JAKARTA - Memasuki pertengahan November 2025, pelanggan PLN di seluruh Indonesia kembali menyesuaikan anggaran rumah tangga dengan tarif listrik terbaru. Pemerintah telah menetapkan besaran tarif yang berlaku mulai 10 hingga 16 November 2025, mencakup pelanggan rumah tangga dari daya kecil 450 VA hingga lebih dari 6.600 VA.
Penyesuaian ini tak hanya menyasar pelanggan pascabayar, tetapi juga berlaku sama bagi pelanggan prabayar. Baik yang membeli token listrik maupun yang membayar tagihan bulanan, semua akan dikenakan tarif sesuai golongan daya masing-masing.
Ketentuan Tarif Listrik Berlaku untuk Semua Golongan Rumah Tangga
PLN memastikan bahwa besaran tarif untuk pelanggan prabayar sama dengan pelanggan pascabayar. Artinya, meski sistem pembayaran berbeda, nilai per kilowatt hour (kWh) yang dibayarkan tetap identik untuk setiap golongan.
Bagi pelanggan prabayar, sistem pembelian token listrik dilakukan sesuai kebutuhan energi harian atau bulanan. Token tersebut kemudian dimasukkan ke meteran untuk mendapatkan daya sesuai jumlah saldo yang tersedia.
Sementara pelanggan pascabayar cukup membayar tagihan berdasarkan pemakaian selama periode berjalan. Pola ini dinilai lebih fleksibel bagi masyarakat yang ingin mengatur pengeluaran listrik sesuai kondisi keuangan bulanan.
Rincian Lengkap Tarif Listrik Rumah Tangga November 2025
Berikut ini daftar resmi tarif listrik PLN yang berlaku mulai 10–16 November 2025. Tarif dibedakan berdasarkan golongan daya dan kategori subsidi maupun non-subsidi.
Tarif listrik bersubsidi:
Golongan R-1/TR daya 450 VA: Rp415 per kWh
Golongan R-1/TR daya 900 VA: Rp605 per kWh
Tarif listrik non-subsidi:
Golongan R-1/TR kecil daya 900 VA-RTM: Rp1.352 per kWh
Golongan R-1/TR kecil daya 1.300 VA: Rp1.444,70 per kWh
Golongan R-1/TR kecil daya 2.200 VA: Rp1.444,70 per kWh
Golongan R-2/TR menengah daya 3.500–5.500 VA: Rp1.699,53 per kWh
Golongan R-3/TR besar daya di atas 6.600 VA: Rp1.699,53 per kWh
Untuk memudahkan pembaca, berikut tabel ringkas tarif listrik rumah tangga:
| Golongan | Daya (VA) | Tarif (Rp/kWh) | Status |
|---|---|---|---|
| R-1/TR | 450 | 415 | Subsidi |
| R-1/TR | 900 | 605 | Subsidi |
| R-1/TR (RTM) | 900 | 1.352 | Non-subsidi |
| R-1/TR | 1.300 | 1.444,70 | Non-subsidi |
| R-1/TR | 2.200 | 1.444,70 | Non-subsidi |
| R-2/TR | 3.500–5.500 | 1.699,53 | Non-subsidi |
| R-3/TR | >6.600 | 1.699,53 | Non-subsidi |
Penetapan tarif ini menjadi pedoman bagi seluruh pelanggan PLN dalam menghitung kebutuhan energi harian. Pemerintah menegaskan bahwa skema tarif dilakukan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Dosen Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS), Subuh Pramono, menjelaskan bahwa penggunaan listrik di setiap rumah tidak bisa disamaratakan. Menurutnya, ada banyak faktor yang menentukan besaran konsumsi energi setiap hari.
“Antara lain jumlah dan jenis perangkat elektronik yang ada di rumah, lama pemakaian, serta jumlah anggota keluarga,” ujar Subuh pada Senin, 27 Oktober 2025. Ia menambahkan bahwa ukuran rumah dan kebiasaan penghuni juga berpengaruh terhadap banyaknya daya yang dibutuhkan.
Rumah yang dihuni sedikit orang cenderung mengonsumsi listrik lebih rendah. Namun, rumah dengan perangkat elektronik lengkap dan penggunaan intensif tentu membutuhkan energi lebih besar.
Golongan pelanggan rumah tangga terbagi menjadi tiga kelompok utama. Ketiganya adalah rumah tangga kecil (R1), menengah (R2), dan besar (R3) sesuai daya dalam volt ampere (VA).
Perkiraan Kebutuhan Listrik Tiap Golongan Rumah Tangga
Rumah tangga kecil biasanya memiliki daya antara 450 VA hingga 2.200 VA. Subuh menyebut, rata-rata kebutuhan listrik untuk golongan ini berkisar 2 hingga 2,5 kWh per hari.
Jika dikalikan dalam 30 hari, total konsumsi listrik rumah tangga kecil bisa mencapai 60–90 kWh per bulan. Angka ini tentu masih tergolong efisien untuk keluarga kecil dengan perangkat elektronik dasar.
Sementara itu, rumah tangga menengah memiliki daya listrik antara 3.500 hingga 5.500 VA. Konsumsi listriknya diperkirakan sekitar 3–8 kWh per hari, tergantung pada jumlah penghuni dan peralatan yang digunakan.
Dalam sebulan, kelompok ini bisa menghabiskan 90–240 kWh energi listrik. Pola penggunaan biasanya mencakup perangkat tambahan seperti AC dan mesin cuci.
Untuk rumah tangga besar dengan daya di atas 6.600 VA, kebutuhan energi jauh lebih tinggi. Subuh menjelaskan bahwa konsumsi listrik kelompok ini bisa melampaui 8 kWh per hari atau lebih dari 240 kWh per bulan.
Rumah dengan luas bangunan besar dan peralatan elektronik premium tentu membutuhkan daya besar. Faktor kenyamanan, pendinginan ruangan, serta sistem pencahayaan menjadi kontributor utama tingginya konsumsi listrik.
Perangkat Rumah Tangga Penyedot Listrik Terbesar
Menurut Subuh, ada beberapa perangkat yang paling banyak menyerap energi listrik di rumah. Peralatan seperti kulkas, mesin cuci, water dispenser, rice cooker, AC, water heater, microwave, hingga kompor listrik termasuk dalam kategori tersebut.
Penggunaan beberapa alat secara bersamaan dapat meningkatkan beban listrik harian secara signifikan. Karena itu, pengelolaan waktu pemakaian dan efisiensi energi menjadi hal penting bagi rumah tangga modern.
Pelanggan disarankan untuk memanfaatkan perangkat hemat energi agar tagihan listrik tetap terkendali. Selain itu, mencabut steker ketika tidak digunakan juga bisa mengurangi konsumsi daya tak perlu.
Kesadaran Energi dan Perencanaan Keuangan Keluarga
Penyesuaian tarif listrik yang berlaku pada pertengahan November ini mendorong masyarakat untuk lebih sadar terhadap efisiensi energi. Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumsi, pelanggan dapat mengatur strategi penggunaan listrik yang lebih bijak.
Tarif yang relatif stabil ini diharapkan tidak membebani rumah tangga, terutama bagi pengguna daya rendah. Namun, pelanggan tetap perlu memperhatikan kebiasaan sehari-hari agar tagihan listrik tidak melonjak tanpa disadari.
Pemerintah menekankan pentingnya transparansi informasi tarif agar masyarakat mudah mengakses dan menghitung kebutuhan listrik. PLN pun terus menyediakan layanan digital untuk memudahkan pelanggan memantau tagihan dan membeli token kapan pun dibutuhkan.
Kesadaran dalam mengatur pemakaian energi kini menjadi bagian dari gaya hidup modern. Dengan manajemen listrik yang efisien, masyarakat tak hanya berhemat biaya, tetapi juga turut menjaga ketahanan energi nasional.