Distribusi Logistik Nasional Semakin Efisien, Muatan Balik Pelni Tembus 27 Persen

Jumat, 25 Juli 2025 | 08:41:18 WIB
Distribusi Logistik Nasional Semakin Efisien, Muatan Balik Pelni Tembus 27 Persen

JAKARTA - Peningkatan efektivitas distribusi logistik nasional terus menunjukkan progres positif. Salah satu indikatornya terlihat dari capaian PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), yang mencatat pertumbuhan signifikan pada muatan balik logistik. Dalam kurun waktu 10 tahun, angka muatan balik yang dulunya nihil, kini telah mencapai 27 persen.

Direktur Utama Pelni, Tri Andayani, mengungkapkan bahwa pada awal program penugasan kapal logistik tahun 2015, muatan balik berada di angka nol. Baru pada 2017 meningkat menjadi 5 persen, dan terus berkembang hingga menyentuh 27 persen pada tahun ini. Menurut Tri, lonjakan ini menunjukkan arah yang positif dalam perbaikan rantai distribusi, meskipun rasio ideal antara muatan berangkat dan balik yang diharapkan masih berada pada angka 50:50.

“Jadi sebenarnya cukup signifikan untuk muatan balik angkutan logistik karena di 2015 masih 0 persen,” ungkap Tri saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Kontribusi Daerah dan Optimalisasi Rute Laut
Rasio muatan logistik dalam dua tahun terakhir menunjukkan komposisi rata-rata 73 persen muatan berangkat dan 27 persen muatan balik. Tri Andayani menilai pencapaian tersebut tak lepas dari kontribusi sejumlah daerah yang semakin aktif memanfaatkan skema logistik laut.

Wilayah Maluku Utara menjadi salah satu titik distribusi dengan kontribusi muatan balik terbesar. Daerah ini kini menjelma sebagai simpul penting dalam jalur tol laut nasional, berkat intensitas pengiriman komoditas lokal seperti hasil laut dan produk pertanian.

Tri juga menyampaikan harapannya agar pemerintah daerah terus menjalin kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha lokal, guna mengoptimalkan potensi muatan balik. Dengan demikian, kapal logistik yang telah ditugaskan oleh pemerintah dapat beroperasi lebih efisien dalam mendistribusikan dan membawa kembali barang ke pusat-pusat produksi atau konsumen lainnya.

“Sehingga efektivitas (muatan angkutan balik) dari kapal-kapal penugasan logistik ini menjadi lebih tinggi,” ujarnya.

Ragam Komoditas Unggulan dari Wilayah Timur dan Tengah
Komoditas yang diangkut dalam skema muatan balik tergolong beragam. Di antaranya adalah rumput laut, buah kelapa, arang, kopra, hasil perikanan, kopi, kemiri, garam, hingga besi tua. Produk-produk ini berasal dari berbagai pelosok Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama di pasar industri maupun ekspor.

Sementara itu, muatan berangkat didominasi oleh barang kebutuhan pokok dan penting. Komoditas seperti beras, minyak goreng, tepung, daging, bawang merah, kedelai, dan cabai rawit mendominasi muatan yang dikirim dari pusat-pusat logistik di Pulau Jawa. Tak hanya itu, logistik juga mencakup barang industri seperti semen, pupuk, baja, triplek, dan gas LPG.

Sebagai contoh, pada rute Tanjung Priok–Tanjung Uban–Letung–Tarempa–Selat Lampa–Subi–Serasan–Midai–Tanjung Uban–Tanjung Perak, Pelni mendistribusikan barang-barang kebutuhan dasar seperti beras dan minyak goreng. Sementara untuk muatan balik, kapal membawa kelapa, arang, kopra, serta hasil tangkapan laut yang dikemas dalam kontainer pendingin (reefer container).

Armada Kapal Logistik yang Terus Diperkuat
Untuk mendukung kelancaran layanan distribusi barang antarwilayah, Pelni saat ini mengoperasikan delapan kapal logistik dalam program penugasan nasional. Lima di antaranya merupakan kapal milik sendiri, sementara tiga kapal lainnya berasal dari Kementerian Perhubungan. Selain itu, tersedia satu kapal cadangan yang berfungsi menjaga kontinuitas layanan apabila terdapat kendala teknis di armada utama.

Kapal-kapal ini tersebar dan melayani tiga wilayah utama: lima kapal melayani Indonesia bagian tengah, dua kapal ditugaskan untuk wilayah timur, dan satu kapal fokus pada rute distribusi di bagian barat Indonesia. Keberadaan armada ini dinilai strategis dalam mendukung program tol laut yang dicanangkan pemerintah untuk menekan disparitas harga antarwilayah.

Selain sebagai transportasi logistik, kapal-kapal tersebut juga berperan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di wilayah kepulauan dan daerah tertinggal. Keberadaan kapal logistik menjadi solusi bagi keterbatasan transportasi darat dan udara, khususnya untuk wilayah yang masih terisolasi secara geografis.

Dorongan Kolaborasi untuk Efisiensi Nasional
Seiring meningkatnya efektivitas angkutan balik, Pelni juga terus mendorong peran aktif dari berbagai elemen daerah agar manfaat distribusi logistik bisa dirasakan secara lebih merata. Pemerintah daerah diharapkan mampu memetakan potensi komoditas unggulan dari wilayahnya untuk diangkut kembali melalui kapal logistik.

Dari sisi Pelni, efisiensi dan optimalisasi rute terus dilakukan agar operasional kapal semakin hemat biaya dan waktu. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat jaringan logistik nasional serta meningkatkan keseimbangan arus barang antarwilayah.

Terkini

OPPO Find X9 Series Hadir dengan Performa Tinggi

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:55 WIB

Spesifikasi, Fitur, dan Performa iQOO Pad 5e

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:33 WIB

Perbandingan Lengkap HP POCO C75 dan POCO C85

Selasa, 23 September 2025 | 15:47:29 WIB