OJK

OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025

OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025
OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025: Peningkatan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Indonesia

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025. Survei ini menunjukkan adanya perkembangan positif dalam indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat mencapai 66,46 persen, sementara indeks inklusi keuangan meningkat menjadi 80,51 persen. Kedua angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan hasil survei tahun sebelumnya.

Metode Penghitungan SNLIK 2025

Dalam penghitungan hasil survei, OJK dan BPS menggunakan dua metode utama yang memberikan gambaran lebih komprehensif mengenai perkembangan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

Metode Keberlanjutan: Metode ini mempertahankan cakupan sektor jasa keuangan yang sama seperti pada survei tahun lalu. Sektor-sektor yang dimaksud mencakup perbankan, pasar modal, asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pegadaian, lembaga keuangan mikro, fintech lending, serta penyelenggara sistem pembayaran.

Metode Cakupan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI): Metode ini memperluas cakupan sektor keuangan dengan menambah sektor-sektor lain seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, koperasi simpan pinjam, lembaga penyelenggara perdagangan aset kripto, PT Pos Indonesia, dan lembaga penjaminan lainnya.

Hasil dari kedua metode ini menunjukkan bahwa Indonesia mengalami perkembangan yang positif dalam literasi dan inklusi keuangan. Metode Keberlanjutan mencatatkan indeks literasi keuangan sebesar 66,46 persen dan inklusi keuangan 80,51 persen, sedangkan metode Cakupan DNKI menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 66,64 persen dan inklusi keuangan yang lebih tinggi, yaitu 92,74 persen.

Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah

Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan dalam literasi dan inklusi keuangan secara keseluruhan, sektor keuangan syariah masih menunjukkan angka yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor keuangan konvensional. Indeks literasi keuangan syariah tercatat sebesar 43,42 persen, sementara indeks inklusi keuangan syariah berada di angka 55,38 persen.

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Layanan Keuangan

Survei juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal. Ini mencerminkan peran penting sektor keuangan dalam mendorong inklusi keuangan yang lebih luas. Selain itu, semakin banyak masyarakat yang terbuka terhadap produk keuangan digital, yang semakin mempercepat proses inklusi keuangan di tanah air.

Berdasarkan hasil survei ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia semakin melek akan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Meskipun masih ada tantangan, terutama dalam sektor keuangan syariah, hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan dan upaya yang dilakukan oleh OJK dan lembaga terkait lainnya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sudah memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index