JAKARTA - Partisipasi masyarakat Aceh dalam gerakan zakat dan infak terus menunjukkan tren yang menggembirakan. Hal ini tercermin dari keberhasilan Baitul Mal Aceh (BMA) menghimpun dana sebesar Rp35,120 miliar hingga pertengahan tahun ini. Capaian tersebut terdiri dari Rp19,329 miliar zakat dan Rp15,791 miliar infak, menandakan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga pengelola zakat resmi milik pemerintah daerah tersebut.
Dr. Rani Usman, Anggota Badan Baitul Mal Aceh Bidang Pengumpulan, menegaskan bahwa angka tersebut merupakan hasil dari kerja keras seluruh pihak serta bentuk nyata dari keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung sistem zakat dan infak di provinsi yang menerapkan syariat Islam itu. Menurutnya, kepercayaan para muzakki dan munfiq menjadi modal utama untuk terus memperkuat lembaga dan memperluas manfaat dana yang dihimpun.
“Alhamdulillah, ini adalah hasil kerja keras semua pihak dan bukti nyata partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung gerakan zakat dan infak di Aceh,” ujarnya dalam keterangannya di Banda Aceh.
Penyaluran Dana untuk Beragam Program Sosial
Dukungan masyarakat tidak hanya terlihat dari sisi penghimpunan, tetapi juga dalam keberlanjutan program-program sosial yang dijalankan BMA. Dana yang terkumpul telah disalurkan ke berbagai sektor utama, termasuk pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dakwah dan syiar Islam, serta bantuan sosial lainnya. Setiap dana yang masuk dikelola dengan prinsip amanah dan transparansi.
Dr. Rani menekankan bahwa semakin besar jumlah zakat dan infak yang terkumpul, maka semakin luas pula dampaknya terhadap kehidupan para mustahik atau penerima manfaat. Penyaluran dilakukan berdasarkan kebutuhan yang terverifikasi, dan seluruh proses diawasi secara ketat agar tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Semakin banyak zakat dan infak yang terkumpul, maka akan semakin banyak pula mustahik yang bisa dibantu,” ucapnya.
Strategi Digitalisasi dan Kolaborasi
Untuk mencapai angka penghimpunan yang tinggi, BMA tidak tinggal diam. Kepala Sekretariat BMA, Amirullah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerapkan berbagai strategi dalam menjangkau masyarakat, termasuk digitalisasi layanan zakat. Inovasi ini membuat proses pembayaran zakat dan infak menjadi lebih mudah, cepat, dan dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Selain teknologi, BMA juga menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta perusahaan swasta yang berperan sebagai mitra pengumpul zakat. Menurut Amirullah, sinergi dengan sektor-sektor tersebut sangat penting untuk memperluas jangkauan program serta memperkuat sumber daya lembaga.
"Kemudahan layanan zakat digital juga mendorong masyarakat untuk lebih mudah menunaikan zakat dan infak," ujarnya.
Peran Edukasi dan Literasi Zakat
BMA juga menyadari bahwa peningkatan kesadaran masyarakat tidak bisa dicapai hanya dengan teknologi. Oleh karena itu, lembaga ini turut mengedepankan pendekatan edukatif. Edukasi dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari kampanye sosial hingga pelatihan literasi zakat kepada kelompok masyarakat.
Amirullah menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong kolaborasi dengan ulama, tokoh masyarakat, dan institusi pendidikan agar nilai zakat lebih dipahami sebagai bagian penting dari ibadah sekaligus instrumen pembangunan sosial. Diharapkan, generasi muda juga bisa memiliki pemahaman yang kuat tentang zakat dan mampu menjadi agen perubahan dalam gerakan kebaikan ini.
“Ke depan, kami akan memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk ulama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan. Program literasi zakat bakal ditingkatkan agar kesadaran masyarakat semakin tinggi dalam menunaikan kewajiban zakat secara tepat dan terarah,” jelasnya.
Optimisme Menuju Kesejahteraan Umat
Dengan komitmen dan partisipasi kolektif yang terus meningkat, Baitul Mal Aceh menatap masa depan yang optimis. Strategi yang telah diterapkan, baik dari sisi pengumpulan maupun distribusi, dinilai mampu menjawab tantangan sosial ekonomi masyarakat Aceh yang masih menghadapi kesenjangan kesejahteraan.
Amirullah juga menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi titik tolak bagi langkah yang lebih besar ke depan, termasuk upaya pemenuhan target tahunan yang telah ditetapkan. Dukungan masyarakat dan para mitra diharapkan tetap konsisten agar zakat dan infak benar-benar dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan sosial di Aceh.