Belanja Online Semakin Canggih: Video Commerce dan Strategi Omnichannel Diprediksi Mendominasi Tren e-Commerce 2025

Jumat, 02 Mei 2025 | 13:14:23 WIB
Belanja Online Semakin Canggih: Video Commerce dan Strategi Omnichannel Diprediksi Mendominasi Tren e-Commerce 2025

JAKARTA - Perkembangan ekosistem belanja online di Indonesia terus menunjukkan dinamika yang menarik. Tidak lagi sebatas "klik dan bayar", konsumen digital di tanah air kini semakin cerdas, adaptif, dan menginginkan pengalaman berbelanja yang interaktif dan personal. Memasuki tahun 2025, lanskap e-commerce Indonesia diprediksi akan didominasi oleh tren video commerce dan strategi omnichannel yang lebih masif.

Prediksi ini bukan tanpa dasar. Data internal yang dirilis oleh SIRCLO, perusahaan penyedia solusi e-commerce terkemuka di Indonesia, menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024 terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada berbagai aspek transaksi digital, baik dari sisi volume transaksi maupun preferensi konsumen.

Transaksi e-Commerce 2024 Naik, FMCG dan Produk Kecantikan Paling Diminati

Menurut laporan SIRCLO, transaksi belanja online sepanjang tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 4,95 persen, dengan pertumbuhan jumlah konsumen mencapai 6,8 persen. Data ini sejalan dengan laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, yang memperkirakan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$90 miliar atau sekitar Rp1.430 triliun tahun ini. Dari jumlah tersebut, e-commerce dipastikan menjadi kontributor utama.

Tiga kategori produk yang mendominasi pilihan konsumen digital adalah barang kebutuhan harian atau fast-moving consumer goods (FMCG), produk kecantikan dan perawatan diri (beauty & personal care), serta produk ibu dan anak. Kategori FMCG mencatat lonjakan transaksi sebesar 90,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya, disusul produk kecantikan dengan pertumbuhan 62,07 persen, dan kategori ibu dan anak dengan peningkatan 35,52 persen.

"Kategori produk FMCG menjadi yang paling dicari, menunjukkan bahwa konsumen semakin mengandalkan platform digital untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari," ungkap Brian Marshal, Founder dan CEO SIRCLO.

Festival Belanja Tanggal Kembar Masih Diminati

Momen promo besar seperti festival belanja bertema tanggal kembar (10.10, 11.11, hingga 12.12) tetap menjadi andalan dalam meningkatkan transaksi. Dalam periode ini, terjadi lonjakan pembelian hingga 71 persen dari tahun ke tahun. Konsumen memanfaatkan promo besar seperti potongan harga, cashback, dan gratis ongkir sebagai alasan utama untuk berbelanja lebih banyak.

Pergeseran Jam Belanja: Siang Hari Jadi Waktu Favorit

Salah satu perubahan perilaku menarik lainnya adalah pergeseran waktu favorit untuk berbelanja. Bila sebelumnya masyarakat cenderung melakukan belanja daring di malam hari, kini waktu istirahat siang (sekitar pukul 12.00 WIB) dan selepas pulang kerja (sekitar pukul 19.00 WIB) menjadi momen yang paling banyak digunakan untuk transaksi. Hal ini tak lepas dari meningkatnya kenyamanan dan kemudahan belanja lewat perangkat mobile.

"Fleksibilitas belanja di era digital membuatnya menjadi aktivitas ringan yang bisa dilakukan kapan saja, termasuk saat rehat makan siang atau setelah jam kantor," jelas Brian Marshal.

Pembayaran Digital Mendominasi, COD Masih Bertahan

Dalam hal metode pembayaran, dompet digital atau e-wallet menjadi yang paling populer, digunakan dalam 34 persen transaksi. Disusul oleh virtual account transfer (10 persen) dan layanan paylater (8 persen). Namun demikian, metode pembayaran tunai di tempat atau cash on delivery (COD) tetap memiliki pangsa cukup besar, yakni 37 persen.

Kondisi ini menunjukkan bahwa walaupun pembayaran digital semakin dominan, sebagian masyarakat Indonesia masih nyaman dengan sistem pembayaran konvensional, terutama di wilayah dengan tingkat adopsi teknologi yang belum merata.

Tren 2025: Dominasi Video Commerce dan Strategi Omnichannel

Melihat perkembangan sepanjang 2024, SIRCLO memproyeksikan dua tren besar akan mendominasi e-commerce Indonesia di tahun 2025: video commerce dan strategi omnichannel.

Video commerce adalah metode penjualan yang mengandalkan konten video untuk mempromosikan produk, baik dalam bentuk live streaming, video pendek, maupun ulasan dari para kreator. TikTok menjadi salah satu platform yang menyumbang hampir separuh Gross Merchandise Value (GMV) dari segmen ini. Konten visual dianggap lebih mampu menarik perhatian konsumen dan menyampaikan informasi produk secara lebih menarik dan interaktif.

“Tren e-commerce 2025 membuka peluang inovasi besar. Konsumen tak cuma mencari kenyamanan, tapi juga pengalaman yang personal dan efisien,” tegas Brian Marshal.

Sementara itu, strategi omnichannel – yang mengintegrasikan pengalaman berbelanja online dan offline – juga dipandang sebagai kunci sukses memperluas pasar. Wilayah di luar Pulau Jawa mencatat pertumbuhan transaksi sebesar 80 persen dalam empat tahun terakhir. Namun, tantangan logistik dan distribusi di daerah-daerah tersebut masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera diatasi.

“Dengan pendekatan omnichannel, pelaku bisnis bisa menjangkau konsumen secara lebih luas dan relevan, terutama di wilayah-wilayah yang belum tersentuh secara maksimal oleh platform digital,” tambah Brian.

Inovasi Jadi Kunci, Pengalaman Personal Jadi Prioritas

Dari semua data dan proyeksi yang dirangkum, jelas bahwa masa depan e-commerce Indonesia sangat menjanjikan, namun sekaligus menantang. Kompetisi akan semakin ketat, dan preferensi konsumen akan terus berkembang. Kunci utama keberhasilan bagi pelaku usaha e-commerce adalah kemampuan berinovasi, membangun pengalaman belanja yang personal, dan memanfaatkan teknologi secara efektif.

"Ke depannya, merek dan pelaku bisnis harus lebih kreatif dalam mendesain strategi pemasaran dan distribusi. Video sebagai media pemasaran, serta model omnichannel, adalah dua komponen yang bisa menjadi diferensiasi utama," pungkas Brian Marshal.

Dengan kombinasi antara peningkatan infrastruktur digital, perubahan perilaku konsumen, dan kolaborasi berbagai pihak di industri, e-commerce Indonesia berpotensi tumbuh lebih pesat dan inklusif. Tahun 2025 bukan hanya soal transaksi, tapi tentang bagaimana setiap klik membawa nilai lebih bagi konsumen dan pelaku bisnis.

Terkini

Pemerintah Luncurkan Magang Fresh Graduate, Ini Targetnya

Selasa, 23 September 2025 | 15:16:15 WIB

Prabowo Hadiri KTT PBB, Dukung Solusi Dua Negara

Selasa, 23 September 2025 | 15:16:14 WIB

Rencana Kenaikan Gaji ASN Masih Belum Pasti Terlaksana

Selasa, 23 September 2025 | 15:16:14 WIB

Pemerintah Genjot Bansos, Rp 101 Triliun Tersalur

Selasa, 23 September 2025 | 15:16:11 WIB

Puan Maharani: DPR Butuh Kajian Soal IKN 2028

Selasa, 23 September 2025 | 15:16:06 WIB