Pengaruh Stres Terhadap Kesehatan Kulit yang Perlu Diketahui

Rabu, 24 September 2025 | 11:04:49 WIB
Pengaruh Stres dan Lingkungan Terhadap Kesehatan Kulit yang Perlu Diketahui

JAKARTA - Banyak orang mengira masalah kulit hanya disebabkan oleh faktor luar seperti sinar matahari dan polusi. Namun, kenyataannya, kondisi psikologis juga berperan besar dalam menentukan kesehatan kulit.

Hal ini ditegaskan oleh dr. Widya Khairunnisa Sarkowi, MSc, dosen Fakultas Kedokteran IPB University, yang memaparkan hasil penelitian terbaru tentang hubungan antara stres dan kesehatan kulit.

Menurut dr. Widya, sebuah penelitian pada wanita berusia 18–34 tahun mengungkap fakta mengejutkan. Sebanyak 43,5 persen wanita muda yang mengalami stres menunjukkan masalah kulit kusam.

Bagaimana Stres Merusak Kulit?

Stres menyebabkan tubuh melepaskan hormon kortisol secara berlebihan. Kortisol ini memicu peradangan dan menurunkan aliran darah ke kulit. Selain itu, hormon ini merusak lapisan pelindung kulit yang dikenal sebagai skin barrier.

Akibatnya, kulit jadi kering, kusam, dan lebih rentan berjerawat. "Kortisol juga mempercepat kerusakan kolagen sehingga kulit lebih cepat keriput dan menua," jelas dr. Widya.

Tak hanya itu, hormon ini juga memicu produksi minyak berlebih dan pembentukan pigmen kulit yang tidak merata, sehingga kulit terlihat lebih gelap dan tidak sehat.

Lebih jauh lagi, hormon kortisol bisa meningkatkan radikal bebas dan menyebabkan kerusakan pada DNA sel kulit. Kondisi ini mempercepat munculnya tanda-tanda penuaan.

Kombinasi Stres dan Faktor Lingkungan yang Berbahaya

Kulit sehat bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tapi juga kondisi eksternal seperti paparan sinar ultraviolet (UV) dan polusi. Menurut dr. Widya, sinar UV merupakan penyebab utama penuaan dini, yang ditandai dengan munculnya flek, kulit kendur, dan keriput.

Polusi dan asap rokok juga ikut berperan memperburuk kondisi kulit. Mereka meningkatkan radikal bebas yang memicu pigmentasi dan membuat kulit tampak kusam.

“Ketika stres batin bertemu dengan paparan sinar matahari dan polusi, efeknya bisa saling memperparah,” ujarnya. Kulit pun akan terlihat jauh lebih kusam dan tanda penuaan muncul lebih cepat.

Risiko Stres Jangka Panjang untuk Kulit

Stres yang berlangsung lama atau kronis menjadi perhatian utama. Kortisol yang terus-menerus tinggi akan mempercepat kerusakan kolagen dan membuat kulit lebih sensitif terhadap berbagai faktor luar.

“Orang dengan stres kronis sering kali terlihat lebih cepat menua,” ungkap dr. Widya. Kulit yang mengalami stres jangka panjang pun rentan terhadap pigmentasi dan kehilangan elastisitas.

Oleh karena itu, memahami dampak stres pada kulit sangat penting agar bisa mengambil langkah pencegahan.

Perawatan Kulit dan Pengelolaan Stres: Kunci Kulit Sehat

Meski penggunaan produk skincare seperti sunblock, pelembap, dan antioksidan sangat dianjurkan untuk melindungi kulit dari bahaya lingkungan, hal ini tidak cukup tanpa pengelolaan stres.

Menurut dr. Widya, perawatan kulit harus dibarengi dengan pola hidup sehat yang dapat mengurangi stres. Tidur cukup, olahraga, serta praktik mindfulness seperti yoga dan meditasi menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan kulit.

“Gaya hidup sehat dan pola makan bergizi juga memegang peranan penting dalam menjaga kulit tetap sehat,” tambahnya.

Terkini