Atasi Gangguan Hormon dengan 5 Teh Alami Ini

Senin, 22 September 2025 | 14:18:12 WIB
Atasi Gangguan Hormon dengan 5 Teh Alami Ini

JAKARTA - Menjaga keseimbangan hormon bukan hanya tentang pengobatan atau terapi medis. Ada cara alami yang bisa dilakukan untuk membantu mengatur hormon, salah satunya melalui minuman herbal yang sudah dikenal turun-temurun.

Beberapa jenis teh terbukti secara ilmiah memiliki manfaat untuk mengelola kadar hormon tertentu, terutama pada wanita. Teh-teh ini mampu mendukung fungsi tubuh secara alami tanpa harus mengandalkan obat kimia.

Jika dikonsumsi secara rutin dan sesuai aturan, teh herbal tertentu dapat membantu memperbaiki siklus menstruasi, menurunkan hormon pria, hingga meningkatkan hormon kesuburan.

Teh Herbal yang Bantu Atasi Gangguan Hormon

Berikut ini lima jenis teh yang dapat menjadi pilihan alami dalam membantu menyeimbangkan hormon tubuh, terutama bagi wanita yang mengalami masalah seperti PCOS, siklus tidak teratur, atau gejala PMS.

1. Teh Hijau

Teh hijau dikenal dengan kandungan antioksidannya yang tinggi, khususnya senyawa EGCG (epigallocatechin gallate) yang mendukung metabolisme dan sensitivitas insulin. Ini penting dalam menjaga keseimbangan estrogen.

Karena tidak melalui proses fermentasi seperti teh hitam, teh hijau mempertahankan lebih banyak zat aktif yang melindungi sel dan meningkatkan fungsi hormonal.

Beberapa studi menyebutkan bahwa teh hijau dapat menurunkan kadar gula darah, memperbaiki metabolisme, dan membantu penurunan berat badan faktor penting dalam penanganan PCOS.

Minum teh hijau secara rutin selama minimal tiga bulan dapat menunjukkan efek positif, terutama pada wanita dengan kadar androgen tinggi atau gangguan siklus menstruasi.

Bahkan, konsumsi rutin selama lebih dari 20 tahun disebutkan bisa menjaga kadar estrogen tetap sehat, berat badan ideal, dan tidur lebih nyenyak.

Bagi pria, teh hijau juga bermanfaat, karena mampu meningkatkan kadar testosteron serta mendukung suasana hati dan kualitas tidur.

Efek sampingnya ringan, seperti sering buang air kecil atau rasa tidak nyaman di perut, namun secara umum teh hijau aman dikonsumsi harian.

2. Teh Spearmint

Teh spearmint berasal dari tanaman Mentha spicata dan dikenal bebas kafein, dengan rasa yang lebih lembut dibandingkan peppermint. Ini menjadikannya pilihan ideal bagi penderita PCOS.

Penelitian menunjukkan bahwa teh spearmint mampu menurunkan kadar testosteron yang tinggi, meredakan jerawat, serta mengurangi pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan.

Teh ini juga mendukung hormon FSH (follicle-stimulating hormone), yang berperan penting dalam ovulasi dan keteraturan menstruasi.

Untuk menyajikannya, gunakan satu kantong teh atau satu sendok teh daun kering per cangkir air panas. Bisa juga memakai 5–10 lembar daun segar yang dihancurkan terlebih dulu.

Seduh selama lima hingga tujuh menit, lalu saring. Teh ini bisa dinikmati tanpa tambahan apa pun, atau dipadukan dengan madu, lemon, maupun teh hijau.

3. Teh Chasteberry

Chasteberry, atau Vitex agnus-castus, dikenal juga sebagai “lada biksu”. Dulu digunakan untuk menekan hasrat seksual, kini banyak dimanfaatkan wanita untuk mengatasi gejala PMS.

Teh ini bisa membantu mengurangi nyeri payudara dan memperbaiki ketidakteraturan menstruasi. Chasteberry bekerja dengan cara menurunkan kadar prolaktin dan meningkatkan hormon progesteron.

Kondisi ini membantu memperkuat fase luteal (paruh kedua siklus menstruasi), sehingga mendukung kesuburan dan menstruasi yang lebih teratur.

Ada juga yang menggunakannya untuk meredakan hot flashes pada masa menopause, meski buktinya masih terbatas.

Penggunaan teh chasteberry disarankan maksimal selama tiga bulan karena bisa menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, perut tidak nyaman, hingga gatal-gatal.

Teh ini tidak disarankan untuk wanita yang sedang hamil, menyusui, menggunakan terapi hormon, atau memiliki riwayat kanker hormon-sensitif.

Rasanya sedikit pahit dan beraroma tanah, sehingga bisa ditambahkan madu atau lemon untuk rasa yang lebih seimbang.

4. Teh Marjoram

Teh marjoram berasal dari tanaman Origanum majorana, bagian dari keluarga mint. Nama “marjoram” sendiri berarti “kegembiraan gunung” dalam bahasa Yunani.

Tanaman ini mengandung antioksidan dan senyawa penenang seperti flavonoid, yang membantu relaksasi dan mendukung fungsi hormonal.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa teh marjoram dapat menurunkan kadar hormon pria (androgen) yang tinggi pada wanita dengan PCOS.

Manfaat lainnya termasuk mengurangi kram saat menstruasi, memperbaiki siklus haid yang berat, serta mendukung fungsi ovarium.

Satu studi kecil juga menunjukkan bahwa teh marjoram dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan mengontrol gula darah.

Teh ini memiliki aroma herbal yang menenangkan, dengan sedikit rasa mint. Namun, sebaiknya tidak dikonsumsi oleh wanita hamil atau menyusui.

5. Teh Akar Licorice

Akar licorice (Glycyrrhiza glabra) dikenal dapat menurunkan kortisol, hormon yang berkaitan erat dengan stres dan gangguan adrenal.

Selain itu, akar licorice mengandung senyawa yang meniru efek estrogen dan menurunkan kadar testosteron. Ini sangat bermanfaat bagi wanita dengan gangguan hormon seperti PCOS.

Penelitian juga menunjukkan bahwa akar licorice dapat memperkuat efek spironolactone (Aldactone), obat yang digunakan dalam pengobatan jerawat dan kelebihan hormon pria.

Beberapa studi awal menyebutkan manfaatnya dalam meredakan hot flashes serta menjaga kesehatan tulang pada wanita menopause.

Namun, konsumsi licorice harus dibatasi karena dapat meningkatkan tekanan darah, menurunkan kadar kalium, serta berinteraksi dengan obat jantung atau ginjal.

Rasa teh licorice cenderung manis alami dan sedikit beraroma tanah. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan tenaga medis sebelum mengonsumsinya secara rutin.

Minum Teh Bukan Sekadar Rutinitas, Tapi Terapi Alami

Minum teh tidak lagi hanya sekadar rutinitas harian. Bagi banyak wanita, ini bisa menjadi bagian dari terapi alami yang mendukung kesehatan hormon dan keseimbangan tubuh secara menyeluruh.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap tubuh berbeda, dan hasil dari konsumsi teh herbal bisa bervariasi pada tiap orang.

Meski alami, tetap penting untuk memperhatikan dosis dan durasi konsumsi, serta berkonsultasi dengan ahli kesehatan jika memiliki kondisi medis tertentu.

Menggabungkan konsumsi teh herbal dengan gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup akan memberikan hasil yang lebih optimal.

Terkini

14 Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Penuaan Dini Tubuh

Senin, 22 September 2025 | 16:18:21 WIB

6 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium yang Perlu Diketahui

Senin, 22 September 2025 | 16:18:17 WIB

Tablet Redmi Pad 2 Pro: Layar 12,1 Inci dan Baterai Jumbo

Senin, 22 September 2025 | 16:18:15 WIB

Pesona Miyagi, Surga Alam dan Kuliner Otentik di Jepang

Senin, 22 September 2025 | 16:18:12 WIB

Cara ke Jak-Japan Matsuri 2025 Naik Transjakarta

Senin, 22 September 2025 | 16:18:10 WIB