Listrik

Harga Token Listrik Rp 20.000, Bisa Dipakai Berapa Hari?

Harga Token Listrik Rp 20.000, Bisa Dipakai Berapa Hari?
Harga Token Listrik Rp 20.000, Bisa Dipakai Berapa Hari?

JAKARTA - Di era digital dan serba hemat energi seperti sekarang, pemahaman tentang penggunaan listrik menjadi penting bagi masyarakat. Khususnya bagi pelanggan listrik prabayar, membeli token listrik bukan sekadar transaksi, tapi juga harus mengetahui berapa lama token tersebut dapat digunakan.

Pembelian token listrik prabayar dengan nominal tertentu, misalnya Rp 20.000, Rp 50.000, atau Rp 100.000, tidak bisa disamakan secara langsung dengan jumlah daya listrik yang diterima. Hal ini karena ada perbedaan tarif berdasarkan golongan pelanggan dan daya listrik yang digunakan.

Tarif Listrik Berdasarkan Golongan Pelanggan

PLN menetapkan tarif listrik yang berbeda untuk rumah tangga, bisnis, industri, serta fasilitas pemerintahan dan sosial. Tarif ini disesuaikan dengan daya listrik atau Volt Ampere (VA) yang digunakan  dengan daya 900 VA sebesar Rp 1.352 per kWh, sedangkan untuk daya 1.300 VA dan 2.200 VA tarifnya Rp 1.444,70 per kWh.

Selain itu, ada tarif khusus untuk pelanggan bisnis dan industri yang memiliki daya lebih besar. Tarif untuk golongan bisnis kecil mulai dari Rp 1.444,70 per kWh, sedangkan golongan industri dengan daya besar bisa mendapat tarif lebih rendah, yaitu Rp 996,74 per kWh.

Tidak hanya itu, PLN juga mengatur tarif untuk fasilitas pemerintah dan penerangan jalan umum, serta golongan sosial yang mendapatkan tarif lebih rendah dibandingkan golongan bisnis atau industri. Misalnya, golongan sosial dengan daya 450 VA hanya membayar Rp 325 per kWh.

Berapa Lama Token Rp 20.000 Bisa Bertahan?

Jika membeli token listrik dengan nilai Rp 20.000, berapa lama listrik tersebut dapat dipakai? Contohnya, pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA di Jakarta memiliki tarif dasar Rp 1.352 per kWh. Selain itu, ada pajak penerangan jalan (PPJ) sebesar 2,4% yang dikenakan pada nilai token yang dibeli.

Dengan perhitungan sederhana: (Rp 20.000 - 2,4% PPJ) ÷ tarif dasar listrik = jumlah kWh yang didapat. Jadi, (Rp 20.000 - Rp 480) ÷ Rp 1.352 = sekitar 14,44 kWh listrik.

Menurut Subuh Pramono, dosen teknik elektro dari Universitas Sebelas Maret, rata-rata kebutuhan listrik rumah tangga kecil sekitar 2 sampai 2,5 kWh per hari, tergantung jumlah penghuni dan perangkat elektronik yang digunakan.

Jika kebutuhan listrik per hari 2 kWh, maka token senilai Rp 20.000 bisa digunakan selama sekitar 7 hari. Namun, jika kebutuhan listrik lebih tinggi, misalnya 2,5 kWh per hari, token tersebut cukup untuk 5 hari pemakaian.

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Pemakaian listrik tidak hanya dipengaruhi oleh nominal token yang dibeli. Beberapa faktor lain turut menentukan berapa lama listrik dapat bertahan, antara lain jenis dan jumlah perangkat elektronik, lama pemakaian, serta kebiasaan penghuni rumah.

Ukuran rumah juga berperan penting karena rumah yang lebih besar biasanya menggunakan lebih banyak perangkat elektronik dan penerangan. Hal ini membuat konsumsi listrik meningkat dan durasi penggunaan token menjadi lebih singkat.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang tarif listrik dan konsumsi harian dapat membantu pelanggan mengatur pembelian token listrik sesuai kebutuhan dan budget. Dengan begitu, penggunaan listrik bisa lebih efisien dan terkontrol.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index