JAKARTA - Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) kembali menggelar pelatihan strategis guna meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kali ini, pelatihan bertajuk "Cost and Benefit Analysis Bidang Migas" digelar pada 11 hingga 13 Maret 2025 dengan tujuan membekali peserta dengan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan analisis biaya serta manfaat pada proyek-proyek migas nasional.
Penyelenggaraan pelatihan ini menjadi sangat penting di tengah tantangan transisi energi yang sedang dihadapi Indonesia. Di satu sisi, pemerintah masih harus memastikan ketahanan energi nasional dengan mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Namun di sisi lain, terdapat komitmen global untuk mengurangi emisi karbon serta mendorong energi bersih yang lebih ramah lingkungan. Dalam situasi seperti ini, kemampuan analisis yang baik menjadi sangat krusial dalam pengambilan kebijakan yang tepat guna dan efektif di sektor migas.
Ariyanta Nur Sulistia, course leader dalam pelatihan ini, menekankan bahwa tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memperkuat kapasitas ASN dalam melakukan kajian yang mendalam terhadap berbagai proyek migas.
"Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman tentang metodologi analisis biaya dan manfaat yang spesifik diterapkan dalam konteks industri migas. Kami ingin para peserta mampu mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi dampak ekonomi, sosial, serta lingkungan dari setiap proyek migas, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat bagi pengambil kebijakan," ujar Ariyanta.
Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari prinsip dasar analisis biaya dan manfaat, teknik perhitungan ekonomi, hingga penerapan studi kasus dalam proyek-proyek migas yang nyata. Peserta juga diajak untuk berdiskusi serta berbagi pengalaman dengan para praktisi industri, guna memperkaya wawasan mereka dalam menghadapi tantangan di sektor ini.
Menurut data yang dihimpun Kementerian ESDM, Indonesia masih sangat bergantung pada energi fosil, di mana sektor migas berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Namun, seiring dengan semakin kuatnya tekanan global terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, pemerintah perlu memastikan bahwa proyek-proyek migas yang dikembangkan benar-benar memiliki manfaat ekonomi yang maksimal, sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pemerintah sendiri telah menargetkan net zero emission pada tahun 2060, yang berarti bahwa proyek migas di masa depan harus lebih efisien, berorientasi pada keberlanjutan, dan memiliki strategi mitigasi yang jelas. Oleh karena itu, kemampuan ASN dalam melakukan analisis mendalam terhadap setiap proyek migas sangat diperlukan agar kebijakan yang dihasilkan tetap relevan dengan target transisi energi nasional.
Dalam pelatihan ini, peserta juga diberikan pemahaman terkait bagaimana menentukan kelayakan ekonomi sebuah proyek berdasarkan sejumlah parameter, seperti nilai investasi, tingkat pengembalian modal, hingga dampak sosial yang dihasilkan. Selain itu, ada juga pembahasan mengenai skenario transisi energi dan dampaknya terhadap industri migas, sehingga peserta dapat lebih siap menghadapi perubahan kebijakan dan dinamika pasar energi di masa mendatang.
Ariyanta menambahkan bahwa ke depannya, PPSDM Migas akan terus mengembangkan program pelatihan yang adaptif sesuai dengan kebutuhan industri dan kebijakan pemerintah.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas SDM di sektor migas dan energi. Dengan pelatihan seperti ini, kami berharap ASN Kementerian ESDM memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan analisis berbasis data, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar memberikan manfaat optimal bagi negara dan masyarakat," tambahnya.
Sejumlah peserta mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan tantangan yang mereka hadapi dalam pekerjaan sehari-hari. Salah satu peserta yang merupakan analis kebijakan di Kementerian ESDM mengatakan bahwa materi yang diberikan sangat aplikatif dan dapat langsung diterapkan dalam proses pengambilan keputusan.
"Saya merasa pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama dalam memahami bagaimana menilai kelayakan ekonomi sebuah proyek migas. Dengan adanya studi kasus yang dibahas, kami jadi lebih memahami tantangan nyata di lapangan dan bagaimana cara menghadapinya," ujarnya.
Sementara itu, di tengah pelatihan ini, pemerintah juga tengah mendorong berbagai inisiatif untuk mempercepat transisi energi, termasuk pengembangan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi di sektor migas. Beberapa kebijakan yang sedang digodok antara lain adalah insentif bagi perusahaan migas yang berinvestasi dalam proyek dekarbonisasi, serta aturan baru yang mendorong penggunaan teknologi rendah emisi dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan ASN di lingkungan Kementerian ESDM dapat lebih siap menghadapi perubahan kebijakan serta mampu memberikan analisis yang akurat dalam menyusun rekomendasi terkait proyek-proyek migas. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada efisiensi sektor energi, tetapi juga membantu pemerintah dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan di masa depan.
Secara keseluruhan, pelatihan "Cost and Benefit Analysis Bidang Migas" yang diselenggarakan oleh PPSDM Migas ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor energi. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai analisis biaya dan manfaat, diharapkan ASN dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menyusun kebijakan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga selaras dengan upaya transisi energi nasional menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.