JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur terus mengalami perubahan dari hari ke hari. Pergerakan ini dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari permintaan hingga cuaca.
Hari ini, cabai besar mengalami kenaikan, sementara cabai rawit, ayam kampung, dan daging sapi turun. Bahan pokok lain relatif stabil tanpa perubahan berarti.
Memantau harga sembako setiap hari penting untuk masyarakat. Informasi ini membantu mengatur belanja rumah tangga agar pengeluaran tetap terkendali.
Sembilan Bahan Pokok dan Kebutuhan Dapur Lainnya
Sembako merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari. Bahan pokok ini mencakup beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi, daging ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, serta garam dan gas elpiji.
Selain sembako, cabai menjadi bahan dapur penting yang ikut mempengaruhi pengeluaran. Harga cabai sering mengalami fluktuasi tinggi dibanding bahan pokok lainnya.
Berikut daftar harga rata-rata sembako di Jawa Timur, Selasa, 11 November 2025 pukul 09.41 WIB. Harga ini dirangkum dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo).
Beras Premium: Rp 14.899/kg
Beras Medium: Rp 12.851/kg
Gula kristal putih: Rp 16.308/kg
Minyak goreng curah: Rp 18.452/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.149/liter
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.448/liter
Minyak goreng Minyakita: Rp 16.591/liter
Daging sapi paha belakang: Rp 119.131/kg
Daging ayam ras: Rp 34.246/kg
Daging ayam kampung: Rp 67.097/kg
Telur ayam ras: Rp 27.977/kg
Telur ayam kampung: Rp 46.271/kg
Susu kental manis Bendera: Rp 12.488/370 gr
Susu kental manis Indomilk: Rp 12.356/370 gr
Susu bubuk Bendera: Rp 40.882/400 gr
Susu bubuk Indomilk: Rp 40.136/400 gr
Garam bata: Rp 1.797
Garam halus: Rp 9.338/kg
Cabai merah keriting: Rp 48.701/kg
Cabai merah besar: Rp 55.043/kg
Cabai rawit merah: Rp 58.164/kg
Bawang merah: Rp 37.483/kg
Bawang putih: Rp 30.152/kg
Gas elpiji: Rp 19.764
Pergerakan Harga Hari Ini
Berdasarkan harga rata-rata sembako, cabai besar naik Rp 635 atau 1,17 persen. Cabai rawit turun Rp 225 atau 0,98 persen.
Telur ayam kampung turun Rp 223 atau 0,48 persen, daging ayam kampung turun Rp 1.139 atau 1,67 persen. Daging sapi mengalami penurunan Rp 199 atau 0,17 persen.
Fluktuasi harga ini berdampak langsung pada pengeluaran rumah tangga. Kenaikan atau penurunan bahan pokok tertentu perlu dicermati oleh masyarakat.
Faktor-Faktor Perubahan Harga
Perubahan harga sembako dipengaruhi banyak hal, mulai dari biaya produksi, cuaca, hingga kebijakan pemerintah. Permintaan yang tinggi dengan penawaran tetap akan menyebabkan harga naik.
Sebaliknya, jika pasokan lebih banyak dari permintaan, harga bisa turun. Kondisi ini biasa terjadi ketika panen melimpah atau distribusi lancar.
Cuaca ekstrem dan bencana alam juga berdampak signifikan. Kekurangan pasokan akibat kondisi alam membuat harga bahan pokok meningkat.
Kebijakan pemerintah seperti subsidi, pajak, atau regulasi impor memengaruhi harga sembako. Pembatasan impor atau perubahan pajak dapat langsung mengubah harga pasar.
Kenaikan harga bahan baku, pupuk, atau transportasi meningkatkan biaya produksi. Biaya tambahan ini biasanya diteruskan ke konsumen sehingga harga sembako ikut naik.
Fluktuasi nilai tukar mata uang juga memengaruhi harga, terutama untuk barang impor. Depresiasi rupiah membuat produk impor menjadi lebih mahal di pasar lokal.
Inflasi tinggi biasanya memicu kenaikan harga sembako karena meningkatnya biaya barang dan jasa. Selain itu, kondisi ekonomi yang tidak stabil memperburuk fluktuasi harga.
Masalah rantai distribusi seperti kemacetan atau pemogokan bisa menunda pengiriman. Penundaan ini mengurangi pasokan di pasar sehingga harga cenderung naik.
Harga sembako di Jawa Timur hari ini menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Beberapa bahan naik, beberapa turun, dan lainnya stabil, sehingga pemantauan harian sangat penting.
Masyarakat disarankan memanfaatkan informasi harga rata-rata untuk merencanakan belanja. Pengawasan rutin membantu menjaga kestabilan pengeluaran rumah tangga di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.