Saham

IHSG Menguat di Sesi I Perdagangan, Sejumlah Saham Melesat Tajam Termasuk Emiten Baru

IHSG Menguat di Sesi I Perdagangan, Sejumlah Saham Melesat Tajam Termasuk Emiten Baru
IHSG Menguat di Sesi I Perdagangan, Sejumlah Saham Melesat Tajam Termasuk Emiten Baru

JAKARTA -  Pada sesi pertama perdagangan Kamis, 8 Mei 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa positif. IHSG dibuka menguat sebesar 19,52 poin atau setara 0,28% ke level 6.945,7. Sepanjang sesi pagi, indeks bergerak stabil di zona hijau, berada dalam kisaran 6.943 hingga 6.962.

Kinerja positif IHSG ini mencerminkan optimisme investor terhadap kondisi pasar modal, meskipun ketidakpastian global dan volatilitas sektor-sektor utama masih cukup tinggi. Data perdagangan awal menunjukkan sebanyak 933,6 juta saham telah berpindah tangan, dengan nilai transaksi sebesar Rp764,9 miliar. Frekuensi transaksi mencapai lebih dari 57 ribu kali dalam waktu kurang dari dua jam.

Sebanyak 222 saham tercatat mengalami kenaikan harga, sedangkan 118 saham terkoreksi dan 221 lainnya stagnan. Kenaikan IHSG turut ditopang oleh lonjakan sejumlah saham yang berhasil masuk dalam daftar top gainers hari ini.

Salah satu yang paling menonjol adalah saham dari emiten yang baru saja melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada pagi hari. Saham PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) langsung melesat tajam hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA), dengan kenaikan mencapai 34,8% dari harga penawaran. Lonjakan ini mencerminkan antusiasme investor terhadap prospek bisnis perusahaan di sektor layanan kesehatan.

Selain DKHH, beberapa saham lainnya juga mencatatkan performa luar biasa dan masuk dalam jajaran top gainers, di antaranya:

PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA), naik sebesar 18,6%.

PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA), naik 17,2%.

PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI), naik 16,5%.

PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), naik 13%.

Lonjakan harga pada saham-saham tersebut turut memberikan dorongan terhadap IHSG secara keseluruhan, terutama dari sektor konsumer, infrastruktur, dan teknologi.

Meski IHSG mencatat penguatan di awal sesi, ada potensi tekanan teknikal yang perlu diwaspadai oleh pelaku pasar. Secara teknikal, pola candlestick IHSG saat ini berbentuk doji, mengindikasikan ketidakpastian arah pasar. Meskipun posisi indeks masih berada di atas garis rata-rata pergerakan 5 hari (MA5) dan 20 hari (MA20), indikator Stochastic menunjukkan kondisi dead cross di area overbought, yang bisa menjadi sinyal potensi koreksi dalam waktu dekat.

Dalam situasi seperti ini, investor diharapkan tetap berhati-hati dan mengelola risiko secara bijak. Strategi yang disarankan adalah mengambil posisi pada saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan berada di sektor-sektor defensif, sembari memantau perkembangan pasar global dan regional yang bisa berdampak langsung terhadap sentimen domestik.

Sementara itu, dalam menghadapi potensi volatilitas pasar, para pelaku pasar juga banyak yang mulai beralih ke saham-saham big caps dengan kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. Saham-saham seperti BBRI, ANTM, GPRA, dan INCO menjadi incaran para investor dalam perdagangan hari ini, didorong oleh proyeksi positif terhadap kinerja kuartalan dan ekspansi bisnis masing-masing emiten.

Secara keseluruhan, level support IHSG saat ini diproyeksikan berada di kisaran 6.879, sementara level resistance di area 6.971. Dengan mempertimbangkan berbagai indikator teknikal dan sentimen pasar, pergerakan IHSG berpeluang menguat terbatas, namun tetap terbuka kemungkinan koreksi jangka pendek apabila tekanan jual meningkat.

Pergerakan positif IHSG hari ini juga mendapat dukungan dari stabilnya nilai tukar rupiah dan harga komoditas yang cenderung menguat. Faktor-faktor eksternal seperti sinyal dovish dari bank sentral utama dunia serta meredanya kekhawatiran atas konflik geopolitik turut memperkuat posisi investor untuk kembali masuk ke pasar saham domestik.

Dari sisi sektoral, sektor kesehatan, teknologi, dan perikanan menjadi penopang utama penguatan IHSG. Kenaikan tajam dari emiten-emiten baru dan saham-saham lapis dua juga menjadi indikator minat investor ritel yang terus tumbuh. Di tengah ketidakpastian makroekonomi global, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan daya tahan yang baik dengan kehadiran pemain baru yang memperluas pilihan investasi.

Menjelang sesi penutupan, para analis memperkirakan bahwa IHSG masih akan bergerak dalam pola konsolidasi, dengan kecenderungan penguatan terbatas. Para investor disarankan mencermati saham-saham yang menunjukkan momentum kuat, terutama yang didukung oleh sentimen positif dari kinerja keuangan dan prospek jangka menengah.

Dengan dinamika pasar yang terus berubah, penting bagi investor untuk terus mengikuti perkembangan informasi dan menyesuaikan strategi investasi sesuai kondisi pasar. Lonjakan beberapa saham dan kekuatan IHSG pagi ini menjadi bukti bahwa pasar modal Indonesia tetap menawarkan peluang menarik, meskipun penuh tantangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index