JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan kenaikan pada akhir pekan lalu, mengakhiri perdagangan Jumat, 11 April 2025, dengan berada di posisi 6.262,22 atau naik sebesar 0,13%. Kenaikan ini terjadi setelah melalui pekan yang penuh gejolak, di mana sentimen pasar dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal maupun domestik. Meskipun investor asing tercatat melakukan penjualan bersih, beberapa saham unggulan berhasil menopang kinerja IHSG di akhir sesi perdagangan.
Konglomerat dan Emiten Sektor Energi Jadi Penyelamat IHSG
Pada perdagangan kali ini, saham-saham dari konglomerat besar Indonesia menjadi pengungkit utama kenaikan IHSG. Saham dari perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh dua grup konglomerat besar, Bakrie dan Salim, memberikan kontribusi signifikan terhadap indeks saham domestik.
PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), emiten yang merupakan bagian dari Grup Bakrie, mencatatkan kenaikan yang cukup tajam dan menyumbangkan 8,29 poin indeks. Hal ini didorong oleh optimisme pasar terhadap prospek sektor energi dan mineral, yang terlihat mulai pulih setelah beberapa bulan tertekan.
Selain itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang dimiliki oleh Grup Salim juga memberikan kontribusi besar, menyumbangkan 8 poin terhadap kenaikan IHSG. Keberhasilan kedua saham ini mencuri perhatian investor menunjukkan bahwa sektor energi dan tambang masih memiliki daya tarik yang cukup kuat di pasar modal Indonesia.
Tidak hanya itu, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang dipimpin oleh Prajiogo Pangestu, juga memberi dorongan positif dengan 5,78 poin. Saham energi terbarukan ini menjadi incaran investor yang semakin mengincar sektor yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Bank Jumbo Sumbang Poin Positif
Saham dari bank-bank besar Indonesia, PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI), juga memberikan kontribusi yang tidak kalah signifikan terhadap pergerakan IHSG. Kedua saham ini naik seiring dengan rencana pembagian dividen yang mengundang minat investor. Dividen yang akan dibagikan ini memberikan daya tarik tambahan bagi investor yang mencari imbal hasil lebih dari saham-saham blue-chip.
Sebagai informasi, BMRI memasuki cum date dividen pada 11 April 2025, sementara BBNI akan melaksanakan cum date pada 14 April 2025. Kenaikan saham kedua bank ini menyumbangkan 6,7 poin dan 4,75 poin terhadap IHSG, masing-masing, menjadikan mereka salah satu pendorong utama kenaikan indeks pada akhir pekan lalu.
Aktivitas Investor Asing di Pasar Modal Indonesia
Meskipun IHSG berhasil menutup pekan dengan positif, aktivitas investor asing menunjukkan dinamika yang cukup menarik. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp214,36 miliar di seluruh pasar saham Indonesia, dengan kontribusi terbesar terjadi di pasar negosiasi dan tunai yang tercatat mencapai Rp258,97 miliar.
Namun, di sisi lain, investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp44,61 miliar di pasar reguler. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara aksi jual dan beli oleh investor asing, namun tetap ada saham-saham tertentu yang menjadi incaran mereka.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling diminati oleh investor asing, mencatatkan net foreign buy terbesar pada hari itu sebesar Rp224,65 miliar. Pembelian besar-besaran ini menunjukkan minat yang tinggi terhadap sektor perbankan, khususnya bank-bank besar yang memiliki fundamental yang solid. Diikuti oleh BBNI yang membukukan Rp70,4 miliar dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang tercatat Rp65,28 miliar, keduanya juga menjadi saham yang banyak diborong oleh investor asing.
Daftar Saham Terfavorit Investor Asing
Berikut adalah daftar sepuluh saham dengan net foreign buy terbesar yang tercatat pada perdagangan Jumat, 11 April 2025:
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp 224,65 miliar
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) - Rp 70,40 miliar
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp 65,28 miliar
PT Bumi Resources Tbk. (BRMS) - Rp 45,92 miliar
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) - Rp 31,74 miliar
PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) - Rp 30,33 miliar
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) - Rp 20,45 miliar
PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp 20,19 miliar
PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) - Rp 18,14 miliar
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) - Rp 16,80 miliar
Sentimen Pasar dan Prospek IHSG Ke Depan
Secara keseluruhan, meskipun ada aksi jual dari investor asing, sektor-sektor unggulan seperti energi, tambang, dan perbankan masih mencatatkan performa yang cukup baik. Terutama saham dari emiten-emiten konglomerat dan bank besar yang menjadi daya tarik investor domestik maupun asing.
Ke depannya, prospek IHSG akan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kebijakan moneter global, terutama dari Amerika Serikat, serta perkembangan ekonomi domestik. Namun, dengan adanya minat yang besar dari investor asing terhadap saham-saham unggulan Indonesia, IHSG diperkirakan akan terus berfluktuasi di zona positif dalam waktu dekat, asalkan tidak ada gejolak signifikan dari pasar global.
Seperti yang diungkapkan oleh Iwan Setiawan, analis pasar modal di IndoPremier, “Kenaikan IHSG pada perdagangan Jumat lalu menunjukkan bahwa investor masih melihat potensi besar di sektor-sektor tertentu, terutama bank dan energi. Meskipun ada tekanan dari aksi jual asing, saham-saham fundamental kuat seperti BBCA dan BBNI tetap menjadi pilihan utama bagi investor.”
Pada penutupan perdagangan hari Jumat, IHSG mencatatkan kenaikan tipis dan berhasil ditutup pada posisi 6.262,22, naik 0,13%. Meskipun investor asing melakukan penjualan bersih, beberapa saham konglomerat dan perbankan yang diborong asing berhasil mengangkat indeks.
Dengan adanya rencana pembagian dividen dan optimisme terhadap sektor energi dan tambang, IHSG diprediksi akan terus berada dalam jalur positif meski ada tantangan di pasar global. Pemerintah Indonesia juga terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi domestik, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pasar saham Indonesia di masa mendatang.