Jakarta

Polusi Udara Jakarta Jadi yang Terburuk Kedua di Dunia

Polusi Udara Jakarta Jadi yang Terburuk Kedua di Dunia
Polusi Udara Jakarta Jadi yang Terburuk Kedua di Dunia

JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta kembali menjadi perhatian serius pada Senin pagi. Data terbaru menunjukkan kondisi udara yang memburuk, terutama bagi kelompok sensitif yang berisiko terhadap kesehatan.

Berdasarkan pengukuran pada pukul 06.25 WIB dari situs pemantau kualitas udara global, Jakarta masuk dalam kategori udara tidak sehat dengan indeks 160. Angka ini menunjukkan adanya konsentrasi partikel halus PM 2,5 sebesar 68 mikrogram per meter kubik.

PM 2,5 adalah partikel kecil berukuran 2,5 mikron yang mampu menembus saluran pernapasan dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Angka ini bahkan 13,6 kali lebih tinggi dari batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Peringatan untuk Kelompok Sensitif dan Masyarakat Umum

Dalam situasi kualitas udara yang menurun seperti ini, sangat dianjurkan bagi kelompok sensitif, seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan, untuk membatasi aktivitas di luar ruangan.

Situs pemantau tersebut juga merekomendasikan penggunaan masker bagi kelompok ini demi mengurangi paparan partikel berbahaya. Tidak hanya itu, masyarakat umum yang tetap harus beraktivitas di luar juga disarankan memakai masker sebagai langkah pencegahan.

Kondisi ini tentu menjadi sinyal bagi semua pihak untuk lebih waspada dan menjaga kesehatan diri di tengah polusi udara yang meningkat.

Perbandingan Kualitas Udara di Jakarta dan Kota Lain Dunia

Jakarta menduduki posisi kedua kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kota Kinshasa di Kongo memegang peringkat pertama dengan indeks 163. Angka ini menegaskan bahwa polusi udara menjadi masalah global yang juga dihadapi oleh ibu kota Indonesia.

Meski demikian, data resmi dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui laman udara.jakarta.go.id menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda. Dari 111 titik stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) yang tersebar di Jakarta, hanya satu lokasi yang menunjukkan kategori tidak sehat, yakni di Tegal Alur dengan indeks 130.

Sementara itu, rata-rata kualitas udara di wilayah Jakarta pada hari yang sama masih masuk dalam kategori baik hingga sedang. Hal ini menunjukkan adanya variasi kondisi udara di berbagai kawasan ibu kota.

Dampak Polusi Udara dan Langkah Mitigasi

Polusi udara yang tinggi, khususnya konsentrasi PM 2,5, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi mata, gangguan pernapasan hingga penyakit kronis seperti asma dan penyakit jantung.

Selain risiko kesehatan langsung, kualitas udara yang buruk juga menurunkan kualitas hidup masyarakat dan dapat berdampak pada produktivitas kerja serta aktivitas sehari-hari.

Untuk itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mengurangi sumber polusi udara. Pengurangan kendaraan bermotor, pengelolaan limbah yang baik, serta penghijauan kota menjadi beberapa langkah yang perlu diperkuat.

Masyarakat juga dapat membantu dengan membatasi aktivitas yang dapat meningkatkan polusi, seperti membakar sampah atau menggunakan kendaraan pribadi secara berlebihan.

Kondisi udara Jakarta yang saat ini masuk kategori tidak sehat menjadi pengingat nyata bagi kita semua untuk terus waspada dan menjaga lingkungan. Kesadaran kolektif akan pentingnya kualitas udara yang bersih menjadi kunci menuju kota yang lebih sehat dan nyaman untuk dihuni.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index