JAKARTA - Ramen, mi kuah khas Jepang, memang sangat digemari banyak orang. Rasanya yang gurih dan hangat membuatnya cocok dinikmati kapan saja. Namun, meski lezat, konsumsi ramen tidak dianjurkan setiap hari, terutama jika ingin menjaga kesehatan jangka panjang.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh beberapa universitas di Prefektur Yamagata, Jepang, menunjukkan adanya korelasi antara frekuensi makan ramen dan risiko kematian. Studi ini mengamati lebih dari 6.700 orang berusia 40 tahun ke atas selama 4,5 tahun.
Studi Ramen dan Kesehatan
Para peserta dibagi berdasarkan frekuensi konsumsi ramen, mulai dari kurang dari sebulan sekali hingga tiga kali atau lebih dalam seminggu. Selain itu, faktor lain seperti gaya hidup dan kondisi kesehatan juga diperhitungkan.
Hasil penelitian menemukan bahwa risiko kematian terendah terjadi pada mereka yang makan ramen sekitar sekali atau dua kali seminggu. Sementara kelompok yang makan ramen lebih sering menghadapi risiko kematian yang meningkat hingga 1,5 kali lipat dibandingkan kelompok konsumsi moderat.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal The Journal of Nutrition, Health and Aging pada Agustus 2025.
Risiko Meningkat pada Kelompok Tertentu
Lebih detail lagi, studi ini menunjukkan bahwa risiko kematian semakin tinggi pada beberapa kelompok. Orang yang berusia di bawah 70 tahun dan makan ramen tiga kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko kematian lebih dari dua kali lipat dibanding yang makan ramen dengan frekuensi sedang.
Selain itu, para pecinta ramen yang juga kerap mengonsumsi alkohol menghadapi risiko lebih besar, yaitu meningkat hingga 2,7 kali lipat. Kondisi ini menunjukkan adanya faktor risiko tambahan yang memperburuk dampak konsumsi ramen yang berlebihan.
Apa Makna Temuan Ini?
Temuan ini mungkin terdengar membingungkan bagi sebagian orang. Para peneliti menduga, kemungkinan ada faktor tersembunyi, seperti orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes sudah mengurangi konsumsi ramen sesuai anjuran dokter.
Karena itu, studi ini menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan sebab-akibat antara makan ramen yang berlebihan dan dampak kesehatan yang nyata.
Saran dari Para Ahli
Walaupun begitu, para peneliti menegaskan bahwa data ini tidak serta merta membuktikan bahwa ramen itu berbahaya secara langsung. Bahkan, ditemukan bahwa kelompok yang makan ramen kurang dari sebulan sekali juga memiliki risiko kematian sedikit lebih tinggi dibanding kelompok moderat.
Profesor Tsuneo Konta dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Yamagata mengingatkan agar tidak menghabiskan sup ramen yang mengandung banyak garam dan menjaga keseimbangan nutrisi secara keseluruhan.
Tips Menikmati Ramen
Kesimpulannya, menikmati ramen sesekali dalam porsi yang wajar masih aman dan bisa menjadi bagian dari pola makan sehat. Namun, konsumsi berlebihan, terutama bagi kelompok rentan seperti mereka yang masih aktif minum alkohol atau berusia di bawah 70 tahun, perlu diwaspadai.
Jangan lupa untuk memperhatikan nutrisi lain dalam menu harian agar tubuh tetap sehat dan risiko penyakit dapat diminimalkan.