JAKARTA - Pikun dan demensia tidak hanya mengancam lansia, tetapi kini mulai dialami oleh orang dewasa produktif. Penurunan daya ingat dan konsentrasi sering kali muncul akibat pola hidup yang kurang sehat sejak dini.
Menjaga kesehatan otak bisa dilakukan melalui pola makan dan kebiasaan harian yang tepat. Ahli nutrisi dari Harvard, Dr. Uma Naidoo, menekankan bahwa kesehatan otak sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi.
Nutrisi yang Membantu Perlindungan Otak
- Baca Juga Cara Cek IMEI iPhone iBox Termudah
Beberapa jenis nutrisi terbukti melindungi sel saraf dan meningkatkan fungsi kognitif. Antioksidan, vitamin B, dan asam lemak tak jenuh ganda menjadi fokus utama para ahli.
Antioksidan bekerja melawan radikal bebas yang merusak sel otak. Vitamin B mendukung fungsi normal sel otak, sementara lemak tak jenuh membantu pertumbuhan sel otak baru.
Sumber Makanan untuk Mencegah Pikun
Dr. Naidoo menyarankan mengonsumsi makanan tinggi asam lemak omega-3. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan ikan teri merupakan sumber terbaik karena mengandung EPA dan DHA yang mendukung kesehatan otak.
Bagi vegetarian, omega-3 bisa diperoleh dari biji chia, biji wijen, kenari, dan biji rami. Penambahan bahan alami seperti kunyit dan sedikit lada hitam juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi otak secara optimal.
Telur organik juga direkomendasikan untuk menambah asupan protein dan nutrisi penting. Konsumsi rutin makanan kaya omega-3 dan antioksidan mendukung daya ingat serta kemampuan fokus lebih baik.
Gaya Hidup Seimbang untuk Otak Sehat
Nutrisi saja tidak cukup tanpa gaya hidup sehat yang mendukung. Olahraga teratur membantu sirkulasi darah ke otak, sementara tidur cukup memulihkan fungsi kognitif secara alami.
Manajemen stres, menjaga hubungan sosial, dan perhatian penuh terhadap lingkungan sekitar juga berperan penting. Kombinasi pola makan bergizi dan gaya hidup seimbang menjadi kunci mencegah demensia dan pikun di usia muda.
Dengan menerapkan pola makan dan nutrisi yang tepat sejak dini, risiko penurunan daya ingat dapat diminimalkan. Langkah sederhana ini bisa menjadi investasi jangka panjang untuk kesehatan otak.