JAKARTA - Memasuki pekan kedua November 2025, PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh jaringan SPBU Indonesia. Kenaikan harga kali ini terjadi pada dua jenis BBM non-subsidi, yaitu Pertamina Dex (Pertadex) dan Dexlite.
Kedua jenis BBM tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp200 per liter di berbagai wilayah. Penyesuaian harga ini menjadi bagian dari kebijakan berkala Pertamina yang menyesuaikan dengan tren harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Kenaikan Harga Pertadex dan Dexlite Terpantau di Banyak Provinsi
Di wilayah Jawa Barat, harga Pertamina Dex (Pertadex) naik dari Rp14.000 menjadi Rp14.200 per liter. Sementara itu, Dexlite yang sebelumnya dijual Rp13.700 kini menjadi Rp13.900 per liter.
Kenaikan serupa juga terjadi di sejumlah provinsi lain seperti DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Tengah. Di daerah tersebut, selisih kenaikan harga BBM non-subsidi mencapai Rp200 per liter dari harga bulan sebelumnya.
Menurut Pertamina, kebijakan penyesuaian harga dilakukan secara transparan dan berlandaskan evaluasi terhadap harga minyak mentah global. Selain itu, fluktuasi kurs rupiah turut memengaruhi biaya impor bahan bakar yang digunakan sebagai dasar penentuan harga.
Penyesuaian harga ini berlaku mulai Sabtu, 8 November 2025, di seluruh SPBU Pertamina Indonesia. Dengan demikian, konsumen di berbagai daerah akan menemukan perbedaan harga sesuai wilayah masing-masing.
Kebijakan Penyesuaian Harga BBM Berdasarkan Tren Global
Pertamina menjelaskan bahwa perubahan harga BBM non-subsidi seperti Pertamax Turbo, Pertamax Green, Pertamina Dex, dan Dexlite akan terus disesuaikan secara dinamis. Penentuan harga ini mengacu pada tren harga minyak mentah dunia serta kondisi ekonomi makro nasional.
Faktor global seperti meningkatnya permintaan energi menjelang musim dingin di Eropa dan Amerika turut memengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Sementara itu, nilai tukar rupiah yang mengalami tekanan terhadap dolar AS juga memberi dampak pada biaya operasional impor bahan bakar.
Meski demikian, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar tetap tidak mengalami perubahan. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menegaskan bahwa subsidi energi akan tetap dijaga untuk melindungi daya beli masyarakat.
Kebijakan ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara keberlanjutan bisnis energi dan stabilitas ekonomi nasional. Pertamina juga memastikan bahwa seluruh penyesuaian harga dilakukan dengan prinsip keterbukaan kepada publik.
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia
Berikut ini daftar harga terbaru BBM Pertamina di beberapa provinsi per Sabtu, 8 November 2025. Data ini mencakup jenis Pertamax Turbo, Pertamax, Pertamina Dex, dan Dexlite yang mengalami penyesuaian harga di sejumlah daerah.
| Provinsi | Pertamax Turbo (Rp/L) | Pertamax (Rp/L) | Pertamina Dex (Rp/L) | Dexlite (Rp/L) |
|---|---|---|---|---|
| Aceh | 13.400 | 12.500 | 14.500 | 14.200 |
| Sumatera Barat | 13.700 | 12.800 | 14.800 | 14.500 |
| Riau | 13.700 | 12.800 | 14.800 | 14.500 |
| DKI Jakarta | 13.100 | 12.200 | 14.200 | 13.900 |
| Banten | 13.100 | 12.200 | 14.200 | 13.900 |
| Jawa Barat | 13.100 | 12.200 | 14.200 | 13.900 |
| Jawa Tengah | 13.100 | 12.200 | 14.200 | 13.900 |
| Jawa Timur | 13.100 | 12.200 | 14.200 | 13.900 |
| Bali | 13.100 | 12.200 | 14.200 | 13.900 |
| Kalimantan Selatan | 13.700 | 12.800 | 14.800 | 14.500 |
| Kalimantan Timur | 13.400 | 12.500 | 14.500 | 14.200 |
| Sulawesi Selatan | 13.400 | 12.500 | 14.500 | 14.200 |
| Maluku | - | 12.500 | - | 14.200 |
| Papua Barat | - | 12.500 | 14.500 | 14.200 |
| Papua Tengah | - | 12.500 | - | 14.200 |
Tabel di atas menggambarkan bahwa harga BBM non-subsidi relatif bervariasi antarwilayah. Perbedaan harga ini disebabkan oleh faktor logistik dan biaya distribusi bahan bakar ke wilayah-wilayah luar Jawa.
Khusus untuk wilayah Free Trade Zone (FTZ) seperti Batam dan Sabang, harga BBM cenderung lebih rendah. Di Batam, misalnya, Pertamax dijual Rp11.700 per liter, sedangkan Dexlite Rp13.200 per liter.
Perbandingan Harga BBM Antardaerah Masih Relatif Stabil
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kenaikan harga BBM non-subsidi kali ini tergolong moderat. Rata-rata kenaikan Rp200 per liter masih dalam kisaran normal dan tidak menimbulkan lonjakan signifikan pada biaya transportasi.
Konsumen di wilayah Jawa dan Sumatera masih menikmati harga BBM yang relatif seimbang. Perbedaan hanya terjadi pada beberapa provinsi di Kalimantan dan Sulawesi, yang cenderung sedikit lebih tinggi karena biaya pengiriman bahan bakar.
Di sisi lain, harga Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95 masih stabil di sebagian besar wilayah Indonesia. Di DKI Jakarta dan Jawa Barat, misalnya, harga Pertamax Turbo bertahan di Rp13.100 per liter, sedangkan Pertamax Green dijual Rp13.000.
Kestabilan harga jenis BBM ini menunjukkan upaya Pertamina menjaga keseimbangan antara harga pasar dan kemampuan daya beli masyarakat. Langkah ini juga menegaskan peran strategis BUMN energi dalam menekan inflasi sektor transportasi.
Pertamina Pastikan Pasokan Aman di Semua SPBU
Pertamina memastikan bahwa seluruh SPBU di Indonesia memiliki stok BBM yang aman. Penyaluran dilakukan secara terjadwal untuk mencegah terjadinya kelangkaan di lapangan.
Perusahaan juga menyiagakan tim operasional di berbagai wilayah guna memantau pasokan selama periode penyesuaian harga. Dengan langkah ini, Pertamina berupaya menjaga kenyamanan konsumen agar tetap mendapatkan layanan optimal.
Selain menjamin pasokan, Pertamina terus mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM sesuai kebutuhan kendaraan. Penggunaan bahan bakar dengan oktan yang sesuai akan membantu meningkatkan efisiensi mesin dan menekan konsumsi bahan bakar.
Masyarakat Diminta Bijak Mengatur Konsumsi BBM
Dengan adanya penyesuaian harga, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam mengatur pola konsumsi BBM. Pemerintah juga terus mengingatkan pentingnya penggunaan transportasi publik sebagai langkah efisiensi energi.
Selain itu, Pertamina terus berupaya memperluas distribusi produk ramah lingkungan seperti Pertamax Green 95. BBM jenis ini diklaim mampu mengurangi emisi karbon dan meningkatkan performa mesin.
Kenaikan harga BBM non-subsidi kali ini juga menjadi sinyal bagi masyarakat untuk lebih sadar terhadap dinamika energi global. Meski harga naik, Pertamina berkomitmen untuk tetap memberikan layanan terbaik dan menjaga mutu produk di seluruh jaringan SPBU.
Secara keseluruhan, penyesuaian harga BBM per 8 November 2025 menunjukkan kondisi ekonomi energi yang tetap terkendali. Dengan koordinasi pemerintah, Pertamina, dan masyarakat, kestabilan pasokan serta ketahanan energi nasional diharapkan dapat terus terjaga.