IHSG

IHSG Menguat, Saham Big Caps Jadi Penggerak Utama

IHSG Menguat, Saham Big Caps Jadi Penggerak Utama
IHSG Menguat, Saham Big Caps Jadi Penggerak Utama

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa, 23 September 2025. Penguatan ini didorong oleh sejumlah saham berkapitalisasi besar yang menjadi tumpuan investor di awal sesi.

Pada pukul 09.05 WIB, IHSG tercatat berada di level 8.058,63 atau naik 0,23% dibandingkan penutupan sebelumnya. Dari total saham yang diperdagangkan, 282 menguat, 195 melemah, dan 480 saham stagnan.

Kinerja positif pada awal perdagangan sebagian besar datang dari saham emiten big caps. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menjadi penggerak utama, naik 1,77% ke Rp7.175. Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) menguat 1,40% ke Rp1.810, sementara PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) naik 1,38% ke Rp9.175.

Selain itu, saham perbankan juga mendukung laju IHSG. PT Bank Permata Tbk. (BNLI) naik 1,08%, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 0,97%, serta PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) masing-masing naik 0,62% dan 0,28%.

Namun, tidak semua saham berkapitalisasi besar menguat. Pelemahan dipimpin oleh PT Astra International Tbk. (ASII), yang turun 0,88% ke Rp5.650, diikuti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) melemah 0,75% ke Rp13.250, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terkoreksi 0,71% ke Rp4.180.

Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga turun 0,61%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 0,48%, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terkoreksi 0,45%. Pelemahan ini menunjukkan adanya aksi ambil untung pada beberapa emiten besar meski IHSG secara keseluruhan menguat.

Pergerakan Saham LQ45

Dalam jajaran saham LQ45, penguatan dipimpin oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang naik signifikan 2,30% ke Rp2.670. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga menguat 1,96% ke Rp3.650, sementara PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) naik 1,09% ke Rp930.

Saham grup ritel seperti PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) turut menguat masing-masing 0,91% dan 0,85%. Penguatan ini menunjukkan ketahanan sektor konsumsi dan perbankan di tengah volatilitas pasar.

Sebaliknya, pelemahan di LQ45 dipimpin oleh PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) yang turun 2,56%, diikuti PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) melemah 2,31%, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) terkoreksi 1,96%.

Saham energi dan industri lain juga menunjukkan koreksi moderat. PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) turun 1,52%, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) turun 1,06%, dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) melemah 1,02%. Koreksi ini menandakan adanya rotasi investor dari sektor tertentu ke saham yang lebih defensif.

Analisis Pergerakan IHSG

Penguatan IHSG hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Saham big caps menjadi penggerak utama karena kapitalisasi pasar yang besar memberikan dampak signifikan terhadap indeks. Investor cenderung memilih saham yang likuid dan stabil di tengah ketidakpastian pasar.

Selain itu, sektor perbankan dan tambang masih menjadi favorit investor. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menguat karena kinerja keuangan yang solid serta ekspektasi pertumbuhan kredit yang stabil.

Sementara itu, saham-saham media, telekomunikasi, dan beberapa industri energi mengalami tekanan jual. Hal ini mencerminkan adanya pergeseran strategi portofolio, di mana investor melakukan profit taking di saham yang sebelumnya bergerak cepat.

Kondisi pasar saat ini mengindikasikan adanya kombinasi antara optimisme di saham defensif dan kehati-hatian pada saham yang sensitif terhadap sentimen global. Investor disarankan memantau pergerakan saham big caps untuk memanfaatkan momentum penguatan indeks.

Strategi Investor Menghadapi IHSG

Bagi investor jangka pendek, mengamati saham-saham dengan kapitalisasi besar yang menopang IHSG bisa menjadi strategi tepat. Saham perbankan dan tambang biasanya menjadi indikator arah pasar.

Investor jangka menengah dan panjang dapat melihat peluang pada saham yang terkoreksi, seperti EXCL, SCMA, dan MBMA, terutama jika valuasi mulai menarik. Pemilihan saham berdasarkan fundamental serta tren pergerakan IHSG bisa membantu memaksimalkan keuntungan.

Rotasi sektor juga penting diperhatikan. Penguatan di sektor konsumsi dan perbankan menunjukkan adanya permintaan domestik yang masih kuat. Sementara pelemahan sektor energi dan telekomunikasi mencerminkan sensitivitas terhadap volatilitas global.

Dengan strategi yang tepat, investor bisa memanfaatkan penguatan IHSG sebagai momentum untuk melakukan akumulasi saham berkualitas sambil tetap menjaga manajemen risiko portofolio.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index