JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan hasil kinerja positif yang tercatat sepanjang kuartal pertama 2025. Perusahaan maskapai nasional ini menunjukkan pertumbuhan signifikan, terutama pada segmen penerbangan tidak berjadwal atau charter, yang mengalami lonjakan pendapatan sebesar 92,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut mencerminkan keberhasilan strategi Garuda Indonesia dalam mengoptimalkan layanan perjalanan umrah serta pemulihan bisnis penerbangan global.
Peningkatan Pendapatan Segmen Charter
Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Rabu, 7 Mei 2025, Garuda Indonesia mengungkapkan bahwa pendapatan dari penerbangan charter pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 37,96 juta dollar AS. Angka ini tidak hanya menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, tetapi juga mencerminkan peningkatan trafik penumpang yang luar biasa. Garuda Indonesia berhasil mengangkut 24.618 penumpang charter pada kuartal pertama 2025, mengalami kenaikan 104% dibandingkan dengan jumlah yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan perjalanan umrah, yang menjadi salah satu faktor utama keberhasilan Garuda Indonesia dalam sektor charter. Pada kuartal pertama tahun ini, sebanyak 69 penerbangan charter dilakukan, yang sebagian besar melayani jemaah umrah. Hal ini menjadi bukti bahwa strategi yang diterapkan oleh Garuda Indonesia telah membuahkan hasil yang positif, dengan memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan penerbangan yang adaptif terhadap dinamika pasar.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, dalam siaran persnya menyatakan, "Penguatan kinerja charter ini menjadi fondasi penting dalam strategi diversifikasi pendapatan kami. Permintaan yang meningkat, khususnya pada segmen umrah dan perjalanan grup, turut memperkuat posisi Garuda sebagai penyedia layanan penerbangan yang adaptif terhadap dinamika pasar."
Peningkatan Kinerja Operasional Secara Keseluruhan
Selain segmen charter, Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif di sektor lainnya. Total pendapatan operasional konsolidasian perusahaan untuk kuartal I 2025 tercatat sebesar 723,56 juta dollar AS, mengalami peningkatan sebesar 1,63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk volume penumpang yang meningkat, serta kinerja sektor kargo yang turut memberikan kontribusi penting.
Selama periode Januari hingga Maret 2025, Garuda Indonesia Group mengangkut total 5,12 juta penumpang, terdiri dari 2,64 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink. Tingkat keterisian kursi (seat load factor) tercatat sebesar 78,8%, mengalami kenaikan 5% dibandingkan dengan kuartal pertama 2024.
Dalam sektor kargo, Garuda Indonesia juga menunjukkan performa yang menggembirakan. Volume angkutan kargo mengalami peningkatan sebesar 5% menjadi 58.145 ton. Dari jumlah tersebut, 34.715 ton diangkut oleh Garuda Indonesia, sedangkan 23.430 ton diangkut oleh Citilink. Menurut Wamildan, kinerja positif pada sektor kargo menunjukkan akselerasi pemulihan yang terus berlangsung, setelah sempat mengalami penurunan tajam akibat dampak pandemi.
Kinerja Keuangan yang Positif dan Efisiensi Operasional
Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan peningkatan signifikan dalam arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasional. Pada kuartal pertama 2025, perusahaan mencatatkan arus kas bersih sebesar 162,27 juta dollar AS, yang merupakan kenaikan sebesar 87,15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan arus kas ini mencerminkan keberhasilan Garuda Indonesia dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat likuiditas perusahaan.
Meski demikian, Garuda Indonesia masih mencatatkan kerugian bersih pada kuartal I 2025 sebesar 75,93 juta dollar AS. Namun, nilai kerugian ini mengalami penurunan sebesar 12,54% dibandingkan dengan kerugian bersih pada periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar 86,82 juta dollar AS. Kerugian ini terutama disebabkan oleh beban keuangan yang mencapai 124,57 juta dollar AS, yang mencakup komitmen restrukturisasi pembiayaan dalam rangka mendukung strategi turnaround jangka panjang perusahaan.
Strategi Transformasi dan Optimisasi Armada
Garuda Indonesia terus menjalankan program transformasi yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan finansial dan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. Wamildan mengungkapkan bahwa perusahaan tengah mengoptimalkan kapasitas armada dengan target penambahan pesawat hingga mencapai 100 unit pada akhir tahun 2025. Program ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas layanan dan meningkatkan daya saing Garuda Indonesia di pasar global.
“Dengan tren arus kas yang positif dan dukungan kesiapan sinking fund yang proporsional, kami tetap berkomitmen untuk menjaga ketahanan finansial dan pemenuhan kewajiban usaha, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” tambah Wamildan.
Selain itu, Garuda Indonesia juga terus meningkatkan kualitas layanan melalui berbagai inovasi, termasuk refocusing anggaran, pelatihan awak pesawat berbasis kinerja, serta peningkatan sistem tunjangan yang lebih kompetitif. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih baik.
Optimisme Terhadap Masa Depan
Meski masih menghadapi tantangan dalam hal kerugian bersih, Garuda Indonesia menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap masa depan. Dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif dan terus memperbaiki kinerja operasional, Garuda Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan proses pemulihan dan transformasi yang tengah berjalan.
"Tren pertumbuhan ini kami sikapi dengan optimisme, dan kami berkomitmen untuk terus memperkuat pondasi bisnis Garuda Indonesia, serta menghadapi tantangan yang ada dengan langkah-langkah strategis yang tepat," tutup Wamildan.
Sebagai maskapai nasional terbesar di Indonesia, Garuda Indonesia berharap untuk terus meningkatkan posisinya di pasar penerbangan internasional dengan tetap fokus pada kualitas layanan, efisiensi operasional, dan diversifikasi pendapatan yang berkelanjutan.