Bersin

Jangan Pernah Menahan Bersin, Ini Bahayanya!

Jangan Pernah Menahan Bersin, Ini Bahayanya!
Jangan Pernah Menahan Bersin, Ini Bahayanya!

JAKARTA - Bersin sering dianggap hal sepele, padahal sebenarnya ini adalah bentuk pertahanan alami tubuh terhadap ancaman dari luar. Proses ini sangat penting untuk menjaga saluran pernapasan tetap bersih dari debu, virus, dan zat pengganggu lainnya.

Namun, di berbagai situasi, tak sedikit orang yang merasa tidak nyaman untuk bersin, apalagi di tempat umum. Akibatnya, banyak yang memilih menahannya. Padahal, kebiasaan ini justru bisa membahayakan kesehatan.

Daripada menahan bersin demi sopan santun semata, penting untuk memahami bagaimana mekanisme bersin bekerja dan risiko apa saja yang mengintai jika refleks ini diabaikan.

Mengenal Proses Bersin dan Penyebab Umumnya

Bersin terjadi saat sistem saraf di rongga hidung mendeteksi benda asing yang dianggap mengganggu. Sinyal dikirim ke otak, lalu otak memberi perintah pada berbagai otot untuk bersiap mendorong benda tersebut keluar.

Otot-otot dada, perut, diafragma, tenggorokan, hingga kelopak mata bekerja sama dalam satu koordinasi yang sangat cepat. Itulah sebabnya, saat bersin, kita tidak bisa membuka mata secara sengaja.

Biasanya, sebelum bersin muncul rasa gatal di hidung dan tarikan napas dalam. Kemudian, udara dikeluarkan dengan kecepatan sangat tinggi—bisa mencapai 160 km/jam membawa serta ribuan kuman, virus, dan partikel asing.

Beberapa pemicu bersin yang umum antara lain:

Alergi, seperti debu, bulu hewan, serbuk sari, atau parfum.

Iritasi atau infeksi, misalnya flu, pilek, atau rhinitis.

Gas atau zat pedas, seperti uap cabai yang mengandung piperin.

Rangsangan wajah, seperti mencabut alis atau kumis.

Olahraga, karena perubahan aliran udara dan kelembapan di hidung.

Paparan cahaya matahari, orgasme, hingga stres juga bisa jadi pencetus.

Dengan kata lain, bersin adalah respons tubuh yang kompleks dan tidak bisa disepelekan.

Bahaya yang Mengintai Jika Sering Menahan Bersin

Meskipun terdengar ringan, menahan bersin dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, baik ringan maupun serius. Tekanan udara yang seharusnya keluar justru terjebak dalam rongga kepala, memicu komplikasi yang tidak diharapkan.

Berikut ini beberapa risiko utama dari kebiasaan menahan bersin:

1. Gangguan Pendengaran

Ketika bersin ditahan, tekanan udara meningkat di sekitar hidung dan telinga. Ini bisa memengaruhi tuba eustachius yang menghubungkan keduanya.

Akibatnya, bisa timbul rasa tidak nyaman atau bahkan gangguan pendengaran sementara. Pada kasus yang parah, gendang telinga bisa rusak dan memerlukan tindakan medis.

2. Infeksi

Bersin membantu tubuh mengeluarkan virus dan bakteri. Bila ditahan, mikroorganisme ini akan tetap berada dalam saluran hidung, berpotensi menyebabkan infeksi lokal.

Infeksi bahkan bisa menyebar ke telinga, menyebabkan komplikasi tambahan seperti otitis media atau infeksi telinga bagian tengah.

3. Cedera di Area Wajah

Tekanan udara yang tinggi dalam rongga kepala bisa membuat pembuluh darah kecil pecah. Efeknya bisa berupa mimisan, bintik merah di mata, atau bahkan darah keluar dari telinga.

Meski terdengar ekstrem, kasus seperti ini pernah dilaporkan, terutama ketika seseorang menahan bersin dengan keras dan tiba-tiba.

4. Cedera Diafragma

Diafragma adalah otot vital dalam proses bernapas. Meskipun jarang terjadi, menahan bersin dapat memicu cedera pada diafragma, menyebabkan rasa sakit dan gangguan pernapasan.

Bersamaan dengan itu, tekanan ekstrem juga bisa menyebabkan cedera tenggorokan, kesulitan menelan, hingga gangguan suara.

Dalam beberapa kasus langka, ada laporan pecahnya aneurisma otak atau tulang rusuk retak akibat menahan bersin terlalu keras. Ini jelas menunjukkan bahwa risiko tidak bisa dianggap ringan.

Cara Bersin yang Benar dan Tetap Sopan

Kekhawatiran soal etika bersin di tempat umum memang wajar, apalagi setelah pandemi COVID-19. Tapi, ada cara yang bisa dilakukan agar tetap aman dan tidak mengganggu orang sekitar.

Berikut etika bersin yang benar:

Gunakan tisu untuk menutup hidung dan mulut saat bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Jika tak ada tisu, bersinlah ke lipatan siku bagian dalam, bukan ke telapak tangan.

Setelah bersin, segera cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer.

Dengan langkah-langkah ini, bersin bisa dilakukan tanpa rasa bersalah, sekaligus menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.

Waspadai Gejala Lain yang Menyertai Bersin Berlebih

Meski bersin adalah hal wajar, ada kalanya ini menjadi tanda gangguan kesehatan tertentu. Terutama bila bersin terjadi terlalu sering atau disertai gejala lain seperti:

Sakit kepala

Demam

Nyeri telinga

Mimisan

Sesak napas

Jika gejala-gejala tersebut muncul, ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter. Pemeriksaan menyeluruh akan membantu menentukan penyebab bersin berlebih dan penanganan yang tepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index