Olahraga di Usia Paruh Baya Bisa Cegah Alzheimer: Peneliti Ungkap Manfaat Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Otak

Rabu, 07 Mei 2025 | 09:59:31 WIB
Olahraga di Usia Paruh Baya Bisa Cegah Alzheimer: Peneliti Ungkap Manfaat Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Otak

JAKARTA - Melakukan aktivitas fisik rutin di usia paruh baya kini mendapat sorotan besar setelah penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu melindungi otak dari penyakit Alzheimer. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Alzheimer’s & Dementia ini memberikan harapan baru bagi mereka yang berada di rentang usia 45 hingga 65 tahun untuk mengurangi risiko mengembangkan penyakit yang sering dikaitkan dengan penurunan daya ingat ini.

Peneliti utama dalam studi tersebut, Dr. Eider Arenaza-Urquijo, menjelaskan bahwa penelitian ini menyoroti hubungan antara olahraga dan penurunan kadar beta-amiloid di otak, sebuah zat yang diketahui menjadi penanda utama dari penyakit Alzheimer. Berdasarkan temuan ini, melakukan aktivitas fisik secara teratur di usia paruh baya dapat mengurangi penumpukan beta-amiloid di otak, yang diketahui berperan dalam memicu perkembangan Alzheimer.

Penumpukan Beta-Amiloid: Pemicu Utama Penyakit Alzheimer

Beta-amiloid adalah protein abnormal yang dapat mengendap di otak, membentuk plak, dan mengganggu komunikasi antar sel-sel otak. Plak ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama penyakit Alzheimer, yang berdampak pada kemampuan memori, pemikiran, dan perilaku. Semakin banyak beta-amiloid menumpuk di otak, semakin tinggi risiko seseorang terkena demensia atau Alzheimer di kemudian hari.

Dr. Arenaza-Urquijo mengungkapkan, “Akumulasi patologis beta-amiloid dianggap sebagai salah satu peristiwa paling awal dalam perkembangan penyakit Alzheimer. Proses ini dapat memicu proses neurodegeneratif yang akhirnya menyebabkan penurunan daya ingat dan demensia.”

Penelitian yang Melibatkan 337 Orang Paruh Baya

Penelitian ini melibatkan 337 orang dewasa berusia paruh baya yang merupakan bagian dari studi jangka panjang ALFA+. Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner mengenai aktivitas fisik mereka pada awal penelitian dan kemudian diikuti dengan pengisian kuesioner kembali setelah empat tahun. Kegiatan fisik yang dimaksud mencakup berbagai aktivitas seperti berjalan kaki, berolahraga secara rutin, berkebun, hingga bersepeda.

Setelah empat tahun, para peneliti menggunakan pemindaian otak untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan kesehatan otak, khususnya mengenai kadar beta-amiloid dan kondisi jaringan otak peserta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang meningkatkan aktivitas fisik mereka untuk memenuhi standar yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki kadar beta-amiloid yang lebih rendah di otak mereka serta kondisi jaringan otak yang lebih sehat.

Sebaliknya, peserta yang tetap tidak aktif atau malah mengurangi aktivitas fisiknya menunjukkan tanda-tanda penyusutan otak di area-area yang biasanya terkena dampak penyakit Alzheimer. Temuan ini sangat signifikan, karena menegaskan pentingnya menjaga gaya hidup aktif sejak usia paruh baya untuk menjaga kesehatan otak di masa tua.

Usia Paruh Baya: Masa Kritis untuk Mencegah Alzheimer

Menurut Dr. Arenaza-Urquijo, usia 45 hingga 65 tahun adalah periode yang sangat penting dalam pencegahan Alzheimer. Penelitian terbaru ini memperkuat fakta bahwa pada usia ini, proses penyakit Alzheimer mulai terakumulasi di otak, meskipun gejala klinis seperti pelupa atau kebingungan baru muncul di usia yang lebih lanjut.

“Usia paruh baya merupakan periode kritis saat patologi penyakit Alzheimer mulai terakumulasi di otak,” ujar Dr. Arenaza-Urquijo. “Selama dekade terakhir, penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan terkait Alzheimer dapat terjadi secara diam-diam hingga dua dekade sebelum gejala klinis apa pun muncul.”

Hal ini berarti bahwa pencegahan sejak usia paruh baya sangat penting, karena meskipun gejala Alzheimer baru terlihat beberapa dekade kemudian, proses penyakit ini sebenarnya sudah dimulai jauh lebih awal.

Olahraga dan Gaya Hidup Sehat untuk Kesehatan Otak

Studi ini semakin memperkuat temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan jantung atau berat badan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Aktivitas fisik yang rutin terbukti dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, hingga depresi. Dan kini, bukti yang semakin kuat menunjukkan bahwa olahraga juga bisa menurunkan risiko demensia, termasuk Alzheimer.

“Temuan ini memberi harapan bahwa perubahan gaya hidup, terutama meningkatkan aktivitas fisik, bisa menjadi salah satu strategi utama dalam mencegah Alzheimer,” kata Dr. Arenaza-Urquijo, menegaskan pentingnya olahraga dalam menjaga kesehatan otak.

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang dewasa melakukan aktivitas fisik dengan durasi minimal 150 hingga 300 menit per minggu. Aktivitas fisik ini bisa berupa jalan cepat, bersepeda, berenang, atau bahkan kegiatan rumah tangga seperti membersihkan rumah. Yang terpenting adalah tubuh bergerak secara teratur dan aktif.

Penelitian ini juga menunjukkan kabar baik bagi mereka yang mungkin belum terlalu aktif secara fisik. Peserta yang awalnya tidak aktif namun mulai meningkatkan aktivitas fisiknya selama empat tahun, menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal kesehatan otak dibandingkan mereka yang tetap tidak bergerak. Ini berarti, meskipun Anda baru mulai berolahraga di usia paruh baya, masih ada peluang untuk memperbaiki kondisi otak Anda dan mengurangi risiko Alzheimer.

Belum Terlambat untuk Memulai

Meningkatkan aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk kebugaran fisik, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang untuk kesehatan otak. Menjaga tubuh tetap aktif di usia paruh baya dapat membantu mencegah penumpukan zat berbahaya di otak, seperti beta-amiloid, dan menurunkan risiko Alzheimer di masa tua.

Para peneliti mendorong masyarakat untuk mulai menjaga gaya hidup aktif dan mengintegrasikan olahraga dalam rutinitas harian mereka. “Tidak ada kata terlambat untuk mulai bergerak,” tambah Dr. Arenaza-Urquijo. “Dengan rutin bergerak, kita bisa membantu mencegah penumpukan zat berbahaya di otak dan menurunkan risiko Alzheimer di masa tua.”

Olahraga sebagai Kunci Kesehatan Otak di Usia Paruh Baya

Temuan dari penelitian ini memberikan harapan baru bahwa olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kebugaran fisik, tetapi juga memiliki dampak besar pada kesehatan otak. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur di usia paruh baya, kita bisa mengurangi risiko Alzheimer dan demensia di masa depan. Oleh karena itu, menjaga gaya hidup aktif bukan hanya tentang menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga sebagai investasi penting untuk masa tua yang lebih sehat.

Seperti yang disampaikan Dr. Eider Arenaza-Urquijo, “Temuan ini memberi harapan bahwa perubahan gaya hidup, terutama meningkatkan aktivitas fisik, bisa menjadi salah satu strategi utama dalam mencegah Alzheimer.” Jadi, mulai sekarang, mari kita jaga tubuh tetap aktif demi kesehatan otak yang lebih baik di masa depan.

Terkini

14 Kebiasaan Buruk yang Mempercepat Penuaan Dini Tubuh

Senin, 22 September 2025 | 16:18:21 WIB

6 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium yang Perlu Diketahui

Senin, 22 September 2025 | 16:18:17 WIB

Tablet Redmi Pad 2 Pro: Layar 12,1 Inci dan Baterai Jumbo

Senin, 22 September 2025 | 16:18:15 WIB

Pesona Miyagi, Surga Alam dan Kuliner Otentik di Jepang

Senin, 22 September 2025 | 16:18:12 WIB