dan Kazakhstan.

Kenaikan Produksi OPEC: Langkah Strategis atau Risiko Oversupply?

OPEC+—koalisi yang terdiri dari negara-negara anggota OPEC dan sekutunya seperti Rusia—memutuskan untuk menambah produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari (bpd) mulai 1 Juni 2025. Keputusan ini merupakan bagian dari rencana untuk mengurangi pemotongan produksi sukarela yang telah diberlakukan sejak awal 2024. Langkah ini sebagian besar dipandang sebagai upaya untuk menegakkan kepatuhan terhadap kuota produksi di kalangan negara-negara anggota yang lebih kecil, termasuk Irak dan Kazakhstan, yang sebelumnya melebihi batasan yang ditetapkan.

Namun, keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di pasar energi global mengenai potensi kelebihan pasokan minyak. Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), jika OPEC+ melanjutkan peningkatan produksi tanpa mengurangi produksi dari negara-negara yang melanggar kuota, pasar dapat mengalami surplus pasokan hingga 400.000 barel per hari .

Dampak Sanksi Energi terhadap Rusia: Harapan Pasar Energi

Pasar energi global berharap bahwa sanksi sektor energi yang akan datang terhadap Rusia dapat menyerap kelebihan pasokan yang mungkin muncul akibat peningkatan produksi OPEC+. Namun, ketidakpastian politik dan ekonomi, termasuk kebijakan Presiden AS Donald Trump yang berfokus pada sanksi terhadap Rusia, membuat prospek ini menjadi kabur. Menurut data dari Bloomberg, ekspor energi Rusia meningkat ke level tertinggi dalam lima bulan pada bulan Maret, dan ekspor minyak mentah mingguan dari Rusia juga meningkat pada basis mingguan hingga akhir April .

Proyeksi Harga WTI: Titik Dasar di Level $56 per Barell

Meskipun mengalami penurunan tajam dari puncak pertengahan April yang mendekati $64 per barel, harga minyak mentah WTI tampaknya menemukan titik dasar teknis di level $56 per barel. Analis memperkirakan bahwa level ini akan menjadi titik support yang kuat, dengan potensi untuk rebound jika faktor-faktor eksternal seperti sanksi terhadap Rusia atau perubahan dalam kebijakan produksi OPEC+ mempengaruhi pasar secara signifikan.

Perubahan Proyeksi Harga Minyak oleh Barclays

Barclays, bank investasi global, telah menurunkan proyeksi harga minyak untuk tahun 2025 dan 2026. Proyeksi harga Brent crude untuk 2025 diturunkan sebesar $4 menjadi $66 per barel, dan untuk 2026 diturunkan sebesar $2 menjadi $60 per barel. Keputusan ini mencerminkan dampak dari percepatan peningkatan produksi OPEC+ yang dapat menambah pasokan global dan menekan harga minyak .

Kesimpulan: Pasar Energi dalam Ketidakpastian

Pasar energi global saat ini berada dalam fase ketidakpastian, dengan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi dapat memperburuk risiko oversupply, sementara harapan terhadap sanksi energi terhadap Rusia memberikan sedikit optimisme. Investor dan pelaku pasar energi harus memantau perkembangan ini dengan cermat, karena perubahan kebijakan atau kondisi pasar dapat mempengaruhi harga minyak secara signifikan dalam waktu dekat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index