JAKARTA - Pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Jakarta, salah satunya Jalan Tol Harbour Road II. Proyek tol layang ini menghubungkan Ancol Timur hingga Pluit dan menjadi salah satu tol double decker terpanjang di Indonesia.
Foto udara pembangunan Jalan Tol Harbour Road II di kawasan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 23 September 2025, memperlihatkan progres konstruksi yang kian terlihat jelas. Tol ini diharapkan rampung pada awal tahun 2026 dan siap memperlancar arus lalu lintas di Jakarta Utara.
Panjang jalan tol mencapai 9,6 kilometer dengan konsep elevated atau jalan tol layang. Konsep double decker memungkinkan dua jalur berbeda berada dalam satu konstruksi, sehingga mampu menampung volume kendaraan lebih banyak.
Investasi dan Dampak Ekonomi
Investasi yang digelontorkan untuk pembangunan Harbour Road II diperkirakan mencapai Rp15,8 triliun. Nilai ini mencakup pembangunan struktur tol, sistem manajemen lalu lintas, serta fasilitas pendukung seperti pintu tol dan rambu elektronik.
Proyek ini tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar. Kawasan Tanjung Priok dan Pluit akan semakin mudah diakses, menarik investasi baru, dan membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Selain itu, keberadaan tol layang ini diharapkan mengurangi kemacetan yang selama ini menjadi kendala utama di jalur utara Jakarta. Dengan akses cepat, distribusi barang dan mobilitas warga akan lebih efisien.
Konsep Double Decker dan Keunggulan Infrastruktur
Tol Harbour Road II dibangun dengan konsep double decker, yakni memiliki dua lapisan jalan. Lapisan bawah dapat digunakan untuk kendaraan ringan atau lalu lintas lokal, sementara lapisan atas untuk kendaraan jarak jauh atau distribusi logistik.
Konsep ini dirancang untuk memaksimalkan kapasitas jalan tanpa perlu menambah lahan yang signifikan, sesuai dengan keterbatasan lahan di Jakarta Utara. Strategi pembangunan ini juga menjadi contoh efisiensi dalam perencanaan infrastruktur perkotaan.
Selain efisiensi ruang, tol ini dilengkapi fasilitas modern seperti sistem monitoring lalu lintas, kamera pengawas, dan rambu elektronik. Hal ini memudahkan pengendalian arus kendaraan dan memastikan keamanan pengguna jalan.
Target Penyelesaian dan Tantangan Pembangunan
Proyek Harbour Road II ditargetkan selesai pada awal 2026. Pemerintah dan kontraktor telah menyiapkan jadwal konstruksi yang ketat untuk memastikan semua tahap pembangunan berjalan tepat waktu.
Pembangunan tol layang di kawasan padat penduduk seperti Tanjung Priok menghadirkan tantangan tersendiri. Pekerjaan harus disesuaikan dengan aktivitas harian warga, logistik proyek, dan keamanan sekitar lokasi konstruksi.
Meski demikian, progres tol double decker ini terlihat signifikan dalam foto udara terbaru. Struktur jalan utama mulai tampak, tiang penyangga dan jembatan layang kian jelas, menandakan proyek berada di jalur penyelesaian yang tepat.
Manfaat Jangka Panjang bagi Jakarta
Keberadaan Harbour Road II diharapkan membawa manfaat jangka panjang. Pertama, mengurangi kemacetan di jalur utara Jakarta dan mempercepat waktu tempuh dari Ancol Timur hingga Pluit.
Kedua, meningkatkan konektivitas kawasan pelabuhan Tanjung Priok. Akses cepat ke tol ini akan mempermudah distribusi logistik dan barang, mendukung pertumbuhan sektor perdagangan dan industri.
Ketiga, mendorong pengembangan kawasan sekitar. Infrastruktur yang baik menjadi daya tarik bagi investor properti, pusat bisnis, dan fasilitas publik. Dampak positif ini diharapkan meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta Utara.
Selain itu, pembangunan tol double decker juga menjadi simbol kemajuan teknologi konstruksi di Indonesia. Konsep elevated yang terintegrasi dengan jalur eksisting menunjukkan kemampuan pemerintah dan kontraktor dalam menangani proyek berskala besar di perkotaan padat.
Pembangunan Jalan Tol Harbour Road II menjadi salah satu proyek strategis untuk memperkuat infrastruktur Jakarta. Dengan konsep double decker sepanjang 9,6 kilometer, tol ini akan meningkatkan konektivitas, efisiensi transportasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan utara ibu kota.
Investasi sebesar Rp15,8 triliun diharapkan memberikan dampak positif jangka panjang, mulai dari kelancaran arus lalu lintas, pengembangan kawasan, hingga kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Dengan progres pembangunan yang terlihat signifikan, tol ini diharapkan rampung sesuai target awal 2026.
Tol Harbour Road II tidak hanya menjadi proyek transportasi, tetapi juga simbol modernisasi dan inovasi infrastruktur perkotaan di Indonesia. Keberhasilannya akan menjadi contoh pembangunan berkelanjutan di kota-kota besar lain di tanah air.